Chapter 5 : Hari Pertama Yang Sial

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

I'M Become A Boy

A Story By @SitiaraPelmansyah

Happy Reading

.

Hari pertama sekolah ternyata tidak seperti pemikiranku

Malam telah berganti menjadi pagi. Sinar matahari telah menembus jendela kamar yang terbuka.

Gadis yang sedang menyamar menjadi pemuda itu mengerjapkan matanya yang terkena sinar matahari. Ia merentangkan tangan sebelum duduk di tempat tidur.

Gisha mengerjapkan matanya menyesuaikan penglihatannya. Orang yang pertama kali ia lihat adalah gebetannya, Noah sedang membereskan kasurnya. Ia menatap sekeliling dimana hanya ada Noah, Nicholas dan Chitaphone.

Gisha menggaruk kepalanya yang gatal,rambut pendeknya berantakan menjadikan cewek yang sedang menyamar jadi cowok itu terlihat sangat keren. Akan tetapi, itu hanya berlaku untuk cewek, yang berada di dekat Gisha sekarang ini semuanya adalah cowok.

Chitaphone melihat teman sekamar barunya baru bangun, langsung saja cowok berwajah cantik itu menegur keras temannya.

"WOOII!" Gisha melonjak kaget mendengar teriakan Chitaphone. Ia menatap tajam cowok itu.

"Biasa aja kali teriaknya!" gerutu Gisha sambil duduk di kasurnya.

"Ya, gimana gue gak teriak. Lu nya dibangunin susah!" Gisha menatap tajam cewok itu.

"Wajar, kan! Lagian gue cowok bukan cewek!"

"Emangnya cowok gak boleh bangun pagi? Kan kita harusnya shalat subuh di Masjid, artinya Lu gak shalat subuh tadi! Walaupun kita lagi sekolah Asrama." kata-kata Chitaphone menusuk langsung ke hati Gisha. Ia terdiam karena apa yang dikatakan Chitaphone itu memang benar, tidak ingin memperpanjang perdebatan ia akhirnya diam saja. Begitu pula dengan Chitaphone, ia kini menjauhi Gishi dan sibuk dengan kegiatannya membereskan tas hitamnya.

Gisha pun berdiri dari kasurnya dan menampakkan kaki telanjangnya ke lantai, tetapi ia merasakan ada sesuatu yang mengenai kakinya. Ada air yang ia rasakan dan...









































Dingin.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!" Gisha berteriak sekencang-kencangnya membuat kedua cowok yang berdiri tak jauh dari dirinya terlonjak kaget. Mereka melihat Gisha yang memeluk kedua kakinya, sambil menatap sebuah ember yang berisikan air dan beberapa balok es batu yang berukuran sangat besar.

Tiba-tiba saja, Noah menyemburkan tawanya membuat Chitaphone yang berdiri di sampingnya terkejut dan menatapnya aneh. "Lu kenapa sih? Ketawa kek Kuntilanak gitu?" Noah menghentikan tawanya mendengar teman gesrekya membandingkan dirinya dan Kuntilanak.

Ia menabok kepala temannya dengan sangat kencang. "Sakit curut!" Chitaphone mengelus belakang kepalanya yang di tabok oleh teman gesreknya ini.

"Lu ngapain ketawa?" Chitaphone bisa melihat Noah yang menyeringai tipis kepadanya.

Chitaphone memandang temannya yang di juluki 'Bad Boy' se asrama ini. "Jangan-jangan, lu yang ngejailin dia?!" Noah hanya tersenyum, lalu menepuk bahu Chitaphone dan kemudian keluar ruangan meninggalkan dua orang temannya.

Chitaphone menggelengkan kepalanya pada Noah yang sudah keluar kamar.

Cowok cantik itu menatap Gisha yang masih dalam posisi yang sama, tangannya memeluk kakinya yang menekuk. Bersamaan dengan Shean yang keluar kamar mandi. Cowok yang disebut sebagai Goodboy menyengitkan keningnya melihat Gishimyong yang masih duduk di kasur dan Chitaphone yang berdiri di depannya.

"Ada apa ini?" tanyanya sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Ia berjalan mendekat pada keduanya dan berpikiran bahwa sepertinya dia telah ketinggalan sesuatu.

Chitaphone menatap Shean yang berjalan mendekat pada mereka dan berpangku tangan. "Lu gak dengar tadi?" Shean menatapnya dengan raut bingung.

"Ya, enggaklah. Kamar mandi kita kan kedap suara, jadi gak denger suara luar. Emangnya tadi ada apa? Terus ini Gishimyong kenapa?" tanyanya sambil menoleh kepada teman barunya itu.

"Biasa, Noah berbuat ulah lagi. Dia menjaili Gishimyong seperti ucapannya kemarin," Gisha mengangkat kepalanya menatap cowok yang memiliki wajah cantik seperti cewek itu.

"Noah tidak bilang, kalau dia akan menjailiku!" Gisha dapat melihat Chitato menatapnya intes.

"Tentu saja, curut satu itu tidak mungkin bilang kalau hari ini dia akan menjailin lu. Ibarat, mana ada maling yang mengaku. Tapi dia memberikan lu isyarat, kan?" Gisha terdiam mendengar ucapan Chitaphone

"Bukannya, dia bilang akan memberikanmu hadiah?" Gisha menatap Rezha dan mengangguk.

"Pikir sendiri, lu pasti menemukan jawabannya." setelah mengatakan itu, Chitaphone segera meninggalkan kedua temannya.

"Duluan!" seru Chitaphone dari jauh.

"Ok!" balas Shean. Sementara Gisha sedang memutar otak memikirkan ucapan Chitaphone.

Dia mengingat bahwa semalam, Noah memang akan memberikannya hadiah hari ini. Lalu, dia menyambungkannya dengan kejadian beberapa waktu yang lalu.

'Oh! Jadi begitu. Noah memberikanku jadian dengan cara menjailiku! Awas kau Noah!' sepertinya Gisha sedang memikirkan cara untuk membalas kelakuan Badboy satu itu.

"Maafkan Noah ya?" Gisha yang tadinya menatap kasur kini mendongakkan kepalanya ke depan. Di mana ia melihat Shean yang tengah bersujud di depannya, Gisha melirik ember berisi es batu yang telah bergeser ke samping. Kemudian, ia melihat wajah tampan Shean. Saat ini, cowok baik hati itu tengah memakai celana training dan kaus berwarna hitam.

Entah kenapa, Gisha malu menatap wajahnya.

"Mandilah, aku akan berganti pakaian." Gisha menatap Shean yang berjalan menuju lemari pakaian.

Tanpa babibu lagi, Gisha lekas melesat masuk kamar mandi.

🌻

Di koridor, Gisha berjalan berdua bersama Shean. Gadis yang saat ini menyamar menjadi cowok itu tampak malu-malu. Seumur-umur, Gisha belum pernah jalan bersama cowok lain selain keluarganya.
Dan Shean adalah orang pertama baginya.

"Eh, itu kenapa pada rame?" Gisha menatap ke arah tunjukan tangan Shean. Beberapa siswa bergerumungi sesuatu.

"Gak tahu," jawab Gisha. Shean menatap Gisha.

"Kita ke sana!" Gisha mengangguk.

Setelah sampai, Shean dan Gisha harus menggeser tubuh beberapa siswa yang menghalangi pemandangan mereka. Keduanya kaget melihat beberapa siswa tengah membantu siswa lainnya untuk berdiri dari genangan air di lantai. Bukan hanya air, tapi juga sabun dan banyak juga kulit pisang di sana.

"Kalau begini mah, gue tahu siapa dalangnya." Gisha mendengar gumaman Shean yang berdiri di samping kanannya.

Gisha menoleh ke arah salah satu pembersih yang sedang membantu seorang siswa. "Pak!" pria itu menoleh pada Gisha yang memanggilnya. "Iya, nak?"

"Kenapa bisa seperti ini pak?" petugas kebersihan itu terdiam sebentar sebelum bercerita.

"Tadi, saya lagi ngepel. Lalu melihat Noah dan Chitaphone yang sedang menatap saya. Karena takut saya jadi korban keusilan mereka, saya akhirnya pindah tempat. Saya gak tahu kalau mereka bakalan bikin lantai licin seperti ini, saya kembali ke tempat ini dan sudah melihat banyak siswa terpeleset."

"Tenang saja pak, saya akan melaporkan kejailan mereka. Kami permisi, karena sebentar lagi masuk kelas." bapak itu mengangguk.

"Perhatikan jalanmu Gishi!" Gisha mengangguk dan mereka perlahan melewati lantai yang telah membuat banyak siswa jatuh itu.

🌻

"Kamu yakin bakalan laporin mereka ke kepala sekolah?" Shean mengangguk.

"Ya. Tapi sebelum itu, aku harus mengadu pada Scorpius."

'Kenapa harus Scorpius?' Gisha ingin bertanya, tapi tidak jadi karena melihat seseorang yang sangat tidak ia sukai selain Noah dan Chitaphone.

"Rezha?" langkah Gisha berhenti, begitu juga Shean.

"Ada apa?" Shean menatap arah  pandangan Gishimyong yang memandang Rezha yang tengah bercanda dengan teman yang duduk di sebelahnya.

"Oh. Shean sekelas sama kita, Noah sekelas dengan Chitaphone dan Nicholas, nah kalau Celvin sekelas sama Scorpius." jelas Shean.

'Gapapa lah sekelas sama si tukang putusin cewek daripada sama si dua orang pembuat onar.' batin Gisha sedikit bersyukur.

"Yuk! Masuk!" Gisha mengangguk dan mereka masuk kelas.

bersambung.

Hai guysss

Jangan lupa vote dan komen^^

Happy New Year buat kita semuaaaaa 🎆🎇🎉🎊💝

Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru ini dan selalu di limpahkan rahmat dan berkat dari Allah SWT.

Amiiiiiinnn

Selalu jaga kesehatan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro