Kopi di Pintu Kulkas

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


[Kopi, di pintu kulkas] kuketikkan sebuah pesan, untuk mengirimkan permintaan maaf yang seharusnya kukatakan secara langsung. Tapi, tak mungkin, karena aku tidak ingin pingsan lagi.

[Ayo bertemu]

Kuabaikan pesan yang masuk dan segera merapikan tas sebelum dia sampai di kubikelku. Belum jam lima, tapi aku sudah angkat kaki dari kantor dan duduk di pos satpamdemi menghindrainya.

"Mbak Tea udah gak ada kerjaan?" tanya Roni penasaran karena aku sudah ada di tempatnya sebelum jampulang.

"Iya, lagi bosen di dalam." Aku mengawasi pintu keluar kantor karena tidak ingin tiba-tiba Sky muncul.

"Mbak Tea aneh deh, kan di dalam adem, bisa ngapain gitu," oceh Roni.

Begitu jam menunjukan angka lima, aku segera meninggalkan pos satpam, "Lagi malas sama seseorang, Ron!" teriakku sambil berlari ke parkiran.

Tanpa menoleh aku mendapati motorku dan pergi dari kantor secepatnya. Kutarik napas lega setelah menyusuri jalanan. Kali ini aku hanya ingin berlari dan menjauh, sejauh-jauhnya. Dan aku berharap Sky paham dengan hal itu.

[Kamu di mana?]

Kulihat pesan di pop up layar ponsel. Tidak ada niat untuk membuka atau membalasnya. Lebih karena aku tidak ingin memperpanjang perkara ini.

Kularikan motor ke arah pantai, aku sedang butuh udara segar dan menghindarinya yang mungkin ke kost. Matahari masih tinggi saat aku duduk di Pantai Seminyak yang lebih sepi. Deburan ombak bertemu dengan pasir pantai seolah lagu yang ingin kunikmati sendiri.

Matahari perlahan tenggelam, langit berubah jingga. Ponselku berkali-kali menampilkan pesan dari Sky. Aku harus bagaimana sebenarnya, Sky? Agar kamu membiarkanku pergi tanpa mengatakan apa yang membuatku tidak bisa menerimamu? Apa perlu aku pergi sebenar-benarnya pergi? Semuanya terlalu berat untuk kukatakan, karena aku tidak akan pernah tahu nanti kita akan seperti apa jika aku mengatakannya.

Aku tidak ingin mengulang setiap luka yang masih terasa, aku tidak siap untk sekali lagi merasakan kehilangan. Aku tidak ingin ditinggalkan, terlebih, aku tidak ingin ini berakhir menyakitkan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro