Chapter 16 : Kejar Mengejar Di Koridor

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.

Tapi lengkingan Ron, membuat Dean sadar bahwa ini bukanlah mimpi.

"Deaaaaaaannnnnnn!!!!" lengkingan Ron membuat Padma dan Parvati menutup telinga mereka.

Sementara itu, Dean merasakan ada yang aneh dengan Ron.

'Apa Ron tiba-tiba saja belok?' pikirnya.

Tapi, mereka terkejut dengan apa yang akan dikatakan Ron selanjutnya.

"Deaaaaannnnn!!!!! I love youuuuu!!!!!"

Mulut Dean terngaga lebar ketika mendengar ucapan Ron. Bahkan ia menjatuhkan bunga mawar itu dari mulutnya.

Parvati dan Padma merasakan jantung mereka tertusuk pedang.

"Deaannn...sayangggggkuuuu!!!!" tanpa aba-aba, Ron berlari menuju Dean. Ia bermaksud untuk memeluk dan mencium pemuda yang telah membuat hatinya berbunga-bunga itu.

Sementara itu, Dean yang merasakan marabahaya mendekat padanya membuat otaknya memacu kakinya bergerak untuk menjauhi Ronald Bilius Weasley yang terlihat seperti perempuan.

"Tolongggggggg!!!!" pekiknya menjauhi kamar Parvati.

Sementara itu, Padma dan Parvati masih diam mematung karena sangat terkejut dengan tingkah absurd Ron.

"Tolong akuuuuuuu!!!!!!" tapi pekikan Dean menyadarkan mereka berdua.

"Dean!" seru Parvati yang langsung berlari mengikuti mereka.

Padma pun mengejar Parvati. "Parvati! Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ron bertingkah seperti itu dan mengejar Dean?" tanyanya sembari berlari.

"Kalau menurutku, Ron terkena amortentia,"

"Apa! Bagaimana bisa? Jangan-jangan..."

..................

'Tidak salah lagi, pasti Ron yang meminum ramuan itu! Sialan! Harusnya Parvati yang minum!' Dean menarik kesimpulan.

"Deannnn! Sayang~ mengapa kau lari dariku~" seru manja Ron dengan masih mengejar pemuda berkulit sama dengan Blaise itu.

Para gadis yang kebetulan berada di koridor tampak melongo mendengar ucapan Ron. Sementara itu, para pemuda di sana tertawa terpikal-pikal.

Dean yang semakin syok dengan perkataan Ron. Ia semakin mempercepat larinya.

Mereka berdua berlarian di tengah Koridor. Di mana, beberapa murid Hogwarts berada di sana. Mereka cengo menatap tingkah absurd Ron dan Dean. Bahkan ada beberapa siswa yang pingsan karena syok mendengar suara lemah gemulai khas perempuan dari bibir Ron.

"Dean! Tunggu, aku!!!!"

Di belakang mereka, terlihat Parvati dan Padma.

"Dean!"

"Ron!"

....................

Di sebuah persimpangan koridor yang lumayan sepi, terlihat Rolf dan Luna yang tengah berbicara sesuatu.

"Apa yang harus kita lakukan untuk membuat Nargle keluar? Dia terus-menerus kabur jika kita mendekat?" tanya Luna dengan suara mengambang dan mata yang memandang kosong pada Rolf.

"Aku tidak tahu, Luna-" perkataan Rolf terpotong dengan suara teriakan Ron yang memanggil Dean.

"Dean sayang! Baby! Tunggu aku!" pekikan Ron membuat Rolf dan Luna menoleh pada mereka.

Terlihat Dean yang lebih dulu melewati mereka, disusul oleh Ron yang terus memanggil Dean dengan kata-kata manis yang membuat Dean menahan mual saat berlari.

Terakhir, Rolf dan Luna melihat Parvati dan Padma yang mengejar sembari memanggil nama Dean dan Ron.

Rolf menoleh pada Luna. "Mereka kenapa?" Luna menjawab dengan kedipan bahu pertanda tidak tahu.

...................

Terlihat Draco sedang menggunakan palu dan paku untuk menempelkan papan peraturan dengan cara muggle.

"Astaga! Kenapa aku harus bersusah payah begini! Kita bisa menggunakan sihir untuk menempelkannya, kan!" seru Draco yang berada di tangga, sementara Hermione di bawah memegangi tangganya agar Draco tidak jatuh.

Hermione terkekeh. "Kita tidak bisa menggunakannya, Draco. Apa kau lupa? Tongkat kita sedang disita oleh professor Mcgonagall," yup! Tongkat mereka sedang disita oleh Minerva untuk sementara waktu. Alasannya? Tanyakan sendiri pada Mcgonagall. Mungkin mereka berdua sedang dihukum?

Draco hanya mendengus, melanjutkan kembali pekerjannya. Mengapa Draco bisa menggunakan barang muggle? Itu karena, Draco mengambil telaah muggle semenjak Hermione berada di Yunani atas bujukan Mcgonagall. Mungkin Draco ingin lebih mengenal Hermione.

Tanpa diduga siapapun, Dean muncul sembari menabrak tangga, menyebabkan Draco oleng dan terjatuh ke samping.

"ARRRGGGGHHHHH!!!!!" teriak Draco penuh kesakitan.

"Merlin, Draco!" seru Hermione melihat Draco terjatuh.

Dean yang melihat itu, ingin menolong Draco. Namun terhenti, karena mendengar suara Ron yang memanggil namanya semakin mendekat. Langsung saja, ia  berlari menjauh dari sana.

Belum reda rasa sakit karena terjatuh, kini Ron muncul dan tanpa sengaja menginjak telapak tangan sebelah kiri Draco.

Draco kesakitan dua kali lipat. Malfoy junior itu mengerang kesakitan sambil menyumpahi Ron.

"ARRRRGGGHHHHH!!!! SIALAN KAU WEASBLEEE!! MATI SAJA KAU!!!"

Belum selesai penderitaan Draco, muncullah Parvati dan Padma yang juga menginjak telapak tangan Draco yang sakit.

Kini, Draco benar-benar kesakitan hingga ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Kecuali merebahkan diri ke lantai sambil memegangi tangan kirinya yang sangat sakit. Ia juga merasakan tangan kirinya itu mati rasa.

Hermione segera mendekati Draco dan memegangi bahu kanan pemuda itu. "Merlin! Draco! Kau baik-baik saja?!"

Padma sempat terhenti sebelum berlari lagi. "Maafkan kami, Malfoy!" Hermione melihat kepergian mereka sambil memegangi kedua bahu Draco.

"Heii! Dean, Ron, Parvati, Padma! Tanggung jawab kalian!!!!!"

....................

"Dean! Kenapa kau lari sayangg! Aku ingin menciummu! Aku ingin memelukmu!!" seru Ron membuat Dean benar-benar ingin muntah.

"Dean! Berhenti dulu!" Dean menoleh pada Parvati yang kebetulan berlari tepat di belakang Ron.

"Tahan dulu Ron, agar dia tidak mengejarku, baru aku akan berhenti!!" pekiknya ketakutan melihat Ron yang tepat berlari di belakangnya sambil mengeluarkan ekspresi menjijikan bagi Dean.

"Deann! Tunggu aku, sayangg!!"

Michael, Terry dan Anthony yang kebetulan berada di sana melongokan wajah mereka melihat tingkah keempat teman mereka.

"Apa telinga kita yang salah mendengar atau memang Ron yang sudah gila?" tanya Terry memecah keheningan.

"Kurasa telinga kita yang salah mendengar, tidak mungkin Ron menjadi gila dengan belok menyukai sesama jenis, kan?" jawab Anthony yang diangguki oleh Michael yang masih melongo.

Berbeda dengan reaksi para Ravenclaw, justru para Slytherin tertawa terpikal-pikal melihat Dean yang dikejar Ron. Seperti Theo, Milicent, Daphne, Pike dan Crabbe yang kebetulan berada di koridor itu.

....................

Di perbatasan Asrama Slytherin dan Ravenclaw, terlihat Blaise dan Pansy yang tengah bertengkar.

"Dengarkan aku, Pansy!" Blaise berusaha memegang tangan Pansy tapi siempunya tangan menolak.

"Lepaskan, aku!!"

"Dengarkan aku!" akhirnya Blaise memegang tangan Pansy dengan kencang.

"Astoria hanya selingan," ucap Blaise membuat Pansy menatapnya.

"Oh, aku juga dong! Karena aku sama-sama gadis seperti Astoria!" seru Pansy. Blaise pun menggeleng.

"Bukan begitu, Pans-" ucapan Blaise terhenti karena seruan Dean.

"Menyingkir kalian berdua!"

Dengan cepat, Blaise mendorong Pansy hingga punggung gadis itu menempel ke dinding. Mereka berdua melihat Dean, Ron, Parvati dan Padma melewati mereka.

Keheningan menyertai kedua orang yang saling menatap mata masing-masing itu.

"I love you." ucap Blaise yang kemudian wajahnya mendekati wajah Pansy.

.....................

Dean masih terus berlari. Namun, akhirnya ia berhenti tepat di depan professor Mcgonagall. Pemuda berkulit eksotis itu menundukkan tubuhnya sembari terngah-engah.

Wanita tua itu terheran-heran dengan Dean Thomas yang seperti sehabis berlari ratusan kilometer. Dan lebih parah lagi, pakaian yang dipakai pemuda itu bukanlah seragam Hogwarts Gryffindor.

"Mr. Thomas? Ada apa?"

Sebelum Dean menjawab, tubuhnya seperti ditarik lalu dibenturkan ke dinding. Ia juga merasakan benda lembut menempel di pipinya, membuat pemuda itu membelalakkan matanya karena pelakunya.

Tak lain dan tak bukan, adalah Ron.

Ron menyeringai menatap Dean.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai readers^^

Upsss, author sepertinya salah sasaran deh. Ternyata cerita Dean ini panjang banget hingga 3 chap:v

Gimana adegan kocaknya? Kerasa gak?

Author juga nahan tawa ini, bengek aja kalau ngebayangin adegan-adegan ini benar-benar ada. Udah ketawa terpikal-pikal.

Tapi kalau masalah Draco, tu bocah udah hancur image Malfoynya kalau bener-bener tangannya diinjak kwkwkwkkwkw

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro