BAB I

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pria itu terus berjalan dengan bolak-balik di depan pintu yang menjadi ruangan dari sosok yang membuat hatinya gelisah tak karuan sejak tadi. Apalagi, saat sudah hampir sejam lamanya, belum ada tanda-tanda dari dalam ruangan itu. Manalagi, ia tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam sana. Walau, ia memiliki hak untuk menemani sang pujaan hati yang tengah berusaha mati-matian mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan malaikat kecil yang sudah sembilan bulan berada di dalam rahimnya.

"Ya Tuhan, tolong lindungi istri dan anakku," gumamnya, seraya memejamkan mata dan mengepalkan tangan untuk berdoa pada sang pencipta.

Hingga, tidak lama, suara pintu terbuka lebar, kini terdengar. Beriringan dengan seorang Dokter dan beberapa perawat yang keluar dan mendekat ke arahnya. 

"Dokter, bagaimana dengan keadaan istri dan bayi di dalam kandungannya?" tanyanya dengan sangat cemas. Terlebih, ekspresi sang dokter yang tidak bisa dibaca oleh kedua matanya.

Sang Dokter itu menghela napas. Semakin, membuat pria perawakan sangat tinggi dan berkulit putih juga bermata sipit, amat gelisah. Ketakutan langsung menyeruak dalam hatinya. Namun, melihat sang Dokter yang mengulurkan jemari untuk berjabat tangan, membuat pria bernama Shin Chan-Yeol, mendadak bingung.

"Dokter …."

"Selamat Tn. Shin, bayi kembar anda lahir dengan selamat. Pasien akan dibawa ke ruangan ICU."

Mendengar ucapan sang Dokter, membuat Chanyeol sangat bahagia. Buru-buru, membalas jabatan tangan itu. "Dokter, apa aku bisa melihatnya?"

Dokter itu mengangguk. Alhasil, Chanyeol langsung menuntun dirinya untuk masuk ke dalam ruangan itu. Ruangan di mana terdengar suara tangisan bayi. 

Ia masih tidak menyangka, walau ia memang mendapat informasi dari Dokter Kandungan---saat menemani sang istri USG, di mana bayi dalam kandungan istrinya akan terlahir kembar. Hanya itu, sebab mereka memang tidak berniat untuk mengetahui jenis kelamin dari kedua bayi mereka.

Setelah mendapat izin dari Dokter pun, Chanyeol dapat melihat seorang wanita yang dicintainya penuh hati, tengah memberikan ASI pada buah hati mereka. Ia juga melihat, seorang perawat yang membantu istrinya—Hwang Mi Sun dengan menenangkan bayi yang satu. Kedua sudut bibirnya tersenyum lebar, sembari menuntun kedua kakinya untuk sangat dekat. Hal itu pun, dapat disadari oleh wanita berambut sebahu dengan kulit putih pucat.

“Chanyeol, lihat! Bayi kita benar-benar kembar. Bahkan, kita langsung mendapat sepasang, dan bayi yang tengah kehausan ini, sangat mirip dengan dirimu,” katanya dengan bahagia, membuat Chanyeol langsung menatap bayi dalam gendongan Misun dan memberikan sebuah usapan kecil.

Chanyeol langsung mengangguk. “Benarkah?” Ia bertanya—masih tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Lantas, menoleh pada bayi yang berada dalam gendongan perawat dan mengambil alih, membuat perawat itu lansung melenggang. Bayi yang berada dalam pelukannya pun, terlihat sangat cantik—perwujudan dari ibunya sendiri.

“Dan lihat ini, Misun! Bayi kecil ini sangat mirip dengan dirimu,” ucapnya dengan kedua mata yang berbinar dan memberikan sebuah kecupan dipipi gembul bayi perempuaannya itu. Melihat apa yang dilakukan Chanyeol, membuat Misun sangat bahagia.

“Chanyeol, apa kau sudah menyiapkan nama?”

Chanyeol sontak mengangguk. “Ya, aku sudah memikirkan nama untuk anak kita.”

“Shin Chan-Hyuk dan Shin Yeo La.”

***

Kedua bayi itu, membawa kebahagian untuk keluarga kecil mereka, walau mendapati banyak cobaan hidup saat memutuskan untuk menghapus mimpi yang pernah terukir di masa yang penuh perencanaan. Malaikat kecil itu, seakan memberikan cahaya ketenangan bagi keduanya. Walaupun, ada kesulitan saat menyesuaikan diri sebab mereka tidak memiliki pengalaman dalam hal ini. Bahkan, saat mereka tengah mengalami hal sulit dalam masa perekonomian.

Chanyeol sangat yakin, jika kedua malaikat kecilnya akan menjadi cahaya kebahagiaan mereka di masa depan nanti. 

"Kak, selamat! Kau sekarang sudah menjadi seorang ayah." Suara itu, membuat Chanyeol yang tengah menatap kedua malaikat kecilnya dari jendela sebuah ruangan khusus bayi, menoleh ke belakang untuk melihat, siapa pemilik suara itu.

"Baekhyun?" katanya agak terkejut. Pria itu hanya tertawa dan langsung memeluk Chanyeol dengan bahagia.

"Kak, aku sangat senang mendapat kabar di mana aku akan dipanggil dengan nama Paman. Oh, bahkan! Kau memberikanku dua keponakan yang sangat menggemaskan. Tidak! Bukan Paman! Anakmu harus memanggilku dengan panggilan 'Kakak'. Aku itu masih muda, dan panggilan paman tidak cocok dengan diriku," katanya seraya meregangkan pelukan itu. 

Pria itu, Shin Baek-Hyun, tidak bisa menyembunyikan rasa senang dalam dirinya. Sekalipun, ia tidak pernah membayangkan akan memiliki keponakan begitu cepat. Bukan tidak percaya, hanya saja, ia selalu mengingat tekad sang kakak yang memiliki niat tinggi untuk lulus dari bangku perkuliahan dan membangun Perusahaan Game---tanpa memikirkan soal pasangan.

Baekhyun bahkan masih ingat saat sang kakak, pernah berkata; tidak ingin memiliki hubungan dengan seorang gadis, karena ingin fokus untuk mengubah roda kesederhanaan dari kehidupannya. Namun, apa yang terjadi di masa ini, masih selalu ia pertanyakan pada dirinya sendiri.

"Jujur, kau lebih cocok dipanggil dengan kata Kakek," katanya dengan penekanan. Alhasil, membuat Baekhyun mendelik.

"Hei, apa tadi? Kakek? Apa aku setua itu?" kesalnya. Bukannya menciut, Chanyeol malah terkekeh. Bahkan, saat adik sedarahnya itu, memberikan satu pukulan pada lengannya. 

"Iya, mereka akan memanggilmu dengan apa yang kau inginkan---"

"Tn. Shin, maaf menganggu. Akan tetapi, keadaan Ny. Shin mendadak menurun dan memburuk." Seorang perawat yang datang di hadapan dua pria itu, langsung berujar---mengatakan hal yang membuat Chanyeol maupun Baekhyun sangat terkejut. Bahkan, langsung meninggalkan tempat mereka berdiri dan menuju ruangan Misun.

Keduanya yang hendak masuk ke dalam ruangan setelah tiba pun, tidak diberi izin oleh perawat yang baru masuk dengan membawa nampan besi berisi obat-obatan. Mereka disuruh untuk menunggu, karena Dokter telah memberikan beberapa penanganan. 

Chanyeol masih tidak mengerti. Padahal, Misun baik-baik saja setelah ia tinggal untuk ke bagian administrasi dan singgah ke ruangan khusus bayi. Kenapa malah seperti ini? Bahkan, ia mulai merasa cemas pada hatinya. Seperti, sesuatu yang menyakitkan akan terjadi.

"Tidak! Misun pasti baik-baik saja!" Chanyeol mengatakannya dengan sangat mantap. Sekejap, membuat Baekhyun menoleh dan hanya memberikan sebuah tepukan hangat pada pundak serta mengangguk. Bermaksud, menyutujui keyakinan dari Chanyeol sendiri.

Hingga, tidak lama dari itu, Dokter yang menangani keadaan Misun, keluar dengan raut yang sama saat ia menanti kondisi Misun yang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan buah hati mereka.

Sekilat, Chanyeol mendekat dengan kumpulan cemas pada dirinya. "Dokter, bagaimana dengan keadaan istriku? Dia tadi baik-baik saja, kenapa keadaannya mendadak seperti ini?" 

Dokter itu hanya menghela napas, yang kemudian memegang sebelah pundak Chanyeol. "Takdir, tidak ada yang tahu akan takdir, Tn. Shin. Dan lagi, aku sudah mengerahkan seluruh kemampuanku dalam hal ini. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain, di mana ia lebih menyayangi istrimu," kata sang Dokter, membuat Chanyeol langsung tertegun.

"Apa maksud dari perkataan Dokter?"

Mendengar pertanyaan tersebut, membuat Dokter itu kembali meloloskan helaan napas. "Wanita bernama Hwang Mi Sun, telah menghembuskan napas terakhirnya. Pasien mengalami pendarahan berat. Sebelumnya, saya pun pernah berkonsultasi dengan pasien, di mana kehamilan di masa mudanya, akan memberikan dampak buruk, bisa mengarah pada kematian. Akan tetapi, pasien bersikeras untuk melanjutkan kehamilannya dan melakukannya secara normal. Untuk itu, saya turut berduka cita akan kepergiaan pasien," jelas sang Dokter.

Chanyeol yang mendengar penuturan itu, langsung merasakan kilatan petir yang menyambar jiwanya. Perih dan terluka. Bulir air mata pun, mulai bercucuran. Ia sangat terkejut dan tidak percaya atas ucapan sang Dokter. Buru-buru, ia menggelengkan kepalanya sembari menuntun kedua kakinya untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Baekhyun yang masih berdiri ditempatnya pun, merasakan hal yang sama dengan sang kakak. Tentunya, kakaknya lebih merasa terpukul dengan kenyataan itu. 

Sebelum menyusul Chanyeol ke dalam sana, ia terlebih dahulu membungkukkan tubuhnya pada sang Dokter dan berterima kasih. Lantas, memasuki ruangan di mana Chanyeol yang tengah terisak dengan memegangi jemari Misun yang kini memilih menutup kedua matanya untuk selamanya. 

Hati Baekhyun kini terenyuh. Melihat, penderitaan sang Kakak yang tiada hentinya. Setelah, memutuskan untuk meninggalkan rumah dan semua mimpinya, demi hidup bersama pujaan hati dengan impian yang seharusnya belum tercipta di masa muda keduanya.

"Misun-ah … kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau pergi disaat kita memiliki impian bersama dengan dua malaikat kecil kita?" isaknya. Masih menggenggam jemari itu.

"Kumohon, bangunlah. Aku akan memasak makanan favoritmu jika kau bersedia membuka matamu. Bukankah, kau sangat menyukainya?" katanya. Baekhyun yang berada di sana, dapat mendengar semua yang dikatakan oleh kakaknya pada wanita yang kini tidak bernyawa. 

"Coba katakan kepadaku! Apa yang harus kukatakan pada anak kita nanti? Sungguh, Misun! Aku tidak bisa lagi melangkahkan kedua kakiku. Tanpamu, aku tidak bisa melewati semua cobaan yang ada. Kenapa kau sangat tega untuk meninggalkanku?"

"Kak … jangan seperti itu. Misun tidak akan tenang di sana," balas Baekhyun yang kini mendekat. Memberikan pelukan hangat pada Chanyeol yang amat terpukul.

"Baekhyun-ah, kenapa harus seperti ini? Bagaimana bisa aku melaluinya seorang diri---"

"Kau bisa melaluinya, Kak. Aku sangat yakin dan percaya pada dirimu. Ada makna dari apa yang telah terjadi. Seorang Shin Chanyeol adalah pria kuat dan tangguh," kata Baekhyun yang menyemangati.

"Aku merasa kurang yakin, Baekhyun. Tanggung jawabku makin besar di mana aku memgambil dua peranan besar pagi Chanhyuk dan Yeola di masa depan. Aku--aku merasa tidak bisa---"

"Kau bisa, Kak! Dan aku berjanji, akan terus berada di dekatmu untuk membantumu membesarkan kedua gembul itu. Aku bersungguh-sungguh," kata Baekhyun yang memangkas ucapan dari Chanyeol. Membuat, pria berperawakan tinggi itu kembali terisak di dalam pelukan sang adik.

Tbc.

Halo, guys.

Sebelumnya, terima kasih karena berniat untuk membacanya💜 semoga suka dan terhibur.

Oh iya, cerita ini, aku ikutkan event yang diadakan oleh megaramana dan PenerbitProspecMedia 🎉

Semoga naskah ini bisa selesai😀 dan sampai jumpa dipart selanjutnya💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro