EPISODE 2 : Lee Jeno

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

행복한 독서
Selamat Membaca

🍂🍂🍂

'Cause sometimes I look in her eyes
And that's where I find a glimpse of us

And I try to fall for her touch
But I'm thinking of the way it was

Said I'm fine and said I moved on
I'm only here passing time in her arms

Hoping I'll find
A glimpse of us

Alunan suara berat dan serak milik seorang pemuda mengudara di sebuah kamar dengan warna dominan biru. Diiringi oleh bunyi petikan gitar, membuat perpaduan indah sehingga sangat menyenangkan hati yang mendengarnya.

Setelah beberapa kali mengulang lagu yang dipopulerkan oleh Joji berjudul Glimpse of Us, Jeno segera menyiapkan ponsel dan menyalakan fitur kamera. Setelah itu, ia menjepit benda pipih tersebut pada tripod dan mengarahkan kamera selfie pada gitar di pangkuannya. Sama sekali tak menunjukkan wajah pemuda tersebut. Tak lupa, sepasang airpod berwarna putih terpasang di kedua telinga Jeno dan terkoneksi pada IPad di sebelah kanannya melalui bluetooth.

Setelah siap dengan semuanya, Jeno mulai merekam video dengan timer dan langsung menekan tombol play pada IPad di sampingnya. Ketika kamera video telah merekam dan musik yang didengar menuju reff, Jeno memetik enam senar pada gitarnya secara bergantian. Menciptakan harmoni yang sangat indah ketika didengar oleh siapapun.

Mulut pemuda itu rasanya sangat gatal akan ikut bernyanyi mengiringi bunyi gitarnya. Namun, sebisa mungkin ia menahan diri demi menjaga identitasnya di media sosial.

Setelah beberapa detik berlalu, Jeno menghentikan rekaman video dan meletakkan gitar di atas kasur. Inilah saat yang paling ia tunggu, mengedit video hasil rekamannya. Tidak butuh waktu terlalu lama untuk mengedit karena Jeno terbiasa melakukan hal seperti ini di saat senggang dan rumah dalam keadaan sepi.

Setelah memastikan hasil editan video yang ia buat sesuai harapan, lantas Jeno membuka sebuah aplikasi berlogo not balok 1/8 berwarna full hitam dengan sentuhan efek glitch. Ia menekan fitur bertanda plus untuk mengunggah video hasil editannya pada aplikasi yang bernama TikTok. Tanpa caption maupun tagar, Jeno langsung meng-upload video tersebut.

Selang beberapa detik, banyak sekali notifikasi yang memenuhi aplikasi TikTok milik Jeno. Dari yang memberikan like, komen, menyimpan video yang Jeno upload, hingga memberikan gift pada pemuda tujuh belas tahun itu. Inilah salah satu cara Jeno mendapatkan uang jajan tambahan.

ronabae oh my god, as always kamu sangat menakjubkan

eunbyeul_ jarimu terlihat sangat tampan, kkkk

cloudy-winter masih menunggu ljn bermain gitar sambil bernyanyi

irenerene ljn will you marry me

"Heran, deh. Mana ada jari yang tampan?" gumamnya sembari men-scroll kolom komentar pada video yang baru saja ia unggah.

Komentar-komentar yang bermunculan seperti itu sudah sangat biasa bagi Jeno. Awalnya ia memang merasa risih, tetapi pemuda itu mulai terbiasa pada akhirnya. Jeno membiarkan saja mereka berkomentar sesuka hati asal tidak terlalu negatif. Toh, mereka semua adalah sumber cuan bagi seorang Lee Jeno. Asal uang bisa mengalir ke rekening, ia akan berusaha untuk tak mempermasalahkan hal tersebut.

"Jeno-ya, kamu di kamar?" Suara teriakan seorang wanita membuat Jeno menghentikan aktivitasnya memandang ponsel di genggaman tangan. Tentu saja itu suara sang ibu yang sepertinya telah selesai melakukan kegiatan sosialita dengan ibu-ibu yang lain.

Jeno lantas membalas, " Ne, Eomma."

"Ayo keluar, makan siangnya sudah siap."

Jeno pun bangkit dan segera meletakkan ponsel di atas nakas. Ia membiarkan saja notifikasi yang terus bermunculan pada benda pipih tersebut. Selepas itu, Jeno melangkah ke luar kamar dan berjalan menuju ruang makan. Tepat di atas sebuah meja persegi panjang yang cukup besar, tertata berbagai macam makanan. Salah satunya adalah sundaeguk, masakan kesukaan Taeyeon, eomma Jeno.

Namun, Jeno lebih tertarik dengan bulgogi yang ada di sana. Alhasil Jeno segera duduk dan mengambil daging iris panggang itu. Taeyeon pun ikut duduk dan mengambil makanannya. Mereka makan berhadapan dalam kesunyian selama beberapa menit.

"Eomma, Appa benar-benar akan mengajak anak itu tinggal di sini? Hari ini?" tanya Jeno dengan mulut yang masih mengunyah makanan. Entah mengapa tiba-tiba pertanyaan itu terlontar begitu saja dari pikirannya.

Taeyeon sempat menghentikan sejenak kegiatan menyeruput sundaeguk, setelahnya mengambil lap untuk mengusap sedikit sudut bibir dan menjawab, "Ne."

"Apa anak itu tidak punya keluarga sampai harus tinggal di sini?"

"Jeno-ya, sudah. Tidak usah bahas itu lagi."

"Tapi kenapa, Eomma?"

Jujur, Jeno sangat tidak senang ketika sang ayah mengatakan jika akan ada seorang gadis yang tinggal dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Donghae, appa Jeno, mengatakan bahwa gadis itu sebenarnya adalah anaknya juga tetapi dengan wanita lain—yang tentu saja secara tidak langsung menyatakan bahwa gadis itu adalah adik tiri Jeno.

Jeno kesal karena Taeyeon terlalu sabar untuk menerima fakta tersebut. Sudah cukup dengan kelakuan sang ayah yang berselingkuh di belakang ibunya, tetapi mengapa Donghae tanpa merasa bersalah membawa anak hasil selingkuhannya tinggal bersama di sini?

"Jeno-ya, Eomma sebenarnya juga tidak ingin, tapi gadis itu tidak punya keluarga lain. Ayah tirinya sudah lama meninggal. Keluarga ayah tirinya sama sekali tidak peduli dengan keluarga gadis itu dan dia baru saja kehilangan ibu dan kakaknya. Dia tidak punya siapa-siapa lagi selain Appa-mu."

Taeyeon pun berdiri setelah menyelesaikan makan siang, tetapi tatapan wanita itu terarah intens kepada sang anak. "Mau bagaimana lagi? Dia kan anak kandung Appa-mu."

Setelah itu, Taeyeon berjalan meninggalkan Jeno yang masih belum menyelesaikan makanannya. Mendadak saja selera makannya hilang seketika. Dalam diam, pemuda itu mengepalkan tangan dengan erat. Jeno sudah cukup dewasa untuk memahami konflik di antara keluarga mereka. Sungguh, dia masih belum menerima sikap Donghae yang tega berselingkuh dari Taeyeon.

"Lalu? Eomma hanya diam, begitu? Aku tau Eomma pasti sakit hati kalau Appa membawa anak selingkuhannya ke sini! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika anak itu benar-benar tinggal di sini—"

"Lee Jeno!" Bibir Jeno sontak terkatup rapat ketika mendengar suara bentakan Taeyeon. Sepertinya ia sudah tidak bisa mengontrol emosi lagi. Jeno sangat kesal hingga tak tahu bagaimana cara melampiaskannya.

"Sudah cukup, Jeno. Biarkan Appa-mu melakukan apapun sesuka hatinya. Eomma sudah tidak tau lagi harus berbuat apa. Semuanya sudah terlanjur. Yang penting dia sudah tidak berselingkuh lagi, tidak perlu mempermasalahkan hal lain!"

"Eomma ...." Raut Jeno pun menurun dengan dada yang seperti diremas kuat hingga terasa sesak dan sakit. Ia sungguh tak tega melihat Taeyeon menahan perasaan sakitnya ketika mengetahui perselingkuhan Donghae. Apalagi jika setiap harinya Taeyeon akan selalu bertemu dengan anak hasil perselingkuhan sang suami. Apa itu tidak keterlaluan?

Namun, suasana tegang bercampur sedih itu mulai memudar kala sebuah suara menginterupsi keheningan mereka di ruang makan.

"Annyeong, aku pulang!"

Jeno dan Taeyeon spontan menoleh. Tepat di depan ruang makan, Donghae berdiri sembari melebarkan kedua sudut bibir. Namun, yang menjadi pusat perhatian Taeyeon dan Jeno adalah seorang gadis di samping Donghae yang tampak menundukkan kepala.

🍂🍂🍂

To be continued

Kak Jeno jangan galak-galak, dong. Nanti makin ganteng, haha. //Canda

LEE JENO

KIM TAEYEON

LEE DONGHAE

~~~

A/n:
• Ne = ya
• Sundaeguk = sup sosis khas korea
• Bulgogi = olahan daging panggang dengan bumbu khas korea
• Annyeong = hai / halo

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro