Chapter 29 : Salon dan Kegilaan Blaise

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Setelah selesai berbelanja seluruh peralatan pelajaran telaah muggle. Hermione dan yang lainnya segera pergi ke Salon.

"Hermione!" seru Ginny yang langsung berjalan di samping Hermione. Mereka tengah menuju Salon. "Ada apa?"

"Kita pergi ke Salon, kan?" tanya Ginny. Hermione mengangguk. "Tentu saja. Ini kita sedang pergi ke sana!" jawab Hermione.

"Lalu, kenapa Dad dan Mr. Granger tidak ikut bersama kita?" ya, setelah membeli peralatan pelajaran telaah muggle. Arthur dan Wiliam segera pamit pulang dan mengatakan bahwa mereka tidak akan ikut pergi ke Salon.

"Aku sudah mengajak mereka, tapi mereka tidak mau dan langsung pulang bersama. Sudahlah, lagipula mereka juga pasti tidak nyaman berada di Salon yang kebanyakan pengunjungnya adalah perempuan," jelas Hermione menjawab pertanyaan Ginny.

"Tunggu! Kalau Salon itu tempat perempuan, kenapa kau juga mengajak kami para laki-laki Mione?" tanya Oliver yang menatap Hermione sambil memegang tangannya.

"Ya! Salon memang tempat untuk perempuan perawatan. Tapi, bukan berarti laki-laki tidak boleh ke sana. Walaupun yang berada di sana kebanyakan perempuan." penjelasan Hermione membuat Oliver mengangguk.

"Ah!" semua orang menatap Blaise yang berteriak. "Ada apa, sih?!" tanya Pansy yang tepat berdiri di samping Blaise. Theo dan Daphne hanya menatap bosan Blaise.

"Apa aku bisa membuat kulitku menjadi lebih cerah? Yah, aku gak terlalu berharap kulitku bisa putih dirimu, cerah aja cukup biar enak dipandang?" tanya Blaise pada Hermione. Sedang Hermione menahan tawa mendengar pertanyaan Blaise, ia menatap Oliver yang juga menahan tawa. Hanya para Slytherin yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan teman mereka itu.

"Tentu saja bisa, Blaise. Seperti yang pernah kubilang, kau bisa melakukan perawatan apapun jika punya uang banyak." mendengar itu, Blaise terlihat sumringan.

"Kalian bisa melakukan perawatan kulit, wajah, rambut, bahkan kuku sekalipun!" Pansy berteriak girang mendengar itu.

"Dan..." Hermione menatap Oliver yang berdiri di sampingnya. "...kalian para laki-laki juga bisa perawatan," gadis itu mengelus pipi kekasihnya yang agak kasar. "Kulitmu agar kasar. Kita bisa melakukan perawatan dan kalian juga. Ayo kita ke Salon!" seru Hermione sambil mengapit lengan Oliver dan mereka semua mengikuti langkah Hermione ke Salon.

...................

"Wow! Gadis itu cantik sekali!" seru Blaise yang menatap poster beberapa gadis yang terpajang di depan Salon. Belum Blaise melangkahkan kaki, kerah jubah hijaunya sudah ditarik oleh Oliver membuat ia tercekik.

"Apa sih, Oliver!" Blaise menepis tangan Oliver yang menarik kerah jubahnya.

"Please deh, Blaise. Itu gambar Muggle, benda itu gak bisa bergerak seperti lukisan di Hogwarts. Jangan malu-maluin diri sendiri sama kita-kita bisa gak, sih?" muka Blaise cemberut dan mengangguk karena dimarahi oleh Oliver.

"Gila si Blaise," Daphne berbisik pada Theo yang berdiri di dekatnya. "Padahal ada Pansy di dekatnya. Kelakuannya masih kayak gitu di depan pacarnya sendiri."

Theo hanya mengangguk, namun dalam hati ia berkata. 'Kalau aku gak bakalan bikin kamu kecewa, Daphne.'

Namun tak disangka, Pansy mendengar bisikan mereka berdua.

"Kalian seperti tidak tahu Blaise saja. Dia, kan sudah tidur dengan banyak gadis selain diriku, termasuk Astoria." celetuknya membuat Theo dan Daphne menoleh padanya terkejut, karena Pansy mendengar mereka mengobrol (Gibah) dengan topik keburukan Blaise.

Setelah itu, Hermione memanggil mereka untuk masuk ke dalam Salon.

...................

Setelah mereka masuk, mereka semua disambut oleh beberapa pegawai di Salon tersebut.

Hermione berjalan ke Kasir diikuti teman-temannya yang lain.

Blaise yang memang contoh orang gak bisa diam. Ia langsung mendekati barang-barang di meja kasir yang menarik perhatiannya. Sementara yang lain berdiri diam di dekat Hermione.

"Hermione!" sang empu pun menoleh pada Blaise yang berdiri di sebelahnya. "Ada apa?"

Pemuda Zabini itu menunjuk cermin yang terpajang di depannya. "Apa ini bisa terhubung dengan cermin yang pernah kau katakan waktu itu?" mendengar pertanyaan itu, Hermione menepuk dahinya dengan kuat.

Oliver menepuk kepala Blaise dengan kuat. "Blaise! Tolong bedakan Dunia Sihir sama Dunia Muggel!" seru Oliver yang berdiri di samping Hermione.

"Sakit Wood!" Blaise meringis sambil mengelus-elus kepalanya. "Eh! Mukaku sangat jelas di cermin ini!" Blaise mengelus rambutnya sambil berpose kece di depan teman-temannya.

Theo berbisik pada Pansy. "Sabar Pans, kalau aku jadi dirimu. Aku pasti sudah bunuh diri karena mendapatkan pacar seperti dirinya." Pansy menoleh dan langsung menghadiahi Theo tatapan tajam. Daphne yang berdiri di sebelah Theo memukul bahu pemuda itu dengan sangat keras.

"Kau bodoh sekali Theo! Mengapa kau berkata seperti itu pada Pansy!"

Di sisi lain, Hermione menoleh pada Oliver yang juga menatap dirinya. "Tolong aku, Oliver. Teman-temanku gila semua!" Oliver merasa kasihan pada Hermione, ia mengelus pucuk kepala gadis itu dengan lembut.

Di tengah perdebatan mereka, datanglah penjaga kasir yang entah dari mana. "Maaf lama menunggu, saya dari toilet sebentar. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya dan teman-teman saya mau perawatan Salon. Bisa diterangkan apa saja yang tersedia di sini?"

"Di sini ada perawatan rambut..." kasir itu menunjuk seorang wanita yang akan memandu ke tempat perawatan rambut.

"...kuku,"

"Wajah serta kulit."

Hermione menoleh ke belakang, di mana teman-temannya berdiri.

"Kalian mau ke mana terlebih dahulu?" tanya Hermione meminta persetujuan. Karena menurutnya, pasti ada yang berbeda pendapat.

"Rambut!" para pemuda berseru, hanya Blaise yang masih berdiam diri berpikir.

"Kuku!" seru Pansy, Padma dan Parvati.

"Wajah dan kulit!" seru Ginny dan Daphne.

Hermione tersenyum dan langsung menoleh pada wanita kasir. "Sesuai dengan apa yang dipilih teman-teman saya.

"Baiklah!"

Setelah itu, teman-teman Hermione mengikuti pegawai-pegawai sesuai tempat yang mereka ucapkan tadi. Namun, tangan Oliver ditahan oleh Hermione saat akan mengikuti para pemuda yang memilih perawatan rambut.

"Ada apa, Mione?" tanyanya.

"Untuk kamu, kita akan melakukan perawatan VIP!" Hermione menoleh pada wanita Kasir yang tersenyum kepada mereka.

"Sudah disiapkan, kan?" tanya gadis itu. Wanita itu mengangguk. "Silahkan!" Hermione tersenyum pada Oliver yang menatap bingung dirinya. Kemudian, gadis itu menyeret Kiper Puddlemere United itu.

...................

Di lain tempat, ternyata Blaise mengikuti langkah Pansy bersama kembaran Patil menuju tempat perawatan kuku.

Terdapat berbagai macam cat warna kuku dan gambar beberapa hewan.

"Kenapa ada gambar hewan-hewan itu?" tanya Pansy pada wanita yang mengantarkan mereka. "Ah, itu sebagai gambar di kuku nanti. Kita bisa mengambarkan hewan pilihan kalian di kuku kalian." jelasnya sambil tersenyum.

"Benarkah?!" seru mereka bertiga histeris karena baru tahu itu.

"Keren dong!" seru Blaise yang tiba-tiba saja berdiri di samping Padma menganggetkan tiga gadis dan wanita pegawai Salon yang memadu mereka.

"Astaga, Blaise. Kau mengagetkan kita semua, tahu!" seru Padma kesal dan langsung memukul bahu Blaise.

"Eh, tunggu! Kenapa kau di sini?" tanya Pansy.

"Benar tuh, bukannya kau harusnya bersama Harry dan yang lainnya?" sambung Parvati.

Blaise memutar bola matanya. "Aku mau melakukan perawatan kuku dulu." jawabnya. Ia menatap pegawai Salon.

"Saya bisa melakukan perawatan kuku juga, kan?" wanita itu tersenyum dan menganggun. "Silahkan pilih hewan kesukaan kalian.

Mereka berempat pun memilih. "Aw! Aku pilih warna biru dan burung gagak. Mirip dengan Asramaku!" ucap Padma.

Parvati menunjuk gambar singa. "Aku merah dengan singa!"

"Aku...tentu saja hijau dengan ular." ucap Pansy. Ia menoleh pada Blaise. "Blaise! Kau pilih yang mana?" gadis itu berharap pemuda Zabini itu memilih yang sama dengannya, agar mereka terlihat seperti couple.

"Hmmm?" Blaise menemukan gambar yang sangat menarik menurutnya. Gambar seekor hewan mirip beruang, namun warna bulunya hitam dan putih terutama bulatan di matanya membuat Blaise gemas.

"Ini saja! Hewan mirip dengan beruang." tunjuk Blaise pada gambar itu. Pansy yang melihat hewan yang ditunjuk Blaise mendengus.

"Itu namanya Panda, tuan tidak tahu panda ya?" pegawai itu tertawa karena melihat pelanggannya ini tidak tahu panda.

"Tentu saja, aku tidak tahu hewan panda ini, nona. Karena aku ini seorang penyihir yang tinggal di Dunia Penyihir bukan kalian para Muggle yang tinggal di sini- hmmbbbb!" belum sempat Blaise menyelesaikan ucapannya. Pansy langsung membekap mulutnya. Kini, semua orang yang berada di ruangan itu melongo pada mereka berempat. Baik pelanggan seperti mereka ataupun para Pegawai yang melayani pelanggannya. Mereka cengo mendengar jawaban Blaise tadi.

Parvati cengegesan. "Ucapannya tidak usah didengarkan..."

"...iya! Dilupakan saja, hehehe." sambung Padma yang berusaha tersenyum sangat lebar.

Kukunya Padma. (Sebenarnya, burung Elamg pilihan pertama bukan Burung Gagak. Tapi gambar kuku Elangnya gak ada di Google)

Kukunya Parvati (Maaf kalau gak mirip gambar singa😭)

Kukunya Pansy (Mohon maaf, gambarnya gak terbentuk waktu Author edit tadi. Nanti Author coba lagi. Btw, gambar kuku Pansy paling badas dari ketiga lainnya:v)

Kukunya Blaise (Bayangin aja itu tangannya si Blaise😭)

....................

Di sisi para laki-laki. Mereka tengah duduk dengan kepala sedang dipijit.

"Nyaman sekali!" seru Ron yang sangat menikmati dipijit.

Setelah rambut mereka dibasahi, mereka langsung dipijit.

"Eh, ke mana si Blaise?" tanya Theo yang tengah menutup matanya menikmati pijatan di kepalanya.

"Tidak tahu dan tidak mau tahu." jawab Harry.

"Sudah, kau tidak usah pikirkan dia. Palingan dia sedang melakukan perawatan yang sama dengan Pansy." ucap Goyle.

"Oh, ya. Ke mana Wood?" tanya Seamus yang tidak melihat keberadaan mantan kakak kelasnya itu.

"Dia mungkin bersama Hermione." jawab Nevile.

..................

Di ruangan VIP. Terlihat Oliver yang sedang berbaring terlentang dengan wajahnya yang dipijit oleh seorang wanita tua yang duduk di belakang kepalanya. Di samping tempat ia berbaring, ada Hermione.

"Wajahnya sangat kusam dan sangat kering, nona." ucap wanita tua itu. Ia mengetahui Hermione karena gadis itu sering melakukan perawatan di Salon ini.

"Iya, dia terlalu lama terkena sinar matahari." jawab Hermione sambil tersenyum. Ia melihat Oliver yang menutup matanya menikmati pijatan di wajahnya.

"Benarkah? Apa ini berhubungan dengan pekerjaannya?"

Hermione mengangguk. "Dia adalah Kiper di liga kecil sepakbola." ucap Hermione membuat alasan. Oliver yang mendengarnya menyengitkan keningnya, namun ia tidak bisa membuka mata karena sedang dipijit.

"Ow! Apa gajimu tinggi, nak?" tanya wanita itu pada Oliver.

"Ya! Gajiku lebih tinggi dari orang kantoran." jawabnya. Lebih tepatnya lebih tinggi dari gaji pegawai Kementerian Dunia Sihir.

"Waw! Bagus itu! Jika kau ingin bersamanya," wanita itu menunjuk Hermione dengan dagunya pada Oliver yang membuka matanya. "Kau harus memiliki gaji yang tinggi. Karena dia anak Dokter Gigi yang terkenal di daerah sini." godanya pada pasangan itu. Dia tahu bahwa mereka sepasang kekasih, karena dia pernah melihat Oliver di rumah Keluarga Granger saat lewat di waktu Hermione tahun Kelima.

Oliver dan Hermione tertawa mendengar godaan itu.

...................

Harry dan yang lainnya selesai melakukan perawatan rambut dan akan pergi melihat teman-teman mereka yang lain. Mereka juga hanya melakukan perawatan rambut.

Pada saat memasuki ruangan perawatan wajah, mereka melongo melihat Blaise yang ikut melakukan perawatan wajah bersama para gadis.

"Blaise!" seru Theo yang mendekati Blaise. Namun, ia melihat Daphne, langsung saja ia dekati gadis itu. Ron pun segera berdiri di samping kasur Blaise.

"Woi, Zabini! Bloody hell! Sedang apa kau di sini? Ini kan perawatan perempuan!" seru Ron.

"Ini juga perawatan untuk laki-laki, Weasley!" seru Blaise yang masih memejamkan mata dan kedua timun yang berada di atas kedua matanya.

Goyle mendekati Blaise dan langsung mengambil timun di satu mata Blaise, lalu pemuda bertubuh gepal itu langsung memakannya.

Blaise yang merasa sebelah matanya tidak ada timun, langsung bangun dan menatap Goyle yang memakan timunnya.

"Woi, Goyle! Kenapa kau makan timunku!" seru Blaise yang satu tangannya memegangi timun yang menutupi mata kirinya agar tidak jatuh.

Ron, Neville, Dean, dan Seamus tertawa melihat kondisi Blaise. Di mana wajah pemuda itu putih, kecuali kedua kelopak matanya.

Sementara Goyle yang telah memakan timun di bekas mata Blaise hanya tersenyum manis. "Aku lapar."

Perempatan muncul di dahi Blaise. "Kalau lapar cari makan sana! Jangan timunku kau makan! Aduh! Ini gimana mata kananku ini!" seru Blaise pada Goyle.

Ron dan yang lainnya hanya tertawa.

Di sisi lain, Theo yang mendekati Daphne menjaili gadis itu dengan menarik beberapa helaian rambut pirang Daphne. Hal itu membuat gadis itu terkejut dan bangun.

Di samping mereka, Harry mengajak kekasihnya mengobrol sambil melemparkan lelucuan.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai guyss^^

Maaf ya lambat. Jangan lupa vote dan komen.

Maaf, kalau cerita gaje dan garing😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro