Chapter 19 : Ucapan Astoria yang menyebalkan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Great Hall saat ini begitu ramai dan berisik. Seluruh Asrama begitu ceria setelah menjalani pembelajaran di hari pertama.

Ginny melihat Hermione murung dan langsung memanggilnya. "Hermione jangan murung terus!" Ginny menegur Hermione. Gadis singa itu mendapati Ginny menatapnya khawatir.

Hermione tersenyum. "Aku tak apa-apa Ginny,"

"Aroma siapa yang disebutkan oleh Hermione sehingga ruangan ramuan tiba-tiba menjadi sepi?" Seamus bertanya secara tiba-tiba.

"Itu aroma Draco Malfoy," jawab Harry sembari mengunyah makanannya. Di sebelahnya, Ron memekik dengan ayam dimasing-masing tangannya.

"BLOODY HELL! Jadi Hermione benar-benar mencium aroma Malfoy?" Harry mengangguk. Ron menatap Hermione tidak percaya.

"Apa kau menyukai Draco Malfoy Hermione?" kali ini Dean yang bertanya. Teman-teman Hermione menunggu jawabannya.

"Hell! Tentu saja tidak! Kalian semua kan saksi hubunganku dan Malfoy!" seru Hermione.

Tiba-tiba saja, Ginny Weasley mengeluarkan binar-binar mata seperti seorang shipper. Ia menatap Hermione sembari tersenyum membuatnya di tatap aneh teman-temannya.

"Kau kenapa Ginny?" tanya Neville seperti yang lain.

"Aku yakin cepat atau lambat Hermione dan Malfoy akan jatuh cinta!"

"Uhuk...uhukk...uhukkk!" Hermione tersedak sembari memegangi tenggorokkannya.

Dengan cepat, Harry mengambilkan air untuk Hermione. "Minum ini Mione! pelan-pelan," titahnya.

"Bloody hell Ginny! Kau hampir membunuh Hermione!" seru Ron yang khawatir dengan Hermione.

Ginny mendengus pada Ron tapi dia juga menatap Hermione dengan khawatir.

"Kau tak apa Mione?" tanya Ginny. Hermione mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi mungkin saja Malfoy mulai mencintaimu Mione?"

"Uhukkk!"

"GINNY!"

Hermione tidak bisa bernafas sama sekali.

...................

Draco dan teman-temannya memerhatikan interaksi Asrama Gryffindor.

"Sepertinya Hermione begitu frustasi setelah kelas ramuan tadi," Pansy mulai membuka obrolan.

"Kau memanggilnya Hermione bukan Granger?" Theo terlihat terkejut karena mendengar Pansy memanggil nama gadis singa yang dia benci tahun-tahun sebelumnya.

Pansy tersenyum dan terlihat girang. "Aku dan Hermione sekarang berteman dan kami sudah memanggil nama depan kami masing-masing!" serunya bangga.

"Yup! Hermione bahkan memanggilku Blaise sekseh!" ucap Blaise yang bibirnya sengaja digerakan secara erotis. Kwkkwkw.

"Aduh!" Blaise meringis karena kepalanya dipukul Pansy dari belakang.

"Hermione tidak memanggilmu Blaise sekseh! Tapi hanya Blaise!" seru Pansy pada Blaise.

Pansy melanjutkan ceritanya. "Hermione bahkan akan mengajak kami ke dunia Muggle untuk pergi ke tempat yang bernama salon,"

"Di sana, akan ada perawatan yang membuatku secantik Hermione sekarang," Pansy antusias menceritakannya kepada teman-temannya.

"Benarkah? Apa aku bisa secantik dia juga?" Daphne menutup buku bacaannya dan mulai memerhatikan cerita Pansy. Pansy mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi kata Hermione saat liburan saja, kalau di saat begini professor tidak mengijinkan kami pergi," Daphne mengangguk mendengarkan Pansy.

"Aku tidak sabar menunggu liburan!" seru Blaise.

"Kalian tidak apa-apa pergi ke dunia muggle?" Astoria tiba-tiba bertanya. Semua temannya menatapnya bahkan Draco yang sedari tadi makan sembari diam menyimak obrolan mereka.

Daphne mengangkat satu alisnya. "Apa maksudmu Tori?"

"Maksudku, kalian tidak benci pergi ke tempat itu? Bukannya dulu kalian sangat menjauhi tempat itu tapi sekarang kalian malah ingin ke sana untuk perawatan seperti Granger?" Astoria bersusah payah menjelaskan karena dia tahu kata-katanya akan menyakiti kelahiran Muggle.

"Singkat kata kau masih jijik dengan dunia Muggle walaupun kau bisa menerima penyihir kelahiran Muggle seperti Granger?" Astoria melihat Theo yang menarik kesimpulan dari ucapannya tadi.

Astoria tergagap karena maksudnya sudah diketahui oleh yang lain. Dia dapat melihat tatapan tidak percaya dari teman-temannya.

"Astaga Tori," Pansy menggelengkan kepalanya menatap Astoria tidak percaya.

"Dalam artian kau menghina tempat kelahiran Hermione!" desis bahaya Draco sembari menekankan beberapa katanya. Astoria dan yang lainnya dapat melihat tangan Draco Malfoy terkepal kuat di atas meja.

Takkk!

Draco menggebrak meja keras sekali membuat seluruh atensi penghuni Great Hall mengarah padanya. Seluruh murid bahkan para professor memandang bingung Asrama Ular itu. Tapi Draco tidak perduli bahkan ketika professor Mcgonagall menatapnya tajam.

Dia berdiri lalu menatap tajam Astoria bak pedang yang siap menusuk lawannya. Astoria beku seketika ketika ditatap Draco tajam bahkan ia tidak bisa bernafas. Setelah membuat lawannya takut, Draco meninggalkan Great Hall dengan banyak murid yang mulai bergosip padanya.

....................

Hermione menatap Draco yang berjalan keluar Great Hall dengan bingung. Di tangannya terdapat piala yang berisi air putih untuk menghilangkan kesedakkannya tadi.

"Si pirang itu kenapa?" tanya Ron pada Harry yang dijawab angkatan bahu acuh.

"Sepertinya mereka sedang bertengkar. Perkumpulan Draco Malfoy," Neville melihat Nott sedang mengucapkan sesuatu kepada gadis Grengrass muda itu.

"Kalau begitu bagus, mereka harus sering bertengkar agar perkumpulan mereka yang suka mengangguk banyak orang itu bubar," permohonan Ron cukup sadis di telinga Hermione.

"Kau tidak boleh begitu, Ron!" nasihat Harry. Ron hanya merotasikan kedua matanya. Harry terlalu baik, pikirnya.

..................

Theodore Nott berdiri dari tempatnya lalu memandang tajam Astoria Grengrass untuk pertama kalinya.

"Aku kecewa padamu Tori." ucap Theo dengan intonasi rendah. Dia lalu meninggalkan Great Hall sama seperti Draco tadi.

Astoria menunduk ketika mendengar ucapan Theo yang menyakiti hatinya. Daphne tersenyum melihat Theo menjauhi Astoria dan tanpa disuruh siapapun ia mengejar Theo.

"Theo! Tunggu!" seru Daphne mengejar Theo.

Setelah kepergian Theo dan Daphne, suasana Great Hall kembali seperti tenang tadi. Tapi ada beberapa murid yang bergosip tentang Draco dan teman-temannya serta menyebutkan bahwa Astoria penyebab mereka bertengkar. Astoria menunduk mengaduk supnya, Blaise dan Pansy malah menganggap Astoria tidak ada di situ. Mereka mengobrol hanya berdua tanpa mengajak Astoria.

"Crabbe dan Pike ke mana?" tanya Pansy yang masih didengar Astoria.

"Mereka dihukum." jawab singkat Blaise.

...................

Setelah makan malam selesai, Hermione menaiki tangga menuju Asrama Ketua Murid. Dia agak tidak nyaman berjalan sendiri sebagai Ketua Murid mengingat pasangannya tidak ada di sampingnya.

"Kata kuncinya?" tanya patung penjaga Asrama Ketua Murid.

"Dramione." jawab Hermione dan pintu langsung terbuka. Dia masuk dan mendapatkan pemandangan Draco Malfoy sedang membaca buku di sofa khusus ularnya.

Dengan langkah cepat Hermione menghampiri Draco. "Kenapa kau meninggalkan Great Hall seperti tadi Malfoy!" sembur Hermione cepat,

Draco menurunkan bukunya dan melihat pasangan Ketua Muridnya sedang menaruh kedua tangannya di pinggang sembari melototkan matanya.

Draco merotasikan matanya. "Aku hanya tidak suka dengan ucapan Astoria yang menyebalkan itu," jawab Draco lalu mulai membaca lagi.

"Astoria? Astoria Grengrass?"

"Apa yang diucapkannya sehingga membuatmu pergi secara tidak terhormat seperti tadi?"

"Dia menyebutkan.." Draco menghentikan ucapannya. Draco tahu bila ia mengatakan yang sejujurnya, Hermione akan sedih atau dia akan mendatangi Astoria dan melabraknya dengan kejam. Draco tidak ingin gadis itu mendapatkan masalah, jadi ia tidak akan mengatakan pada Hermione.

"Sudahlah kau tidak usah tahu." jawab singkat Draco membuat Hermione tidak puas. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya sembari menutupnya secara keras.

Draco menghela nafas sembari menatap pintu kamar Hermione.

Bersambung
.
.
.
.
.

Hai readers^^

Catatan:

Ada yang kesel sama Astoria? Angkat kaki?

Kalian sadar gak kalau Draco menyebutkan nama Hermione bukan Granger ke teman-temannya? Wkkwkwk

Jangan lupa vote dan komen

Tag :

Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia

Maaf yang kena tag.

Salam hangat dan penuh cinta❤

Tiara Feltson.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro