❬ 16 ❭ @Afrin_LI - Red Eyes

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat aku melihat pandanganmu yang penuh cantik.
Tetap senantiasa menjadi milikku.

❬✧✧✧❭

“Selamat pagi, Akira," sapa siswi dengan penuh senyuman di pagi hari lebih tepat di kelas, lelaki itu ikut tersenyum bagaikan virus menyebar ke seluruh tubuh.

“Hari ini ada rapat OSIS jam 14.00 nanti, aku mohon datang ya. Terima kasih,” kata Saki beranjak menuju tempat duduk setelah bertemu dengan Akira Fadli. Lelaki itu hanya mengangguk dan memandang gadis cantik tersayang itu.

Akira Fadli, seorang siswa yang paling terkenal di SMAN 5 Surakarta. Dia memiliki IQ tertinggi sehingga pelajaran yang ditempuh mendapat nilai 100, selain itu pandai berbagai bidang Olahraga, seni musik, dan lain-lain. Penghargaan yang ia dapat selalu membuahkan hasil. Tetapi dibalik kepribadiannya, dia adalah seorang psikopat. Akira selalu membunuh orang terutama laki-laki karena mereka telah dekat dengan gadis tercinta, Saki Larasti Khoiriyah. Akira selalu menyamarkan namanya setiap bertemu dengan korban. Dengan itu, polisi dan pihak lain akan kesusahan mencari dirinya yang disebut pembunuh keji di dunia. Bukan itu saja, Akira menghilangkan bukti-bukti pembunuhan setelah membunuh korban dengan berbagai cara bijak, mengubah penampilan siswa menjadi orang lain. Apapun itu, dia akan selamanya menjadi psikopat selama gadis tercinta masih hidup.

“Saki,” panggil Akira setelah membereskan buku ke dalam tas. Dia bersama Saki sedang berada di ruang OSIS pada pukul 17.00 WIB. Waktu menjelang magrib.

“Ya? Ada apa?” tanya Saki yang masih sibuk menulis hasil rapat tadi.

“Kamu mau pulang bersamaku? Ini sudah menjelang magrib, tidak baik kamu pulang sendirian.” Saki memberhentikan gerakan tulisan dan memandang Akira dengan baik-baik saja.

“Tidak usah, aku bisa jaga diri. Lagian aku pulang pakai Grabbike atau naik angkot, kamu pulang aja dulu. Masih banyak yang aku urus ini,” kata Saki melanjutkan nulisnya sembari melihat proposal yang akan diajukan ke pembina OSIS.

“Bener ni? Nanti kamu kena begal di jalan,” kata Akira dengan nada meyakinkan bahwa Saki pulang sendirian. Gadis itu mengangguk dengan nada kesan iya. Akhirnya Akira meninggalkan ruang OSIS tersebut yang masih menyala, langkah kakinya menuju ke tempat parkiran. Segera menyalakan mesin motor dan naik di atasnya, lelaki itu mulai mengendarai menuju rumah sederhana tersebut. Sebelum pulang menuju tempat tinggal, Akira membeli makanan lalapan Mak Totok di sudut perempatan jalan besar. Dia memilih tempat itu karena masakan enak apalagi sambal bawang terasa nikmat dan gurih, lalapan menjadi makanan favorit Akira.

Setelah membeli makanan, dia beranjak pulang ke rumah. Indra penglihatan tertuju ke seorang gadis yang sedang berjalan bersama dengan orang lain, dan gadis itu adalah Saki. Akira berhenti dan segera menunduk agar dia tidak ketahuan, indra pendengaran mulai memasang apa yang dilakukan orang itu terhadapnya.

“Heh, aku tidak membayangkan kalau kamu bisa meraih rekor tertinggi. Aku jadi bangga sekali,” girang Saki setelah mendengar cerita Retno Kiwajan Arok sambil berjalan menuju rumahnya.

“Hahaha, itu udah biasa, nanti ada pertandingan lagi di Jakarta. Untuk tanggal pelaksana masih lama, jadi aku dan timku akan berjuang.” Retno memiliki aura yang semangat membara agar mendapatkan piala dan membawa nama baik di sekolah yang tercinta.

“Baik, aku akan mendukungmu. Dan jangan lupa berdoa agar Allah akan menerima permintaan kamu,” kata Saki dengan senyuman manisnya.

“Ah, tentu sayang,” kata Retno dengan kata gombalan yang membuat Saki menyikut badan laki kekar dengan tangannya.

Akira terkejut setelah mendengar percakapan mereka berdua, rupanya orang itu adalah ketua ekstrakulikuler Basket di sekolah yang sangat terkenal. Selain itu Retno pandai membuat gombalan yang membuat siswi jatuh cinta, termasuk Saki. Dunia gelap muncul dan aura yang tadi senang berubah menjadi jahat. Mata yang berwarna coklat itu berubah menjadi merah menyala dengan ekspresi dingin, Akira akan mulai melakukan aksinya sebagai psikopat terkenal.

❬✧✧✧❭

“Retno ..., Retno,” panggilan Si Farrel yang berlari kencang menuju Retno sambil membawa sebuah Hp. Retno menatapnya penuh heran melihat tingkah teman tersebut, seperti orang sedang meminta tolong.

“Ada apa? Lo kayak orang lagi kesurupan,”

“Tadi ada telfon di Hp lo, gue sebenarnya mau ngangkat tapi takut kalau gue mau Hp lo. Jadi gue bawa aja benda ini ke lo,” kata Farrel membagikan Hp Retno ke lelaki kekar itu. Retno mengambil dan segera melihat notifikasi, dan ternyata benar. Ada nomor asing menelfon dirinya, dia heran kenapa ada orang tidak dikenal menelfon dirinya. Kemungkinan salah sambung atau ada keperluan penting dengannya. Retno membuka pesan WhattsApp dan ada sebuah pesan dari nomor yang sama

+6289559xxxxx
Hai Retno Kiwajan Arok

“Yaudah Rel, lo balik ke sana.” Retno berjalan meninggal Farrel disana sambil mengetik pesan dari nomor yang tidak dikenal tersebut.

                  Retno Elek nggak terhingga
                        Hai juga ini dengan siapa?

+6289559xxxxx
Nama saya Tio Sastrayasna, Saya adalah teman kerabat kamu sejak kecil
Besok pagi ada waktu tidak?

Retno mulai senang, ternyata yang mengirim pesan bersama mengangkat telefon adalah teman kerabat yang sudah lama pergi ke Amerika selama bertahun-tahun. Dia kembali mengetik sambil mencari tempat yang pas untuk duduk.

                  Retno Elek nggak terhingga
         Ada kok ada, lagian gue tidak ada kerjaan besok

+6289559xxxxx
Besok jam 9 temui aku di depan Cafe terkenal yang baru itu
Kamu tahu kan?

                  Retno Elek nggak terhingga
Ah pastilah, masa anak kota nggak tahu soal cafe

+6289559xxxxx
Hahahaha iya iya, sampai jumpa besok

Retno merasa tidak sabar bertemu dengan teman kerabatnya yang pergi jauh. Tetapi dia tidak menyadari bahwa yang sedang mengirim pesan dan telfon bukanlah Tio tetapi Akira. Akira merasa Retno telah masuk dalam perangkap yang dia buat, rencana pertama berhasil dan sekarang dia hanya mengubah tampilan seperti yang ada di gambar tersebut. Gambar Tio yang sekarang ia dapat di Instragam.

“Ini akan menjadi lebih menarik,” kata Akira dengan senyuman psikopat

❬✧✧✧❭

Jam 09.00 WIB, Retno mengendarai sepeda motornya menuju cafe yang baru saja di buka di tengah-tengah kota. Dengan hati yang sangat berdebar dan senyuman tidak bisa hilang di hiasan wajah, sesampai disana matanya melihat Tio sedang duduk di kursi pelanggan yang sedang menatap layar ponsel tersebut. Retno berjalan menghampirinya dengan lambaian tangan, “Tio selamat pagi!”

“Pagi juga, lama tidak bertemu dengan kamu. Bagaimana kabarnya?” kata Tio dengan senyuman yang setiap hari dipakai untuk bertemu dengan orang lain.

“Alhamdulillah baik, semua lancar. Tidak ada hambatan setelah kamu meninggalkan tanah air,” kata Retno yang logat bicara mengatakan sudah ok. Tio tersenyum dan mulai melanjutkan pembicaraan dengannya tentang kehidupan sehari-hari, tidak sangka penyamaran menjadi teman kerabat Retno sangat menyenangkan. Dengan ini rencana akan berjalan cepat sampai titik puncak, Kamu terlalu bodoh Retno ... dengan rencana yang aku buat tidak akan tahu siapa diriku yang sebenarnya, batin Akira dengan memasang senyum psikopat bercampur sinis di balik sisinya. Rencana kedua berhasil dan mulai melakukan rencana ke tiga, memancing Retno ke tempat masa kecilnya.

“Retno, setelah minum disini. Ayo ke lorong seram, biasanya kamu suka nguji ketakutanmu saat teman-teman kita mengejek penakut.”

“Wah, boleh juga itu, udah lama gue nggak kesana saking sibuknya gue menumpuk sampai menara.”

"Baik-baik habiskan minummu itu sebelum pergi,” kata Tio memerintah Retno menghabiskan minuman yang dia pesan. Setelah minuman habis, mereka beranjak keluar dari cafe dan berjalan menuju parkiran sepeda motor. Tio dan Retno mulai mengendarai menuju ke lorong seram dan angker yang letaknya di ujung kota. Semakin senang dan senang, Akira tidak sabar membunuh Retno dengan pisau kesayangan yang sudah disiapkan di ruang bawah tanah. Selain itu dia sudah menyiapkan pisau dapur yang besar, tombak, dan lain-lain. dan terlebih karung untuk meletakkan mayat korban setelah dipotong seluruh tubuhnya.

Sesampai di lorong bawah tanah, Retno dan Tio turun dari motor dan memarkirkannya di sudut lorong. Tio mengangkat bicara, “Retno. Kamu masuk duluan. Aku ada urusan bentar sama orang tuaku lewat WhattsApp,”

"Eh yang benar, biasanya lo bareng gue masuk ke dalam. Kok sekarang lo yang nyuruh gue masuk?” kata Retno dengan heran melihat tingkah laku teman kerabat sekarang.

Sorry ini penting, aku tidak bisa meninggalkannya. Dulu kamu kan tahu situasiku di saat yang genting? Jadi aku mohon ya Retno masuk duluan. Nanti aku nyusul kok,” kata Tio menekankan Retno masuk ke dalam dengan penuh perhatian.

“Iya deh, janji ya.” Retno berjalan masuk dalam lorong seram itu. Dan ini saatnya Akira melancarkan aksinya, memukul Retno dari belakang dengan tongkat besi yang tidak sengaja dibawa. Lelaki itu masuk ke dalam lorong dan mengikutinya secara perlahan. Sementara itu, laki kekar itu melihat suasana lorong yang sudah lama dikunjung.

“Tempat ini tidak berubah dari dulu. Aku jadi rindu,” kata Retno menatap depan dengan senyuman masih menghias di bibirnya.

TAK ....

Retno jatuh pingsan di jalan lorong. Akira merasa lega setelah aksi yang dibuat berhasil dengan sempurna. “Dan sekarang rencana terakhir, ini adalah bagian yang aku suka.” Akira membawa Retno itu ke rumah sederhana dan meletakknya di ruang bawah tanah, dia segera mengubah tampilan Tio menjadi seorang pemberontak terkenal dari abab 18.

❬✧✧✧❭

Retno membuka matanya dengan pelan, kepala merasa sakit sekali akibat sebuah benda menghantam dirinya. Dia berada di ruang gelap dan sunyi, hanya lampu kecil yang terpasang di atas. Rasa terkejut muncul, tangan dan kaki terikat di atas. Apa yang terjadi? Mengapa gue disini? Siapa yang membawa gue kesini? Batinnya dengan khawatir. Retno mencoba melepaskan ikatan namun tidak berhasil.

“Sudah bangun rupanya anak muda,” kata orang itu memakai serba kuno berjalan dekat dengan membawa sebuah pisau di belakang.

“Siapa kamu?! kenapa kamu membawa saya kesini?!” kata Retno menatap orang kuno dengan tajam.

“Ah kamu tidak perlu mengenaliku siapa aku. Dan sekarang aku beri kamu pertanyaan, sudah siap menghadapi kematian?” kata orang itu berjalan mengitari Retno yang masih memegang pisau.

“Pertanyaan apa itu? Dengar ya, tidak orang yang sudah siap menghadapi ajang kematian bila sudah waktunya. Lagian aku mau hidup lebih lama lagi bersama orang tuaku, temanku, dan terlebih seorang gadis yang kusuka.” Retno merasa dirinya diancam jika tidak menjawab pertanyaan tersebut, nyawanya sudah diambang atas rata-rata, bagaimana nasib dirinya begini.

“Hah, jawaban yang maksud akal, tetapi sayang. Jawaban kamu salah!” kata orang itu mulai memotong kulit Retno hingga berdarah. Retno merintis kesakitan dan ingin cepat keluar dari sini.

“Oh ya, tentang kabar teman kerabatmu itu. Dia masih di Amerika dan sekarang dia sudah melupakanmu,” kata orang kuno 18 dengan mata merah yang menyala. Hati Retno langsung pecah menjadi berkeping-keping, tidak disangka dirinya telah ditipu oleh orang kuno yang dihadapi sekarang. Retno telah masuk perangkap yang dalam, tidak bisa dibayangkan. Terasa sihir hipnotis menguasai dirinya dari kemarin.

“Jawab sekali lagi, sudah siap menghadapi kematian?” tanya orang itu berdiri dihadapannya dengan senyum sinis dan mata merah menyala lebih terang.

Retno merintih tidak mau karena tidak ingin mati sekarang, “TIDAK ..., TIDAK, TIDAK, AKU TIDAK MAU MATI SEKARANG! AKU MAU HIDUP LEBIH LAMA LAGI! AKU TIDAK INGIN PERGI DARI DUNIA INI SELAMANYA!”

"Jawaban kamu salah.” Orang itu menusuk jantung Retno dengan pisau seketika. Laki kekar itu akhirnya tewas dan darah mulai tumpah kemana-mana. Orang itu segera membuka penampilan wajahnya tersebut dan menatap laki kekar yang sudah menjadi mayat.

“Selamat tinggal Retno, aku akan selalu berdoa untukmu.”

❬✧✧✧❭

Setelah kejadian itu, para polisi mulai mencari pelaku pembunuhan tersebut terhadap siswa SMA melewati berbagai cara selama 1 bulan penuh. Kabar berita mulai tersebar seluruh wilayah indonesia termasuk sekolah. Saki merasa sedih dan kehilangan teman yang tecinta tersebut, Akira yang ada disampingnya hanya memberi kesabaran dan memasang muka sedihnya. Mereka mulai melihat proses pemakaman Retno di kampung yang tinggal olehnya.

Beberapa bulan kemudian, para polisi menyerah mencari pelaku tersebut dan misi mencari pelaku lebih lanjut dibatalkan, Akira berhasil membuat para polisi kebinguna mancari dirinya, dia berharap mereka tidak akan menangkap dirinya hidup-hidup. Seperti biasa, Akira bersama Saki berjalan menuju gerbang sekolah setelah jam pelajaran selesai.

“Saki,” panggilan siswa dari kelas 12 melambaikan tangan dan berjalan menghampirinya.

"Kak Panji, ada apa?” tanya Saki berhenti di tempat. Begitu juga dengan Akira.

“Hari ini adikku ulang tahun di KFC, kamu mau ikut?” tanya Panji menawarkan Saki ikut serta merayakan hari ulang tahun dia.

“Wah aku ikut, kebetulan hari ini tidak ada rapat.” Saki girang mendengar acara tersebut. Tentu saja dia mau merayakan tersebut.

“Kalau gitu, ayo. Aku bawa motor hari ini, aku tunggu di parkiran.” Panji berjalan meninggalkan mereka berdua disana.

“Maaf Akira, aku harus pergi dan aku minta maaf ya kalau janjian kita dibatalkan. Aku pergi dulu,” kata Saki berlari menuju parkiran dan meninggalkan Akira sendirian. Seperti ada korban lagi yang ingin dia bunuh, ini akan menjadi menarik lagi.

“Ternyata ada orang kedua yang berhasil merebut gadis tersayanganku. Bersedialah kamu masuk dalam perangkap kegelapan,” mata merah Akira tidak akan berhenti menyala sampai dunia berakhir.

❬ The End ❭

ASSAMUALAIKUM ALL

SEPERTI BIASA BERTEMU LAGI DENGAN EVENT BULANAN CREAWILI!!! YEY
AFRIN MEMBUAT CERPEN TERINSPIRASI DARI ANIME HAPPY SUGAR LIFE, VIDEO GACHA LIFE DAN LAIN-LAIN
YAH WALAU AKU LIHAT ANIME HAPPY SUGAR LIFE HANYA POTONGAN CERITA SAJA TAPI AFRIN SUDAH TAHU KARAKTER UTAMA KOK
DITAMBAH VIDEO GACHA LIFE YANG SERING AKU LIHAT JADI TERINSPIRASI TERBUAT INI DEH
AFRIN MINTA MAAF JIKA ADA KATA YANG KURANG TEPAT, TATA BAHASA ATAU SEBAGAIMANANYA
TERIMA KASIH

WASSAMUALAIKUM ALL

by Afrin_LI

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro