[27] Pengakuan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai Dear, cuma ingetin, jangan lupa vote dulu ya. Terima kasih 😙

💖||💖


Malam itu di rumah sakit, suasana lorong pucat itu tampak sepi. Tak seperti biasanya.

Jake masih di sana. Duduk manis di samping tubuh Summer yang tertidur pulas.

Ia dan Nyonya Yoon tengah bergantian jaga. Di saat Nyonya Yoon tengah mengawasi kondisi Winter mulai membaik, ia kebagian jatah untuk menemani Summer. Meski agak keberatan harus berjauhan dengan Winter, tentu Jake tak bisa menolak. Terlebih saat ini Nyonya Yoon dan Winter baru saja berdamai. Keduanya membutuhkan waktu lebih untuk berdua.

Gerakan kecil di tangan Summer, membuat Jake terenyak dari lamuannnya. Sontak ia menegakkan duduknya, saat kedua mata sembab yang tengah terpejam itu mengerjap perlahan.

"Summer-ah, apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Jake khawatir. Membantu gadis pesakitan itu untuk duduk.

Gadis itu tersenyum, saat menyadari keberadaan Jake yang diam-diam ia rindukan. "Tidak. Aku hanya lelah tidur terlalu lama," ujarnya.

Selepas pertengkarannya dengan sang ibu, Summer lebih memilih untuk tidur. Kepalanya terasa begitu sakit saat kembali memikirkan kejadian itu. Pandangannya menyapu ke sekeliling. "Di mana eomma?"

Mendengar hal itu, wajah Jake berubah antusias. Ia sudah tak sabar untuk menceritakan kabar baik itu pada Summer. Soal hancurnya dinding beton yang menghalangi hubungan antara ibu dan anak yang sudah terlalu lama tak berdamai.

"Ada apa dengan raut wajahmu, Oppa?!" Kening Summer mengernyit bingung. Menelisik lebih jauh lewat tatapan berbinar manik kecokelatan Jake yang begitu indah memikat manik hitamnya. Namun, ia tak bisa membaca pikiran laki-laki itu. Ia menyerah. "Waegeuraesseoyo, Oppa? Kau membuatku penasaran setengah mati!" rutuknya kesal.

"Summer-ah, Ahjumma dan Winter akhirnya berdamai!" serunya antusias. Menjeda sebentar kalimatnya untuk menunggu reaksi Summer yang luar biasa bahagia. "Tadi Ahjumma menjenguk Winter. Ajaibnya, ia langsung sadar dari komanya. Bukankah itu luar biasa?!" sambungnya lebih bersemangat.

Tiba-tiba raut wajah Summer berubah muram. Mengganggu kehebohan yang Jake ciptakan. "Ya! Kau tak senang?"

Summer menggeleng pelan. "Aniyeyo, Oppa. Aku hanya merasa lega dan juga sedih. Setidaknya, mereka berdua bisa saling menguatkan saat aku pergi menyusul appa. Bukankah itu berita bagus?" Summer menyunggingkan senyumnya yang tetlihat pahit. Dalam hati ia merasa takut, karena tak akan bisa menghabiskan banyak waktu saat kakak dan ibunya sudah kembali berdamai. Ia takut kehabisan waktu untuk berkumpul menjadi keluarga yang utuh, meski tanpa kehadiran sang ayah.

"Ya, uljima!" seru Jake. Mengusap buliran air mata yang tiba-tiba menetes dari kedua mata Summer. "Jangan bicara seperti itu. Aku yakin dokter akan menemukan donor yang tepat untukmu. Kau masih memiliki kesempatan untuk hidup. Jangan pesimis."

Pandangan Summer yang tertunduk, perlahan mulai naik. Menatap sendu manik kecoklatan itu lekat. "Ada satu hal yang ingin aku katakan padamu sebelum aku mati," ujarnya. Kalimatnya terdengar serius. Namun berhenti tiba-tiba karena tenggorokannya terasa kering.

"Jangan bicara omong kosong, Summer-ah—,"

"Dengar aku dulu, Oppa!" sergah Summer cepat. "Jangan berkomentar apa pun, sebelum aku selesai!" omelnya kesal. Jake hanya terkekeh geli dengan ulah pemilik wajah serupa dengan kekasihnya. Andai saja Winter seperti ini. Ia tak akan pernah bisa membayangkan betapa bahagia hidupnya melihat gadis keras kepala itu bertingkah menggemaskan.

"Arasseo. Malhae!"

"Aku-- aku menyukaimu, Oppa," ungkapnya. Membuat Jake terdiam beberapa saat. Bingung mengolah kalimat untuk memberikan respon. Pikirannya mendadak kosong. "Aku malu mengatakannya. Tapi, aku ingin kau tahu sebelum semuanya terlambat. Aku benar-benar menyukaimu, Oppa," lanjutnya.

"Summer-ah, aku—"

"Aku tahu. Kau hanya mencintai Winter Eonni saja, kan?" potongnya. "Bodoh! Apa aku sedang memintamu untuk membalas perasaanku? Aku hanya ingin mengatakan apa yang harus akau katakan. Aku tak ingin menjadi hantu penasaran saat mati nanti."

Jake benar-benar terkejut atas pengakuan yang menurutnya sangat membingungkan itu. Ia dan Summer kenal belum cukup lama. Bagaimana bisa gadis itu menyimpan hati padanya. Sudah lama sekali ia tak bertemu dengannya. Pikirannya terus berputar.

"Aku menyukaimu, saat pertama kali kau datang ke Amsterdam untuk menjenguk Appa yang tengah sakit," jelas Summer. Menjawab tanda tanya yang terus terngiang dalam benak Jake. Rupanya gadis itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya.

"Aku pikir, kau laki-laki yang luar biasa, Oppa. Hatinu tulus. Aku tahu kau sudah mencintai Eonni-ku sejak lama. Aku bisa melihat perasaan itu. Kau bahkan rela ditampar Eomma saat kau membela Eonni-ku. Kau luar biasa," tukanya jelas.

Jake semakin kebingungan. Kalimat apa yang sepantasnya ia ucapkan untuk merespon pengakuan tersebut. Jake yang biasanya berisik, kini kehabisan kata.

💖||💖


Sementara itu, di kamar rawat Winter.

Saat ini Winter sudah dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. Kondisinya yang berangsur membaik, membuat dokter yang menanganinya merasa sangat bahagia sekaligus bersyukur. Winter memang gadis yang kuat.

Nyonya Yoon masih setia mendampingi putrinya di sana. Duduk tenang sambil mengupas apel yang satu per satu memenuhi mulut mungil Winter.

"Eomma, aku ingin menjenguk Summer. Apa boleh?" tanya Winter pelan. Mulutnya masih disesaki apel.

Nyonya Yoon terdiam. Aktivitasnya kini membeku. Kaget dengan pertanyaan itu. "Winter-ah, apa kau dan Jake berkencan?" tanya Nyonya Yoon tiba-tiba.

Winter mendadak gagap. "Bagaimana Eomma—"

"Jake yang menceritakannya. Dia laki-laki yang sangat baik dan tampan," ujar Nyonya Yoon pelan.

"Ahh, jangan terlalu memujinya. Bisa besar kepala dia," kekeh Jake.

Hatinya ragu, namun Nyonya Yoon tak bisa menahannya lagi. Ia tak ingin berbuat kesalahan seperti di masa lalu. Ia ingin Winter tahu segalanya tentang adiknya yang pesakitan itu. "Winter-ah, Summer juga menyukai laki-laki itu."

Kunyahan cepat Winter tiba-tiba berhenti. Otaknya masih memproses kalimat yang tiba-tiba membuat perasaannya tidak enak. Mengetahui fakta kalau adik kembanya pun memiliki perasaan yang sama pada Jake.

Meski selama ini Winter menolak fakta bahwa laki-laki tinggi itu adalah kekasihnya, namun Winter mulai menyadari perasaannya sendiri.

Sejak ia tengah berada di ambang kematian, satu wajah yang tersirat dalam benaknya adalah wajah Jake. Laki-laki yang sudah ia abaikan ketulusannya. Dan, di saat ia mulai menyadari perasaan itu, ia mengetahui sebuah fakta besar kalau Summer juga menyimpan perasaan yang sama pada Winter.

"Eomma tak memintamu untuk mengalah. Hanya saja, biarkan Jake menemani Summer sebentar saja. Kau mengerti itu, kan?"

Meski tak rela, Winter hanya bisa menganggukkan kepalanya patuh. Membiarkan sang kekasih memerhatikan adiknya.

Lagi-lagi Winter dilema. Haruskah ia memberikan Jake pada Summer dengan imbalan sang ibu yang akhirnya mau menemuinya?

Srek

Pintu terbuka. Ada Summer dan Jake di sana. Dengan raut wajah ceria, meski tadi sempat canggung karena pengakuan yang tiba-tiba itu.

"Eonni!" Seru Summer ceria. Berlari menghampiri sang kakak untuk memeluknya. Membuat Jake yang membawakan tiang infuse itu kewalahan.

"Eonni, nan neomu bogoshipeoyo!" seru Summer senang. Mendekap sang kakak erat.

Wajah terkejut Winter kini berubah drastis. Ia ikut tersenyum sambil membalas pelukan sang adik. "Nado."

"Aku bahagia sekali bisa melihat kita bertiga rukun. Aku harap Appa juga ikut bahagia melihat kita dari atas sana," ujarnya, lalu melepaskan dekapannya.

Tubuh Summer berputar. Menghadap sang ibu yang memandangnya haru. "Eomma, mianhaeyo. Jeongmal mianhaeyo." Tangis kini mewarnai ruang rawat Winter. Rasa sesal di dalam hati Saeron kini berubah menjadi rasa syukur. Karena ucapannya yang kasar, sang ibu akhirnya mau berdamai dengan sang kakak. Itu membuat hatinya lega.

"Akhh!" pekik Summer.

Dekapan erat itu mengendur. Diiringi dngan teriakan khawatir, saat menyaksikan tubuh Summer yang perlahan tumbang. Memegangi dadanya yang lagi-lagi terasa begitu sakit.

"SUMMER-AH!"

***

Tangerang, 02 Juli 2018

Aurelia_nwh91 storyline

Gimana nih ceritanya? Makin errrrrr..... seru gak?! Lanjut gak???

(Bondowoso, 07 Januari 2022 _ 23:53)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro