• TUJUH •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Star High School, New York.

Bagaimana jika kita memulainya dari Chloe Winchester?

Primadona sekolah yang selama ini tidak menyukaiku, atau membenciku.

Apa kau sudah siap mengetahui kebenarannya, Isabella?

Aku mengenal Chloe sebagai seorang gadis popular yang memiliki segalanya.

Dia cantik dengan rambut merah menyala yang benar-benar keren. Selain itu, Chloe adalah seorang anak tunggal dari pengusaha kaya yang bisa dibilang sedikit lebih tinggi daripada ayahku. Namun, yang benar-benar membuatku tertarik dengannya adalah, Chloe hanya berteman dengan gadis-gadis cantik dan tak kalah popular darinya, sehingga berteman dengannya adalah sesuatu yang tampak mengesankan.

Suatu hari Chloe dan dua temannya menghampiriku, mereka berkata bahwa aku mungkin bisa bergabung dengan mereka  karena aku memiliki banyak penilaian untuk mereka. Chloe bilang aku tidak kalah cantik dan kaya, aku berada di level yang sama dengan mereka.

Kau pasti ingat itu, 'kan? Hari dimana aku menemui di danau dan berkata bahwa berteman dengan mereka membuatku dapat bersenang-senang? 

Hari dimana aku akan menyesali perkataanku selama-lamanya.

Aku tidak benar-benar bahagia berteman dengan mereka, Isabella.

Mereka hanya memanfaatkanku untuk menutupi kekurangan mereka. Awalnya kupikir, pertemanan akan selalu berjalan seperti ini. Satu dengan yang lain akan saling memanfaatkan, tapi kemudian aku tersadar,
bahwa aku telah dibodohi.

Isabella mendelik sinis ke arah Chloe yang kini duduk di salah satu meja kafetaria, di tengah-tengah ruangan. Cocok dengan karakternya yang memang ingin menjadi pusat perhatian. Gadis berambut panjang yang ia biarkan menjuntai melewati kedua bahunya itu tampak asyik menikmati makan siang yang disiapkan oleh pihak asrama;waffles dan susu cokelat. Sepertinya Chloe sedang berdiet, melihat porsi makannya yang benar-benar sedikit dan berbeda jauh dengan Jessica atau Cassandra. Kedua gadis yang kini duduk di hadapan Chloe, atau lebih tepatnya, mengarah langsung pada Isabella, tampak lahap ketika menikmati beberapa daging asap dan minuman bersoda di sana. 

Namun bukan itu yang menjadi poin utamanya. Isabella mengaduk-ngaduk susu cokelat panas miliknya dan menyeringai tipis, seraya mengingat kembali potongan kata yang tertulis dalam jurnal milik Alisa.

Chloe mulai menunjukkan sikap aslinya kepadaku. Ia mulai berkata kasar dan membentakku saat aku tidak melakukan perintahnya. Dan hari itu aku tersadar, bahwa aku bukanlah temannya. Aku hanyalah salah satu anjing peliharaannya. Ia ingin aku mengekor mengelili kakinya dan terus mengibaskan ekorku seperti hewan yang tak berotak. 

Chloe memperlakukanku dengan tidak hormat dan sikapnya menjadi semakin parah setelah aku berhenti berbicara dengannya. Ia mulai menggangguku di kelas, di kafetaria bahkan sampai ke kamar asrama. Chloe menumpahkan makan siangku selama beberapa hari di depan orang banyak, ia berusaha mempermalukanku dengan caranya yang jahat. 

Aku pikir semua akan berlalu jika aku menutup mulut, tapi nyatanya tidak. Perlakuannya terhadapku menjadi lebih parah dari yang pernah aku bayangkan. Dia benar-benar gadis yang mengerikan. Dan sebaiknya ... kau tidak pernah bertemu dengannya, Isabella.

Gadis bertubuh ramping dengan seragam ketatnya itu lantas berdiri dari kursinya. Tampaknya Chloe baru saja menghabiskan makan siangnya dan hendak pergi meninggalkan kafetaria. Jessica dan Cassandra melakukan hal yang sama setelahnya, mereka berdiri dan mengikuti sang ketua.

Dengan tekad yang sudah bulat, Isabella pun beranjak dari mejanya dengan susu cokelat yang masih utuh di tangan kanannya. Ia berjalan menghampiri Chloe tanpa sedikitpun berusaha untuk berhati-hati. Hingga sebuah insiden pun akhirnya terjadi. Chloe berbalik dan menabrak tubuh Isabella yang berada tepat di belakangnya, sedang melewatinya.

"Ahh!"

Cairan kecokelatan di dalam gelas itu seketika tumpah, membasahi seragam dan sepatu Chloe yang berwarna putih. Semua mata di kafetaria kini memerhatikan tragedi yang terjadi di sana. Seperti waktu yang tiba-tiba berhenti, semua siswa yang sedang menikmati makan siang mereka pun mendadak diam dan tak terlihat memberikan gerakan yang berarti. Sama halnya dengan Jessica dan Cassandra yang menatap syok ke arah Chloe dan Isabella.

"Kau menumpahkan susuku," ucap Isabella datar. Ia bahkan terlihat tidak peduli dan sama sekali tidak merasa bersalah pada kondisi Chloe saat ini. "Haruskah aku meminta ganti rugi padamu, Chloe?"

Kedua mata cokelat Chloe melebar, menatap Isabella geram. Ia lalu mendorong bahu gadis itu dan berseru, "Apa yang kau lakukan?! Kau membuatku kotor dengan susu menjijikan ini!"

Namun sang lawan bicara sama sekali tidak terprovokasi. Wajahnya masih menampilkan raut dingin dan tak merasa berdosa sama sekali. "Tapi susu itu tidak menjijikan." Isabella melirik gelas kosong di atas meja Chloe sebentar, gelas yang sebelumnya terisi oleh susu yang sama dengan milik Isabella. Lalu kembali menatap gadis itu dengan santai. "Kau menghabiskan susu itu."

Chloe mendesah kesal dan menghentakkan kakinya ke lantai. Tangannya yang kecil terangkat ke udara, hendak mendaratkan satu tamparan keras di wajah Isabella seperti yang biasa ia lakukan pada anak lemah lainnya. Namun sayangnya, Chloe tidak mempersiapkan apapun untuk Isabella. Isabella menangkap tangan Chloe dan mencengkramnya erat-erat hingga gadis itu kesulitan bergerak.

"Lepaskan!" pekik Chloe.

Gadis bermata biru itu kemudian mencondongkan wajahnya ke depan, sehingga bibirnya yang tipis hampir mencapai telinga ratunya asrama. Ia menyeringai penuh kemenangan dan berbisik, "Aku akan membalas perbuatanmu terhadap Alisa. Aku datang ke asrama ini untuk menyingkirkan orang-orang sepertimu, Chloe."

Ada sorot ketakutan di mata Chloe, tapi gadis itu buru-buru menampiknya. Ia menoleh perlahan sehingga matanya benar-benar beradu dengan Isabella dalam jarak yang hanya beberapa senti saja sekarang. Ia meneguk ludahnya dengan susah payah dan membalas ucapan Isabella, "Si--siapa kau sebenarnya?" cicitnya dengan suara pelan.

Isabella melepas tangan Chloe dan menepisnya dengan kasar sehingga gadis itu terkesiap. "Aku akan membalasmu untuk Alisa." Suaranya yang keras dan lantang, membuat semua orang di tempat itu dapat mendengar ucapannya barusan. Termasuk Zach, yang baru saja memasuki kafetaria dengan ekspresi terheran-heran. Mendengar nama Alisa, membuatnya jadi curiga terhadap Isabella. "Aku akan memberi tahu dunia, gadis seperti apa kau sebenarnya, Nona Winchester."

Gadis itu kembali bereskpresi datar dan melenggang pergi, meninggalkan Chloe dan kedua temannya kebingungan. Atau mungkin ketakutan. Entahlah, tapi yang jelas, semua orang di kafetaria tampak kaget karena seorang anak baru seperti Isabella bisa menyebut nama Alisa, teman satu asrama mereka yang baru saja meninggal dunia. Isabella membuat semua orang terkejut dengan sikapnya yang mencolok.

Sehingga Zach memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang gadis berusia 16 tahun itu. "Isabella Moore, sepertinya dia mengetahui sesuatu tentang gadis bernama Alisa," batinnya. "Aku harus mencari tahu sesegera mungkin."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro