[9] Iridescent - E-Jazzy

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul: Iridescent

Wattpad ID: E-Jazzy

Genre: Paranormal + Mystery, Dark Humour

Jumlah Part: 30

Status: Tamat

Last Update: -

Blurb:
     Danta berusia 75 tahun ini, dan satu-satunya jalan-jalan keluar rumah yang bisa pria tua itu dapatkan hanyalah melayat pemakaman kawan-kawan lamanya. Lelah menyaksikan orang-orang di sekitarnya dicomot satu per satu oleh Maut, Danta memutuskan untuk menemui sendiri sang Pencipta.

     Tepat saat pria tua akan melompat dari atas jembatan, seorang anak remaja menghentikannya.

     Grey, si anak remaja, mengisahkan sebuah cerita lawas yang akan mengubah pandangan si kakek tua.

* * *

- A Spin-Off Story of Indigenous
- Grey's Point of View

[Pemenang Wattys 2020 Kategori "Paranormal"]

[Completed Chapter]

Hasil Review:

1) Premis
     Tentang Grey remaja yang menjadi ruh gentayangan karena raganya diambil oleh Jerau dan berusaha merebutnya kembali, namun sebelum itu akan dihadapkan dua pilihan yang bisa mengubah takdir, salah satunya bisa mengembalikan Kakaknya yang lenyap.

2) Karakterisasi/Penokohan
     Sangat mengesankan. Idiosinkrasi tiap tokoh sukses dikreasikan oleh penulis dengan apik.

     Tokoh yang memiliki karakterisasi paling kuat tentu saja sang Tokoh Utama, Grey. Pola pikir yang unik juga sikapnya yang misterius dan sarkastis sukses membuatku tertarik untuk mengenalnya lebih lanjut sejak bab pertama. Perkembangan (perubahan) karakternya sangat mulus, yang awalnya selalu tenang dalam menghadapi situasi bisa menjadi panik sedemikian rupa, tentu dengan alasan yang masuk akal—bayangkan kau tiba-tiba berubah menjadi hantu, pasti kalang kabut, bukan?

     Karakter kedua adalah Olive. Gadis yang naksir Grey, juga awalnya malu-malu, dan akhirnya memberikanku second-hand embarrassment saking ajaibnya kata-kata yang terlontar dari tokoh memikat ini. Ceria dan cerdik, tapi manipulatif. Egois, namun pengertian. Saya sangat suka ketika ia tidak ragu mengekspresikan pemikiran dan perasaannya—hal yang kita jarang temui di dunia nyata.

     Untuk karakter lain juga tidak kalah kerennya. Seperti Wilis si Setia Kawan, Kinantan si Jutek, Annemie si Imut, dan Navy yang ingin kutabok terus kubuang ke black hole—agar entitasnya lebur jadi atom!

     Adapula tokoh-tokoh lain dari buku pertama, Indigenous. Walaupun demikian, penulis tetap memberikan kilas balik serta penjelasan yang tentunya tidak akan membuat kita bingung meskipun ada tokoh Abu yang masih membuatku penasaran—iya, aku belum selesai baca buku pertama dan rasanya menyesal juga, tapi mau gimana lagi karena dapat tugas review buku ini, heu.

     Oh, satu lagi. Terkadang aku berpikir kalau para tokoh bersikap tidak sesuai dengan usia mereka—maksudku terlalu dewasa. Mungkin karena keadaan? Grey aku bisa paham, tapi untuk Olive agak ragu juga. Ah, mungkin karena dia unik sekali.

3) Alur dan Plot
     Bagi kalian yang tertarik baca cerita ini, kusarankan untuk membaca HABIS cerita pertama. Jangan menjadi korban spoiler sepertiku, kujamin kau akan meratapinya.

     Oke, lanjut.

     Alur yang digunakan adalah alur campuran, dengan beberapa flashback yang ditandai oleh tahun judul di setiap bab tersebut. Kutemukan banyak yang bingung, padahal sudah jelas tertera waktunya di sana, lho. Tapi, memang jika kalian terlalu asyik membaca, kalian tidak akan sadar judul dan mengalami permasalahan tadi—jujur, aku juga mengalaminya sekali. Perpindahan waktu apalagi di bab awal memang tidak terlalu mengalir, namun saat menuju akhir, penulis sudah memberikan transisi cantik yang pastinya tidak akan memusingkan sama sekali.

     Untuk plotnya tidak kalah keren dan kompleks, tapi mudah dipahami. Misteri dikupas dengan perlahan namun pasti. Semua sangat jelas, lalu porsinya pas. Banyak twist yang akan menanti.

     Tapi, yang mengganjalku dari semuanya mungkin ketika Grey dan Wilis pergi ke rumah Jerau terakhir kali. Di sana Grey punya banyak waktu untuk menjelaskan tujuannya, hanya butuh satu kalimat. Namun, dia tidak mengatakannya sama sekali. Bagaimana, ya. Mungkin penulis ingin memusingkan pembaca, mengalihkannya dari twist yang akan datang, dan menaikan tensi. Tapi, kurasa kalau Grey memang tidak bisa melanjutkan penjelasannya lebih make sense—seperti di tengah jalan dia diculik Jerau, jadi dia tidak bisa mengatakan apa-apa dan Wilis malah resah dengan kesimpulannya sendiri.

4) Sudut Pandang
     Sudut pandang orang pertama (POV1)—Grey, sangat cocok untuk aliran ini karena banyak eksplorasi pikiran dan perasaan yang membuat kita empati. Penulis juga sangat ahli menggunakannya, jangan diragukan lagi.

5) Diksi/Gaya Bahasa
     Hal yang paling kusukai dari buku ini adalah diksinya. Ekspresif dan kaya sekali. Antara teknik show dan tell sudah seimbang, tapi seringkali saya merasa greget karena beberapa kali di bagian yang seharusnya intens justru diberikan deskripsi panjang, jadilah pace-nya terasa lambat.

     Penulis juga SANGAT berhasil membuat saya takut karena deskripsi tentang paranormalnya realistis. Maksudku bukan untuk konsep dunia paralelnya, namun bagaimana mereka menganggu kita. Apalagi saya bacanya saat malam.

6) EBI
     Sudah tidak perlu dibahas. Hanya beberapa saltik, selebihnya sudah chef kiss.

7) Kelebihan dan Kekurangan
     Cerita ini sangat cocok bagi kalian yang butuh bacaan 'horor', namun takut jika konsepnya terlalu ekstrem. Disertai humor, science nyelip, narasi kece, dan pembawaan yang asyik, dijamin betah walau kadang harus merasa bulu tengkuk kalian berdiri.

     Awalnya mungkin kalian akan pusing, apalagi jika belum membaca buku pertama dan merasa saat tertentu pace-nya lambat sampai kalian gigit jari, tapi semakin jauh semua itu akan terobati. Harap maklumkan penulisnya yang marathon waktu itu.

     Oh, jangan lupa dengan nasib tokoh berinisial Hijau. Twist tentang dia di akhir membuat hati mencelus seketika. Entah kenapa itu terasa dipaksakan atau memang dibutuhkan untuk plot, ya?—untuk di buku ketiga, misal. Pembahasan setelahnya tidak terlalu tampak. Bagian akhir novel juga seolah buru-buru tamat.

     Mungkin iya, mungkin tidak.

     Tapi, yang jelas, saya ....

8) Kesan dan Pesan
     Sangat menyenangkan! Buku yang rela saya baca beberapa kali jika punya waktu luang lagi. Terima kasih telah menulis masterpiece ini! Selain mempelajari derita anak-anak indigo, ada amanat lain yang sangat menohok juga.

     Sekali lagi kuingatkan, kudu baca buku pertama dulu!

     Sudah.
     Hehe.

     Sekian dan terima kasih lagi!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro