▪CHAPTER 1▪

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

🎵Cash Cash Dashboard confeessional - belong

🍭🍭🍭

Author POV

"Mom! Keyra berangkat!!" Seru Keyra ketika menuruni tangga sedikit berlari lengkap dengan seragam yang melekat ditubuhnya.

Ditangan kananya sudah ada skateboard yang setia ia gunakan kemanapun termasuk ke sekolah. Bisa saja Keyra naik angkutan umum tapi daripada itu Keyra berpikir lebih baik uangnya dia tabung untuk keperluan hidupnya bersama mom Elle. dia harus berhemat.

"Momy!" Tepat di ujung tangga Keyra langsung menuju dapur, dimana biasanya Elle berada setiap pagi untuk menyiapkan sarapan.

Elle, wanita paruh baya yang merupakan ibu asuh Keyra.

Lima belas tahun lalu tepatnya saat kecelakaan yang menimpa Keyra dan kedua orang tuanya tak jauh dari kediamannya sewaktu dia tinggal di desa, Elle menganggat Keyra sebagai anaknya. Saat itu Keyra baru berumur 2 tahun penduduk desa menemukan kedua orang tua Keyra dalam keadaan sudah tak bernyawa dan tersisa hanya Keyra yang menangis keras dalam dekapan erat ibunya.

Elle merasa kasihan anak sekecil itu harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan kedua orang tuanya, seperti dirinya yang tidak memiliki orang tua sejak lahir. Elle bisa merasakan pahitnya hidup tanpa siapapun disisinya bahkan suami yang dikasihinya pun ikut pergi meninggalkannya.

Para penduduk berniat ingin membawa Keyra ke panti Asuhan tapi langsung Elle indahkan, dia mengatakan kepada ketua dan para penduduk setempat bahwa dia ingin mengangkat anak kecil itu jadi anaknya.

Itulah kisah singkatnya, anak kecil itu pun diberikan nama Keyra Nadhefa.F dan huruf F itu singkatan Fernandez yang dia temukan di kalung Keyra saat itu.

Lebih dari sepuluh tahun berlalu, biarpun Elle hanyalah ibu asuh dari Keyra, tapi perempuan paruh baya itu begitu menyayangi dan mencintai Keyra seperti anaknya sendiri. Mengasuh, mendidik, dan mebesarkan Keyra seorang diri.

Elle merasa Tuhan begitu adil padanya, Disaat dia baru saja kehilangan orang yang begitu berarti dihidupnya, suaminya. Dan malaikat kecil itu datang di kehidupanya membawa senyuman di hari harinya. Mulai dari situ Elle merasa bersyukur pada Tuhan, dia tidak sendiri di dunia, ada Keyra yang begitu ia sayangi hadir di hidupnya.

"Momy! Mom Elle!."ulang Keyra dengan nada manja, gadis remaja yang terlihat seperti anak kecil itu memeluk erat Elle dari samping. Ia begitu menyayangi Momnya.

"Ya sayang?!"jawab Elle lembut.

Elle mengusap sayang pipi anaknya sembari berkata. "anak momy udah siap aja udah mau berangkat emangnya, hemm? Mau Sarapan dulu?" tanya Elle. Dan Keyra menggeleng cepat dalam pelukan Elle.

Keyra melepaskan pelukanya sembari berjalan sela melirik jam tangannya kemudian ia mengambil apel yang ada diatas meja makan dan memakanya sambil berkata."Keyra sarapan di sekolah aja mom. Takut telat."

"Yaudah bentar mom siapin bekal kamu dulu."selama Elle menyiapkan Bekal. Keyra mengangguk kemudian mengeluarkan ponsel dari saku memeriksa roomchat Arga, dimana ia baru saja mengirimkan cowok itu pesan setiap paginya.

Ia mendengus memasukan kembali ponselnya. Padahal ia berharap ada balasan chat yang dia kirim pada Arga, Arga Narendra orang yang disukainya dari lama tapi boro boro di balas di lihat saja tidak, sebuah keajaiban jika Arga balik menchatnya.

Elle menyerahkan bekal berisi pancake yang sudah disiapkanya."Ini. hati-hati di jalan! jangan sempoyongan kalo make skateboard !! Kalo mau nyebrang liat-liat dulu!" pesan Elle kemudian dengan penuh peringatan karna ia tahu betul bagaimana kelakuan anaknya ini.

Keyra menyengir kuda lalu mencium pipi kanan Elle cepat. "siap Mom."jawabnya berlari cepat keluar rumah.

Brukk!!

Belum sampai keluar rumah dia malah jatuh tersandung kakinya kedepan.

"Tuhkan, mom bilang hati hati!" Ujar Elle sedikit berteriak dari dapur.

Keyra malah menyengir sambil menggaruk garuk lehernya pelan, Kemudian ia melanjutkan langkahnya kembali walaupun sedikit meringis.

Disepanjang trotoar, Bibir kecil merah ranum Keyra tak berhenti mengalunkan lagu shape of you dari ed sheeran. Dia berhenti dekat tiang lampu lalu lintas saat lampu merah menyala, bersama pejalan kaki yang lain dia menyebrang melalui zebra cross menggunakan skateboard nya.

Tidak sampai 15 menit ia sudah sampai didepan pagar sekolahnya disitu sudah ada pak Zay berdiri berjaga dengan kacamatanya yang merosot sampai hidung.

Keyra mengulum bibirnya. Entah kenapa ia setiap melihat pak Zay pasti bawaannya ingin tertawa.

"Cepat Masuk!"tegur guru tersebut melihat Keyra tak kunjung masuk.

"Iya. Iya pak"

"Tumben tumbenan pak Zay udah jaga aja di depan."

"Emangnya udah mau bell apa yak?"

Keyra sekali lagi melihat jam di pergelangan tangan kanannya lama ternyata sudah pukul 07.25 pagi. Ia melongo pantesan pak zay ada, Lima menit lagi bel akan berbunyi dia harus segera bergegas, Keyra langsung mendekati pos Pak Jono, Satpam yang bertugas menjaga keamanan disekolah ini.

Seperti biasanya bapak berkumis tebal yang sudah mengenal Keyra itu menyapanya dengan ciri khasnya yang ramah namun tegas.

"Eh neng Keyra, pagi neng, udah mau bel neng. buruan masuk!"kata pak Jono.

"Pagi pa..iya bentar lagi masuk ko," Sahut Keyra kemudian ia menyerahkan skateboardnya, yang langsung di sambut pak Jono.

"titip macan kayak biasa ya pak." kata Keyra tertawa pelan saat menyebut nama skateboardnya.

"Si eneng mah kasih nama mane serem pisan,"

"siyaplah neng aman mah ditangan saya neng."

"Makasih ya pak. Keyra masuk dulu."

Keyra langsung berlari menuju kelasnya XII Bahasa yang berada di ujung koridor, ia menaiki anak tangga satu persatu hingga di ujung tangga ia berbelok.

Dan kemudian saking terburu buru tiba-tiba saja..

Brukk....

Lagi, Keyra jatuh dengan keras terhuyung kelantai dengan bokong lebih dulu mendarat.

Sepertinya kesialan tidak luput darinya karna baru saja ia menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya dan hal itu membuatnya terjatuh lagi untuk yang kedua kalinya pagi ini.

Gadis itu merutuk mengusap pelipisnyanya yang baru saja menbrak tubuh orang itu, jujur rasanya dia seperti baru saja menabrak tembok tapi tentusaja ia menabrak orang bukan tembok.

Keyra malas melihat orang itu tapi jelas sekali dia masih berdiri tegap seolah Keyra yang berada dilantai hanya kapas dengan gampangnya jatuh, mungkin bisa sampai kebawa angin kali.

'Apes banget sih Keyra hari ini, maalah gak ada niatan bantuin apa nih orang! '

"Gak mau bantuin?!! gak liat ada orang jatuh?!!" sewot Keyra mencoba berdiri kemudian menunduk mengambil tasnya.

"Huh...gak sekalian di tengah lapangan aja bediri..ngehalangin jalan orang tauu."gerutu Keyra pelan saking kesalnya ia sampai mengerucutkan bibir berjalan menjauh sambil menepuk rok rapinya yang terkena debu saat ia jatuh tadi. 

Sedangkan Arga orang yang baru saja di tabrak Keyra barusan hanya menaikkan alis diam tak bersuara namun begitu banyak pertanyaan berputar didalam otaknya.

Siapakah gadis didepanya ini? Arga merasa Aneh ia rasa wajahnya tidak asing. Apakah ia pernah bertemu dengan cewek ini sebelumnya?

Arga menatapnya dari atas hingga ujung ujung kaki. Ia berdecak Anak TK dari mana tersesat sampai sejauh ini . Wajahnya sangat imut dan manis. Apalagi Bibir merah ranumnya saat menggerutu pelan dan itu terlihat ehemm mungkin Sexy.

Whatt! SEXY?

Arga segera menepis dan membuang jauh jauh pikiran itu dalam kepalanya. Sepertinya ia sudah mulai terkontaminasi dengan otak kotor Daniel, sahabatnya yang selalu membayangkan bentuk tubuh wanita wanita yang setiap ia lihat.

Arga kembali menatap gadis yang masih menunduk menepuk nepuk pakaiannya itu, membersihkan debu yang menempel.

Untuk yang kesekian kalinya Keyra kembali mengecek jam tangannya. Dia terkejut, sontak mengerang langsung pergi dengan berlari tanpa memandang sekitar dan siapa yang ditabraknya, padahal orang orang yang disekitar lorong menatapinya heran serta bertanya tanya.

Arga mengerutkan alis tidak suka menatap Keyra yang sudah mulai menjauh walaupun masih terlihat di ujung lorong sebelum Keyra berbelok.

Daniel, Darrel, Alvaro dan Arial pun yang berada tak jauh dari Arga berdiri, serempak melongo terkecuali Raka yang tetap acuh. Mereka mendekat menghampiri Arga.

"Aneh dia yang Nabrak, dia juga yang marah-marah." kata Arial.

"Cewek emang gitu."jawab Alvaro.

"Tapi gilak sih cantik banget tuh cewek ya kaga."decak Daniel tak lepas dari Keyra.

"Iya. Arial di pakein kerudung juga lo bilang cantik."

"Ngapain lo bawa bawa nama gue."

"Udah. Jalan lagi." ajak Arga.

Keenam cowok berwajah tampan yang selalu menjadi sorotan itu kembali melanjutkan jalan mereka.

"Nama dia siapa ya Penasaran deh gue ? Imut imut sangar gimana gitu.."tanya Daniel.

"berenti ngomongin cewek terusss niel.."sahut Arial

"Isi otak dia emang gak luput dari cewek,"timpal Darrel

"Apalagi cewek cantik gitu langsung melek"lanjutnya.

"Eh tapi tumbenan lo demen dia modelan anak TK gitu biasanya kan,,,,"

Belum selesai Alvaro bicara Daniel langsung membekap kepala Alvaro dibawah keteknya, mengacak rambut Alvaro dengan kepalan tangannya, "kayak gimana hah?!! pengen ngerasain di garuk macan nggak lo Al,"

"mana coba,"

"Rel."panggil Daniel pada saudara kembarnya.

"Enak aja lo, lo kira gue macan panggil-panggil gue,"

Raka yang tadinya hanya mendengarkan ikut menimpali.

"Sama aja lo ngatain diri sendiri Niel, Muka kalian kan sama."

Daniel menggaruk tengkuknya menyengir."Oh iya ya."

Alvaro juga Arial dan Darrel tertawa keras, membuat Daniel yang menjadi bahan tertawaan mendengus.

Alvaro menghentikan tawanya, "Ngomong-ngomong gue penasaran juga sih! kalian tau gak cewek tadi, kok gue jarang liat dia ya? Kenal nggak lo Ga ?" cowok itu bertanya pada Arga yang Sedari tadi diam saja.

"hah? Siapa? Si cewek tadi?"

"Bukan. cewe di lampu merah," jawab Alvaro sekenanya.

"Asik dong. Uhuyy"sahut Daniel.

"Yaiyalah cewek tadi, siapa lagi."jawab Alvaro, tangan usilnya merebut makanan Darrel dan memakannya.

Arga menaikan bahu acuh tanpa menjawab pertanyaan Alvaro barusan.

Jangan bertanya pada Arga soal perempuan karna Arga tidak akan perduli dan tidak ingin tau, bayangkan saja dari sekian banyak murid perempuan di Global bahkan di kelas mungkin bisa dihitung jari saja yang Arga tau.

"Nanya sama orang yang salah lo!"
"Mana tau dia ke cewek tanya gue dong."

Arga masih mempertahankan ekspresi datar menatap Daniel yang dengan santainya dan tanpang bodohnya yang sok polos itu.

"kenapa lo ngeliatin gue? Emang gue salah?"

Arga memutar bola matanya jengah

"Emangnya lo tau dia? Kan biasanya kalo cantik cantik gitu lo pasti tau yakan."

Daniel terlihat Berpikir,"Nggak juga sih."lagi, hal itu mengundang tawa mereka semua sampai terbahak.

Raka yang tadinya acuh menyahut" Itu si Keyra anak Bahasa, "

"Kok lo kenal, gue nggak! " Tanya Daniel disebelahnya sontak melongo.

"Iya. Gue cuman tau doang."

"sejak kapan?"Darrel ikut menimpali.

"Kenal dimana?"Alvaro bertanya.

"Oh, jangan jangan lo todong dia buat kenalan sama lo," Daniel masih tidak percaya

"Atau lo palakin dulu?" Tuduh Darrel.

"Hemm biar gue tebak, lo paksa ambil permen nya jadi dia nangis terus mau kenalan sama lo, iya kan?" Sekarang Alvaro bertanya mengangkat dagu merasa dugaanya paling benar.

"Idiot."Raka mengumpat di depan wajah-wajah bodoh teman-temanya.

"Makin ngaur tau gak."

"Lagi dapet lo? Tuh muka kayak gak kesetrika, tau gak!?"

Raka memutar matanya malas.

"Udah ah ayo mending masuk! Bu Hesty bentar lagi masuk kangen gue ceramah tuh ibu-ibu keong racun." Ajak Alvaro mengibaskan tanganya bermaksud mengajak teman-temanya masuk kelas.

Memang diantara 6 cowok abstrak itu hanya Alvaro yang rajin masuk kelas ketimbang yang lain nya. Mereka lebih memilih nongkrong dikantin atau rooftop, sarang mereka. Tapi tunggu, jangan kira Alvaro rajin masuk kelas untuk belajar, karna alasan setiap ia masuk hanya ingin membuat ribut kelasnya katanya bila tidak ada mereka kelas sepi. Alasan konyol plus bodoh macam apa itu.

Arga, Arial, Darrel, Daniel dan Raka berhenti dan sama mendengus sebal mengingat betapa killer nya beliau jika berhadapan dengan mereka. Yang justru di sukai Alvaro.

Ibu Hesty memang di kenal sebagai guru yang killer, bukan hanya di kalangan murid murid bengal yang sering keluar masuk ruang BK tapi di seluruh antero SMA Global pun telah mengenal beliau dengan sosok yang angkuh dan dingin pada murid muridnya. Dan entah suatu kemalangan atau anugrah kelas Arga mendapat wali kelas seperti beliau yang gila disiplin.

Bayangkan saja selama Bu Hesty menjadi wali kelas XII IPA 3 kelas Arga dan kelima sahabat abstraknya, bukan sekali atau dua kali mereka dihukum bu Hesty dengan hukuman yang aneh aneh. Seperti menyikat toilet dengan sikat gigi, menyapu halaman dengan satu bilah lidi, berdiri di lapangan sudah hampir setiap hari dan masih banyak lagi hukuman lainnya tapi 6 cowok berkelakuan abstrak itu tak pernah beres menjalankan hukuman jadi mereka selalu jadi incaran bu Hesty.

Memikirkan kemungkinan yang ada Darrel yang tadinya tengah asik mengemil snack kesukaanya menggeleng gelisah, dan kemudian bersuara"Ihhh gak. nggak! serem gue bayangin tuh guru."

"Siapa juga nyuruh lo bayangin." Kata Raka tenang mungkin kelewat tenang.

"Iya sama, males baget gue pagi-pagi liat tuh guru."keluh Arial menghembuskan nafas gusar.

"Yaudah cabut!"Arga melenggang mendahului mereka.

"Kemana Ga?"

"Kantin," sahut Arga"buruan sebelum ketahuan"lanjutnya kemudian.

"Kantin? Lah gue masi pake sepatu Mila."gumam Daniel pelan tapi kemudian dia menyusul teman teman nya masalah Mila ngamuk urusan belakangan.

🍭🍭🍭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro