16 | First Kiss

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sejak hari dimana kalian belajar bersama, Sehun mengantar jemput kamu dari sekolah. Kemarin, ujian akhir juga baru selesai, merayakan kebebasan bersama Jessica dan Jaemi seharian. Sehun mengijinkanmu kok...

Kau tidak berniat untuk kemana - mana, memang kau bisa melakukan world tour. Tapi, kau sungguh malas. Kau ingin fokus untuk ujian masuk kampus favorit.

TING TONGG

"Tunggu," katamu dan membuka pintu apartemen, kau baru saja ingin membuka buku untuk tambahan pengetahuan masuk kampus.

"Oppa," panggilmu dan menyuruh Sehun masuk kedalam apartemen. Sehun duduk diruang keluarga sedangkan kamu menuju ke dapur, berniat membuatkan segelas minuman untuk Sehun.

"Apa denyut dikepalamu masih menghantuimu, baby?" tanya Sehun. Kau menggeleng.

"Tidak lagi. Aku hanya penasaran dengan laki - laki serta perempuan yang selalu muncul belakangan ini jika aku mengalami denyut kepala, oppa." katamu.

"Kau akan tahu siapa mereka nanti, baby" kata Sehun dan menyandarkan kepalamu dibahunya.

"Oppa, kau tidak ada job hari ini?"

"Tidak ada, aku free maka dari itu, aku menuju kemari. Menghabiskan waktu berhargaku dengan babyku ini." kata Sehun dan mengelus surai rambutmu.

"Oppa selalu mengelus rambutku." katamu.

"Biarin. Rambutmu halus, baby. Oppa menyukainya." kata Sehun sambil tetap mengelus surai rambutmu.

"Baby, mau ke Vancouver?" tanya Sehun padamu.

"Aku sih boleh saja, oppa. Aku hanyalah murid yang baru lulus dari SMA. Oppa berbeda oppa adalah artis yang memiki banyak pekerjaan, mulai menjadi, model, penyanyi, dan aktor." katamu dan memeluk Sehun dari samping.

"Oppa meminta cuti beberapa hari kedepan, baby."

"Oppa yakin akan pergi ke Vancouver?" tanyamu. Sehun mengangguk dengan pasti. "Kita akan pergi, malam ini juga. Oppa ingin melihat kota yang pernah oppa tinggal." kata Sehun.

"Apa?!! Itu terlalu cepat, aku bahkan belum packing." katamu dan melepaskan pelukanmu pada tubuh proporsional milik Sehun.

Sehun hanya tersenyum misterius.

_I.H.U_

"Oppa, untuk apa kita kemari? Bajuku diapartemen saja, masih banyak." katamu yang mengalungkan tanganmu pada lengan Sehun.

"Tidak apa - apa, baby. Ah, jangan pernah memanggil namaku, ne. Panggil oppa saja." kata Sehun yang telah memakai topi hitam dan masker hitam.

"Baiklah, ayo, jalan." katamu dan berbelanja baju, dimana semua barang belanjaanmu Sehun yang membawanya, kau hanya mengambil satu paper bag, itupun semua makanan ringan.

"Oppa, ini sudah jam 3 sore, oppa belum membeli tiketnya bukan?" tanyamu.

"Oppa sudah membelinya, baby. Tenanglah, kita akan terbang malam ini juga. Jangan khawatir." 

"Aku harus packing, antar aku ke apartemen, dan jam 5 sore nanti, oppa harus menjemputku." katamu. Sehun hanya mengangguk.

"Terima kasih tumpangannya, oppa" katamu dan hendak membuka pintu mobil.

SRET

"Ada a...." katamu yang terpotong, karna, Sehun kisses you, right in your lips. Kau hanya diam, Sehun hanya menempel bibirnya pada bibirmu saja.

"Oppa," katamu setelah ciuman itu berakhir.

"Gomawo, baby. Segeralah packing, oppa akan kembali." kata Sehun, kau menutup pintu mobil lalu menuju ke apartemenmu sendiri, setelah melihat mobil Sehun menghilang dari pandanganmu.

'Oh My God! My First Kiss' batinmu sambil meraba bibirmu.

Bekas bibir Sehun masih melekat dengan baik diingatanmu. Kau merona dengan hebat, beruntung, tidak ada orang yang melaluimu, kalau tidak, kau pasti dicap orang gila.

"KYA!!!" Jeritmu ketika sudah menutup pintu apartemen, entah mengapa, kau tidak bisa menghilangkan adegan ciuman tadi. Kau bahagia dengan alasan tak jelas.

"Ah! Majja! Packing!" katamu berusaha melupakan sejenak adegan ciuman itu. Kau menarik kopermu dan memasukkan semua baju baru kedalamnya. Sedangkan, kau mengambil bagpack yang lebih kecil, mengisinya dengan sebuah buku novel dan beberapa alat make - up seperti bedak baby, lotion dan lainnya, tak lupa, makanan ringan, dan permen karet.

"Sehun oppa!!" pekikmu, terselip rasa senang disana. Segera saja, kau membuka pintu. Namun, sepertinya dewi fortuna tidak mengabulkan permintaanmu. Karna, didepanmu sudah ada Jessica dan Jaemi.

"Oh, kalian? Ayo masuk." katamu. Jessica dan Jaemi masuk, melihat sekitar apartemenmu.

"Kau mau kemana, babe?" tanya Jessica yang melihat sebuah koper pink terletak dengan baik disamping sofa. Kau sedikit terkejut.

"Aku mau ke Vancouver, Sica." katamu. Jaemi mencari makanan didapur, beruntung, ia mendapatkannya, makanan ringan yang baru saja kau beli bersama Sehun.

"Dengan siapa?" tanya Jessica lagi.

"Dengan Sehun oppa." katamu dengan jujur. Kau tidak ingin berbohong pada sahabatmu, sekalipun itu Sehun.

"Dengan Sehun? Aku mau ikut." kata Jaemi tiba - tiba, ia memelukmu dari belakang, bersikap manja padamu, yang tidak menolak perlakuan itu. Jessica tampak tidak ingin ikut, ia bukanlah fans Sehun, wajar jika ia tidak ingin ikut.

"Aku tidak tahu. Kau tanya saja padanya nanti." katamu. Jaemi duduk disofa dengan baik, bak seperti anak penurut.

Kalian bercengkrama topik random. Random talk sebenarnya.

"Sebentar," katamu dan membuka pintu, tampaklah Sehun dimatamu. Kau mempersilahkan Sehun masuk setelah kau berbisik padanya, "Oppa, sahabatku ada didalam, jangan macam - macam, ne."

"Sehun oppa!!!" pekik Jaemi. Jessica hanya memandang Sehun dengan tatapan datar.

"Eoh? Annyeong" kata Sehun yang mencoba bersikap ramah pada Jaemi serta Jessica.

"Oppa, aku dengar dari (Your name), bahwa oppa dan dia akan Vancouver. Boleh aku ikut?" tanya Jaemi pada Sehun, Sehun tampak gelagapan, ia mencoba bersikap netral.

"Maaf. Tapi, sepertinya kau sudah tahu bahwa aku dan (Your name) memiliki hubungan, kami memerlukan privasi. Kuharap kau tidak tersinggung." jawab Sehun.

"Oh, baiklah, Sica, ayo kita pergi, aku mendadak ingin ice cream" kata Jaemi dan menarik Jessica yang tenang-tenang duduk. Pamit keluar padamu dan Sehun.

BLAM!

"Kau mengatakan ke Vancouver, eoh?" tanya Sehun sambil menatapmu tajam. Kau mendadak takut.

"Oppa, Jaemi bertanya begitu padaku, sebagai sahabat yang baik, aku tidak boleh berbohong, dan, ya, aku menjawab dengan jujur." katamu. Sehun hanya menhela nafas kasar.

GREP

"Hiks... Hiks... Jangan marah, oppa." kataku setelah kau terisak. Entah mengapa, kau takut Sehun marah padamu, kau memeluknya dengan erat.

PUK

PUK

"Uljima, baby girl. Jangan menangis lagi, Sehun oppa tidak menyukai babynya nangis." kata Sehun menepuk punggungmu lembut.

"Cha! Ayo, kita ke Vancouver, kita akan berlibur disana" kata Sehun sambil menghapus air mata yang keluar dari matamu, Kau hanya mengangguk dan menarik kopermu.

"Biar oppa yang membawanya, baby. Kau tidak membawa makananmu, kalau tidak muat, letakkan saja ditas oppa," kata Sehun. Kau mengambil beberapa makanan ringan dan meletakkannya ditas Sehun.

::: AN :::

# Yang dibawa jalan" ke Vancouver... ikut dongggg😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro