#6 (C)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Chapter 6
Miley and Casey: Friendship Forever

(part 3)

Semalaman itu, Miley dan Casey tidur tanpa gangguan apapun dari para zombie. Tempat terbuka yang berudara dingin itu cukup aman.

Casey yang terbangun lebih dulu. Ketika terbangun, dirasakannya kalau kandungan air seni miliknya mendesak untuk segera dikeluarkan. Dia segera mencari lokasi yang cukup memungkinkan untuk menyelesaikan panggilan alam ini.

Satu blok dari keberadaan mereka tidur tadi. Saking terburu-buru, tidak sempat dilihatnya sesosok mayat tergeletak tak jauh dari tempat yang sudah dipilihnya itu.

Casey sudah mulai berjongkok. Sementara mayat itu mulai bergerak-gerak.

Tangannya bergerak kaku seperti layaknya robot. Kedua matanya mulai terbuka. Mulutnya menganga. Semua inderanya menjadi tajam -- mencari hawa kehidupan manusia yang masih hidup dengan normal. Pikirannya dipenuhi dengan daging dan darah. Tubuhnya mulai bangkit secara perlahan -- gerakan kaku dan patah-patah.

Rupanya Casey kedinginan sekali -- air seninya banyak. Badannya masih menggigil. Mendengar suara dari ujung gang, dia kaget setengah mati.

Seketika itu juga, mendadak muncul mayat laki-laki itu secara mengejutkan. Tatapan laparnya langsung mengarah pada Casey -- mangsa empuk yang sudah tersedia di depan mata.

Dengan gerakan cepat si zombie menghampirinya. Casey sadar dirinya harus bergerak cepat. Untunglah sisa air seninya masih dapat ditahan.

Secepat kilat dilepaskan rok depannya, dan dilemparkan ke muka zombie itu. Dan dia berhasil menghilang tepat pada waktunya.

Zombie itu tidak melihat calon korbannya lagi setelah melepaskan penghalang pandangan matanya. Padahal sasarannya ini sedang bersembunyi di balik tumpukan kotak sejauh dua meter dari tempatnya menginjak tanah.

Dia berputar-putar mencari. Di ujung gang yang buntu tempatnya mati tadi tidak mungkin. Tapi semua inderanya masih bisa merasakan hawa badan Casey.

Casey meringkuk ketakutan, masih menahan sisa air seninya. Dirinya tertutup oleh tumpukan kotak.

Sekarang zombie itu bergerak di depannya, kembali berputar-putar. Lama sekali si makhluk jahanam di situ.

Casey sudah tidak tahan menahan air seninya. Tiba-tiba terlintas sebuah ide gila dalam pikirannya.

Ketika si zombie berbalik membelakangi dirinya, dengan sigap Casey berdiri dan melompat ke pundaknya. Kedua kaki menjepit leher, dan paha terangkat ke atas kepala -- siap mengencinginya.

Si zombie meronta-ronta. Semua permukaan kulit kepalanya basah.

Casey tertawa-tawa -- dilakukannya sampai habis air seninya. Kemudian, dia melakukan lompatan salto ke belakang.

Casey langsung kabur -- bukan menuju lokasi peristirahatan dirinya bersama Miley tadi. Dia berniat mengecoh makhluk maut yang sedang menyusulnya.

Terlihat tangga naik ke atas di samping sebuah gedung. Dengan sigap dia naik ke situ -- memanjat ke atas. Lalu memasuki salah satu ruangan lewat jendela yang terbuka. Rupanya bangunan ini adalah sebuah kompleks hunian.

Ada beberapa zombie di dalam situ. Casey masuk dan keluar kamar-kamar dengan cekatan serta perkiraan yang tepat. Tentu saja tanpa harus diserang dan digigit oleh seorang pun zombie.

Akhirnya ditemukannya jalan keluar lewat jendela di sebuah kamar lantai tiga. Jendela yang menghubungkan bangunan ini dengan gang tempatnya masuk tadi.

Ketika tengah berlari ke situ, seorang zombie mendadak keluar dari kamar mandi. Membuatnya terjungkal ke atas ranjang yang ada saking kagetnya. Dia berusaha menyelamatkan diri dengan cara merangkak.

Zombie itu berusaha menahan Casey, dengan menarik bajunya sekuat mungkin. Tenaga bekas manusia laki-laki ini besar sekali. Terpaksalah dia harus merelakan baju yang indah itu rusak karena robek.

Ketika bangun, Miley tidak menemukan sahabatnya ini di dekatnya. Dia langsung panik -- kebingungan mencari-cari. Yang terlintas di pikirannya cuma kemungkinan kalau si sahabat sudah digigit zombie.

Dikitarinya beberapa blok, dengan waswas kalau dirinya yang justru akan bertemu dengan zombie.

Lalu ada pikiran lagi, mungkin sebaiknya kembali ke lokasi peristirahatan semalam. Siapa tahu, mungkin saja Casey akan ke situ.

Ternyata benar juga. Casey lagi celingukan. Tatapan matanya ke mana-mana mencari-cari Miley.

Miley bergegas menghampirinya.

"Casey, dari mana saja kau?"

Dilihatnya Casey hanya memakai pakaian dalam.

"Kenapa kau jadi cuma begini? Apa yang sudah terjadi?"

Casey menjawab, "Ceritanya panjang. Daerah ini sudah tidak aman lagi. Kita harus pindah ke tempat yang lain lagi."

"Baiklah, ayo cepat. Tapi, kau tidak merasa risih cuma berpakaian begini?"

"Jadi kau mau kalau aku yang memakai kaos dan celana jinsmu?"

"Lalu aku yang gantian cuma berpakaian dalam?"

"Jaket putihmu itu saja. Kau seperti dokter saja," ledek Casey sambil nyengir.

Miley melepaskan jas lab-nya. Dipakaikannya ke badan Casey sambil berkata, "Kau kan cuma berpakaian dalam. Untukmu saja, supaya kau tidak masuk angin."

"Terima kasih ya," balas Casey, kemudian berjingkat untuk mencium pipi Miley.

Tak lama kemudian, keduanya sudah berada di sebuah terminal. Di sana ada belasan zombie. Sialnya, mereka terlihat secara tidak sengaja oleh makhluk-makhluk maut itu. Tentu saja terjadi aksi pengejaran dan pelarian. Untunglah lari kedua sahabat ini cepat sekali sehingga hampir tak terkejar.

Kawanan zombie itu masih tertinggal jauh di belakang sana. Tiba-tiba dari arah samping muncul seorang perempuan berambut panjang mengagetkan mereka. Cantik, muda, dan tampak menarik dengan pakaian mirip busana renang berwarna perak berkilauan. Sebuah bulatan memperlihatkan perutnya yang ramping.

Untuk sesaat, Miley dan Casey sampai terpana melihat penampilan perempuan asing yang belum mereka kenal itu.

Kemudian, mereka mengajaknya ikut bersembunyi ke tempat yang lebih terlindung di terminal ini.

"Ada apa sih sebenarnya? Kenapa semuanya jadi aneh begini?" tanya perempuan itu penasaran.

"Apa kau satu-satunya orang yang masih belum tahu kalau dunia sedang berubah menjadi kacau total saat ini?" balas Casey yang berbalik bertanya.

"Tapi, masa kau tidak tahu apa yang sedang terjadi? Masa kau belum pernah melihat orang-orang ganas itu?" timpal Miley.

Dia terdiam. Berpikir sejenak. Lalu bertanya lagi, "Tahun berapakah ini?"

Miley dan Casey mengernyitkan dahi sambil saling bertukar pandang.

"Maaf, aku ini manusia hasil kloning. Aku baru saja terbangun dari kematian kemarin siang. Aku meninggal di tahun 2010," katanya menjelaskan.

Miley dan Casey merasa seakan berada di dunia yang sangat futuristik.

"Itu empat puluh tahun yang lalu -- sekarang 2050," jawab Casey.

Dia memperhatikan Casey, seakan menyukai penampilannya yang menarik itu. Casey sudah melengkapi busananya dengan pakaian luar yang bagus dan memikat. Sebelumnya, mereka sudah melewati toko pakaian.

Casey merasa tersanjung -- jadi ingin mengenal sosok perempuan asing ini.

"Siapa namamu? Aku Casey Coldsmith -- panggil saja Casey."

"Aku Miley Most -- Miley saja cukup," Miley ikutan juga.

"Aku Deindree Delstorm -- lebih akrab dikenal dengan Deindree. Lahir tahun 1982, dan kalau hitung dengan tahun yang tadi kusebutkan, memang aku mati muda. Baru umur dua puluh delapan, kehidupan pertamaku sudah berakhir."

Kemudian, mereka bertiga terlibat dalam obrolan pertama di antara ketiganya.

Miley mengajak Deindree bergabung untuk membantu misinya bersama Casey. Ternyata dia mau dan sangat mendukung.

"Aku juga masih belum mengerti sama sekali dengan semua yang sudah terjadi. Terutama tubuh baruku ini, dan apa sebenarnya percobaan yang melahirkanku kembali," begitulah alasannya.

HF #06
Created in 2010

Dari total 5 orang, 3 tokoh utama sudah bertemu dan bergabung.
Berarti bisa dianggap separuhnya ya?

Chapter berikutnya;
Deindree mencoba menghadapi kawanan zombie dengan tubuh barunya.
Bisa nggak ya dia menghentikan musuh manusia yang satu itu?
Lalu, sebelum bertemu dengan Arbyl dan Susan, apa sudah terjadi konflik dalam hubungan mereka?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro