第六章 Bab 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Now playing: The Distance of Love 以后别做朋友 by Eric Zhou

Yun Xiang dan Liu Nian terperanjat begitu mendengar bantahan Chen Ai yang agak berlebihan itu.

Bukan teman bilang saja 'bukan'. Kenapa harus pakai nada tinggi? pikir Yun Xiang bingung.

Yun Xiang segera menarik Chen Ai supaya kembali duduk dengan tenang, lalu semua orang di ruang tamu itu ikut duduk. Yun Xiang pikir, suasananya sudah mambaik sekarang.

"Halo, Tuan Zhao. Perkenalkan, kami tim public relation dari perusahaan brand BeLook. Tujuan kami ke sini adalah untuk membahas bersama pembuatan website baru bagi perusahaan kami, karena akhir-akhir ini website kami terserang bug yang sangat parah dan sering menimbulkan kesalahan saat pembelian online. Masalah ini sepertinya Anda sudah tahu dari Bos Yao," tutur Yun Xiang lancar.

"Ya. Aku sudah mengetahuinya," sahut Zhao Nan santai.

"Baguslah kalau begitu," ujar Liu Nian, "jadi, sebelum mulai mendiskusikan tentang pembuatan website baru, ada baiknya Tuan Zhao mengetahui konsep dan prinsip perusahaan kami sehingga nantinya Anda bisa membayangkan tampilan front-end yang menggambarkan citra kami."

Zhao Nan mengangguk beberapa kali. "Iya, ini sangat penting. Namun, memandang aku dan Chen Ai adalah teman lama, kurasa hari ini kalian tidak perlu repot-repot-"

"Siapa teman lamamu? Aku dan kau pada dasarnya tidak berteman," tukas Chen Ai tajam. Wanita itu mendengkus sambil memutar bola mata.

Iya, iya. Tidak berteman. Aku percaya, kok. Tapi tolong jangan marah-marah di sini, keluh Yun Xiang dalam hati.

Yun Xiang memperhatikan wajah Chen Ai yang terlihat sebal, kemudian menepuk punggung wanita itu pelan untuk menenangkan hatinya. "Sudah, sudah."

Yun Xiang mengembuskan napas berat, lalu menyambung pembicaraan dengan Zhao Nan. "Aku tidak tahu sebenarnya Tuan Zhao dengan temanku pernah berteman atau tidak. Namun, setidaknya Anda harus membiarkan kami bekerja secara profesional sebagai tim public relation."

Zhao Nan menaikkan kedua alisnya dan memandang Chen Ai yang sedang menggigit bibir. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Chen Ai. Padahal, seingatnya mereka berdua berteman baik saat SMA. Namun, akhirnya Zhao Nan menyetujui Yun Xiang saja. "Kalau begitu, silakan melanjutkan."

"Terima kasih, Tuan Zhao," ucap Yun Xiang. Ia pun memulai perkenalan perusahaan yang sudah diingatnya di luar kepala. "BeLook adalah sebuah brand yang mengusung visi menciptakan kehidupan yang lebih cantik dan elegan. Perusahaan kami pertama kali dibuka tahun 2012 di Shanghai oleh Nyonya Chen Liang. Gedung BeLook saat pertama kali masih sama dengan gedung yang dipakai saat ini, di mana lantai satu sampai tiga adalah mal, sementara lantai empat sampai delapan adalah kantor. Ada tiga divisi besar di BeLook, yaitu fashion, make-up, dan perhiasan perak. Masing-masing divisi berusaha konsisten membuat tema baru yang berbeda setiap musim dan ...."

Yun Xiang dan Liu Nian berbicara bergantian memberikan penjelasan tentang BeLook. Sesekali, mereka membuat candaan-candaan ringan untuk menetralkan suasana-sesuatu yang mahir dilakukan oleh orang-orang public relation. Namun, Chen Ai sendiri tidak banyak bicara dan hanya mengangguk atau memberi tanggapan singkat atas tuturan-tuturan temannya.

Chen Ai membenci situasi di mana Zhao Nan terlihat santai sementara ia merasa terpojok di ruangan itu. Ketidakadilan macam apa ini? Sembilan tahun lalu, pihak yang bersalah adalah Zhao Nan. Tapi mengapa sekarang Chen Ai terlihat seolah-olah memiliki dosa besar di sini? Chen Ai tadinya bertekad ia setidaknya harus menunjukkan profesionalitas ketika ia tiba di kantor ini, entah siapa pun yang akan ditemuinya. Namun, sekarang mulutnya seperti terkunci dan suasana hatinya tidak mendukung untuk banyak bicara.

Beberapa lama kemudian, Yun Xiang dan Liu Nian terlihat masih bertahan dalam obrolan yang menyenangkan dengan Zhao Nan dan asistennya, Zhang Huan. Mereka bahkan hampir membahas hal-hal mengenai tampilan website. Namun, ternyata waktu yang dijanjikan sudah hampir habis. Jadi, setelah Zhao Nan menandatangani kontrak kerjasama dengan BeLook, Yun Xiang dan Liu Nian langsung berpamitan untuk pulang.

Chen Ai segera membereskan mapnya bangkit dari sofa. Ia berpikir ia sudah bebas sekarang. Wanita itu pun berjalan mengikuti Yun Xiang dan Liu Nian ke luar ruangan. Namun, ketika ia hampir melewati sofa Zhao Nan, tiba-tiba pria itu mengulurkan tangan untuk mencegahnya.

"Tahun-tahun ini ada apa? Kau baik-baik saja?"

Chen Ai melihat ketulusan di mata Zhao Nan ketika menanyakan hal itu. Ia semakin membenci kondisi ini. Bagaimana ia masih bisa menatapku dengan pandangan seperti itu? rintih Chen Ai dalam hati.

Chen Ai segera memalingkan wajah dan menyingkirkan tangan Zhao Nan. Namun, pria itu menunjukkan gerakan lain lagi. Chen Ai tidak tahu pasti apa yang ingin dilakukan pria itu, tetapi yang pasti gerakan Zhao Nan menyenggol map-map yang dibawanya hingga benda itu tercecer di lantai.

Kau bisa tidak tetap diam di tempatmu? Tolong jangan banyak tingkah! Hatinya geram. Namun, Chen Ai memutuskan untuk tidak mengatakan hal itu. Ketika Zhao Nan hendak menunduk untuk membantunya membereskan kertas yang jatuh, Chen Ai hanya berkata lirih, "Kau menyingkirlah."

***

Chen Ai berjalan cepat keluar dari ruangan pengap di ujung lantai satu itu menuju ke lobi. Ia berniat membuka handphone sebentar untuk menelepon Luo Wang. Namun, ketika ia menoleh ke arah pintu luar, ternyata mobil pria itu sudah terparkir manis di depan lobi PickUs. Jadi, Chen Ai segera mempercepat langkah menuju mobil Luo Wang tanpa menoleh ke belakang lagi.

Setelah masuk ke mobil Luo Wang, Chen Ai segera memasang sabuk pengamannya dan tetap tidak mengatakan apa pun. Luo Wang bertanya heran, "Semuanya baik-baik saja?"

"Hm."

Tapi ekspresi wajahmu tidak mengatakan hal yang sama, pikir Luo Wang. Pria itu pun memutuskan untuk diam karena sepertinya Chen Ai tidak berminat menjawab apa pun.

Sementara itu, Chen Ai berputar-putar dalam labirin pikirannya sendiri. Inikah yang disebut 'memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda'? Dulu, Chen Ai pikir ia sudah benar-benar memaafkan Zhao Nan. Karena ia tahu bahwa membenci terlalu lama hanya akan merugikan diri sendiri dan membuat hatinya semakin membusuk. Chen Ai masih memiliki kejiwaan yang sehat, jadi tentu saja ia tidak berharap hal itu terjadi. Ia pun perlahan-lahan memperbaiki diri dan fokus pada hal-hal positif lain. Selama bertahun-tahun, Chen Ai sudah membuang kenangan pahit di masa SMA itu dari benaknya. Namun, begitu ia bertemu dengan Zhao Nan hari ini, Chen Ai tahu bahwa ia belum sepenuhnya memaafkan pria itu. Ia hanya menyingkirkan kenangan itu sementara dari benaknya, tetapi rasa sakit di hatinya belum tersembuhkan.

"Luo Wang, jika sembilan tahun yang lalu kau pernah menolak seorang gadis yang menyukaimu secara terang-terangan, apakah kau mungkin akan mengingatnya?"

Luo Wang berpikir sejenak. "Mengingat orangnya atau mengingat kejadiannya?"

"Mengingat kejadiannya."

"Ehm ... posisinya aku juga menyukai gadis itu atau tidak?"

"Kau menolaknya terang-terangan, tentu saja kau tidak suka!" terang Chen Ai kesal.

Luo Wang membelalakkan mata kaget. Biasanya Chen Ai tidak berbicara penuh emosi seperti itu. "Yah, barangkali saat itu kondisinya aku hanya gengsi," jawab Luo Wang sabar, "tapi sepertinya kalau aku tidak menyukai gadis itu dan aku menolaknya, sepertinya aku tidak akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang perlu diingat. Itu hanya seperti sebuah reaksi otomatis. Para pria biasanya tidak akan mengingat hal-hal seperti itu, apalagi kejadiannya sudah berlalu sembilan tahun. Kalau orangnya narsis, mungkin ceritanya akan beda lagi. Tapi itu tidak termasuk dalam kategori umum."

Chen Ai merasa hatinya diinjak-injak saat itu juga. Zhao Nan bahkan sudah melupakannya. Mengapa aku sendiri masih tersiksa dalam kebencian itu?

Footnote:

Front-end= bagian depan website yang diakses oleh user. Meliputi apa yang terlihat ketika user membuka website, mulai dari warna, font, menu dropdown, slider, dan lain-lain.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro