Chapter 28 : Pansieve Draco Malfoy dan Pelajaran Tambahan Hermione Granger

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Pelajaran Transfigurasi Slytherin bersama Gryffindor akhirnya selesai. Saatnya mereka menuju Great Hall untuk makan siang.

"Baiklah anak-anak, mengenai materi tadi tolong kalian kerjakan lengkap dengan penjelasannya. Karena seminggu lagi kalian harus mengumpulkannya jika ingin nilai dan tidak mau terkena detensi!" ucap professor Mcgonagall santai sembari menunduk sehingga matanya terlihat dari balik kaca. Wanita tua itu melihat Hermione Granger yang duduk tepat di samping Harry Potter dan berseberangan dengan Draco Malfoy.

"Ms. Granger! Kau ikuti aku ke ruangan Kepala Sekolah. Aku ada tugas untukmu," serunya tegas dengan langsung meninggalkan kelas.

Hermione yang diperintah segera mengemas barangnya dengan cepat lalu pamit pada teman-temannya.

"Bye guys! See you Great Hall!" seru Hermione yang langsung mengikuti professor Mcgonagall.

"Menurut kalian, Hermione diperintah professor Mcgonagall untuk melakukan apa?" tanya Neville kepada temannya yang sedang mengemas barang-barang mereka. Hampir seluruh murid menatap kepergian Hermione dengan heran.

"Tidak tahu," jawab Parvati yang duduk bersama bersama Eloise Midgen.

"Kuharap Hermione tidak terkena detensi," ucap Neville.

Ron yang tadinya mengemas barang lalu menoleh ke arah Neville yang duduk di sampingnya dan membalas ucapan Neville.

"Hermione tidak akan pernah terkena detensi kalau Harry tidak berulah lagi," celetuk Ron. Harry yang namanya dipanggil langsung menoleh ke belakang, di mana Ron duduk tepat di belakangnya.

"Kau bilang apa, Ron? Katakan sekali lagi!" seru Harry pada Ron. Pemuda bersurai merah itu dapat melihat tatapan tajam yang dilayangkan untuknya dari Anak-Bertahan-Hidup.

"Kwkwkkw, sorry mate!" seru Ron sembari mengangkat kedua telapak tangannya ke atas pertanda ia tidak ingin mencari ribut. Sedangkan Harry memutar bola matanya bosan.

"Tapi benar kata Ron, Hermione selalu mendapat masalah kalau Harry berulah. Bukan hanya Hermione tapi kita juga!" Ron tertawa mendengar pernyataan jujur Neville. Mereka berdua sepertinya memang berniat untuk menggoda Harry hari ini.

"Seperti quotes professor Mcgonagall-" jeda Neville.

"Setiap ada masalah pasti ada Potter!" sambung Ron.

"Hahahahaha!" tawa mereka memenuhi ruangan yang siswanya sedikit. Harry yang merasa jengkel dengan kelakuan kedua temannya itu langsung meninggalkan ruangan dengan perasaan kesal luar biasa.

"Yah dia marah! Hahaha!" seru Ron.

"Yang sudah kita kejar Harry!" seru Neville yang langsung keluar diikuti oleh Ron.

Sementara itu, Theo yang sudah mengemasi barang-barangnya ingin pergi keluar menuju Great Hall. Tapi ia berhenti dulu dan mengajak Draco.

"Ayo Draco! Kau tidak ingin makan siang?" tanya Theo. Setahu Theo, Draco sudah selesai mengemasi barang-barangnya. Ia melihat pemuda pirang itu menunduk, Draco yang awalnnya menunduk untuk langsung menegakkan kepalanya menatap Theo.

"Duluan saja!" seru Draco menjawab Theo.

"Kau yakin?" dan sebagai balasan, Draco mengangguk.

"Baiklah." Theo mengangkat bahu acuh. Ia langsung keluar Ruangan diikuti Daphne dan yang lainnya. Kecuali Blaise dan Pansy yang masih berdiri berdampingan sembari menatap Draco.

Draco menaikkan botol yang ia tatap daritadi. Pemuda itu mengangkat kepala ke depan karena merasakan ada yang memperhatikannya, ternyata benar! Pansy dan Blaise tengah memerhatikannya.

"Sedang apa kalian di sini?" Draco bertanya.

"Kau mau lakukan apa, Draco?" bukannya menjawab pertanyaan Draco, Blaise malah melemparkan pertanyaan.

Draco menjawab dengan pandangan datar. "Itu urusanku sendiri." setelah mengatakan itu, Draco mengambil tasnya dan keluar ruangan. Diikuti tatapan Pansy dan Blaise.

"Apa Draco akan melihat memorinya?" tanya Pansy pada Blaise.

"Sepertinya," Blaise mengangkat bahunya lalu pergi.

"Tapi apa Draco mempunyai Pansieve?" tanya Pansy lagi sembari mengejar Blaise.

Blaise menyeringai sebelum menjawab. "Dia kan seorang Malfoy Pans, Penyihir Malfoy pasti punya setidaknya satu Pansieve."

Akhirnya keduanya berjalan beriringan di koridor untuk sampai ke Great Hall.

....................

Di lain tempat, Hermione mengekori Mcgonagll sesuai perintah sang professor.

"Professor! Apa aku akan diberi tugas atau terkena detensi?" tanya Hermione pada Mcgonagall.

"Kau tahu kalau kita sudah sampai di Ruanganku Miss,"

Keduanya berjalan menuju Ruangan Mcgonagall yang pribadi. Sesekali professor Mcgonagall menyapa sapaan dari beberapa murid di sepanjang Koridor.

....................

Di ruangannya, Draco merapalkan sebuah mantra. Lalu muncul sebuah Baskom besar yang banyak orang menyebutnya dengan Pensieve.

Draco menuangkan memorinya yang berada dalam botol kecil. Draco tahu cara masuk dan keluar dari Pansieve karena telah diajari oleh ibunya, Narcissa Malfoy.

Jari pemuda itu dimasukkan dalam Pansieve dan seketika tubuh Draco menyusut ke dalam Pansieve.

..................

Mcgonagall dan Hermione sudah sampai ke Ruangan Kepala Sekolah, di mana yang Hermione tahu bahwa Ruangan itu juga terdapat lukisan² Kepala Sekolah terdahulu seperti Ia dan Draco datang terakhir kali.

"Awalnya aku ingin memakai ruangan kerjaku yang Transfigurasi sebelum menjadi Headmaster. Tapi Albus dan seluruh Lukisan Kepala Sekolah lainnya menolak, mereka ingin melihatmu untuk kedua kalinya," Hermione bingung setelah mendengar pernyataan Mcgonagall.

"Kenapa mereka ingin melihatku lagi?" batin Hermione bertanya-tanya. Hermione tidak sadar bahwa Mcgonagall sudah menyebutkan kata sandi dan kedua patung penjaga Ruangan Kepala Sekolah terbuka.

Mcgonagall berbalik untuk menyadarkan Hermione. "Ms. Granger! Ayo masuk!" Hermione segera masuk mengikuti perintah Mcgonagall.

Mereka berdua masuk dan Hermione dapat melihat bahwa Ruangan itu sangat penuh dengan seluruh Professor beserta Madam Pomfrey dan Madam Pince.

"Ada apa ini professor?" tanya Hermione kepada Mcgonagall yang berdiri di sampingnya sembari tersenyum.

"Hermione, aku dan professor lainnya sepakat akan memberikanmu pengajaran lebih banyak daripada anak-anak lainnya," jelas Mcgonagall.

"Bukankah itu tidak adil professor?" sahut Hermione.

"Ya memang tidak adil, tapi pengajaran ini sangat perlu untukmu!"

Hermione menyengitkan dahinya heran, menagapa Mcgonagall ngotot ingin mengajarinya lebih dalam dari teman-temannya. Hermione tengah berpikir, mengapa mereka semua ingin mengajari Hermione lebih dalam?

Akhirnya ia menarik kesimpulan.

"Apa aku dalam masalah professor? Sehingga aku harus diajari agar lebih kuat dan cerdik dari yang lain? Hal inu juga terjadi pada Harry, kan?" Mcgonagall dan yang lainnya terdiam mendengar penuturan Hermione. Mereka lupa bila sekarang mereka berhadapan dengan Hermione, Penyihir yang bersinar di masanya.

Mcgonagall menghela nafas. "Kau benar Hermione. Aku lupa bahwa kau adalah orang yang tidak mudah di bohongi, tapi aku ingin kau mengikuti perintahku Hermione!" ucap Mcgonagall lembut. Sangat jarang perempuan tua itu berbicara lembut kepada muridnya.

"Ini semua aku lakukan demi keselamatanmu, Ms. Granger." kali ini Armando Dippet yang berbicara.

"Ms. Granger, nak. Aku harap kau mematuhi segala perintah kami ini!" seru lembut Madam Pomfrey. Hermione melihat perawat yang selalu membantunya di kala sakit itu.

Hermione kini tahu apa yang dirasakan oleh Harry beberapa tahun dulu. Dirinya yang selalu berada dalam marabahaya dan selalu di kekang orang banyak. Hermione merasakannya sekarang, walaupun Hermione tidak tahu kenapa ia dalam bahaya sekarang sehingga seluruh Professor ingin menjaganya dengan memberikannya banyak pelajaran lebih dalam dari teman-temannya. Kepala Hermione rasanya sakit karena memikirkan banyak hal.

"Hermione," Princess Gryffindor itu menatap kepala sekolah perempuan pertama dalam sejarah Hogwarts itu.

"Bagaimana? Apa kau setuju dengan kami?" Hermione mau tidak mau harus mengangguk. Mcgonagall tersenyum puas melihat Hermione mengangguk.

"Baiklah, apa pelajaran yang tidak kau mengerti?"

"Herbiologi? Astronomi? Sejarah sihir? Satwa gaib? Katakan?" Hermione sebenarnya agak malu mengatakannya, dia tidak ingin mengatakan pelajaran yang ia kurang kuasai karena dia dijuluki Miss Know It All dari professor Snape.

"Aku kurang menguasai Pelajaran Terbang, Pelajaran Ramuan dan Ramalan," professor Trelawney tampak girang sembari menepuk-nepuk tangannya. Ia sangat ingin mengajari Hermione.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai readers^^

Howahh ini part terpanjang loh. Sebenarnya ada lagi sambungannya, tapi Author akhirnya memilih memotongnya jadi dua aja😁

Catatan :

Author sebenarnya enggak tahu, di tempat Draco itu ada Pansieve gak? Tapi perkiraan Author, pasti ada! Kan Malfoy itu kaya. Jadi apapun bisa dilakuin sama orang kayak Draco dan Lucius apalagi cuman Pansieve kan.

Dan Draco bisa masuk Pansieve itu karena diajari oleh Narcissa dan Bellatrix. Ada yang pernah nonton The Sister's Black? Di situ Narcissa dan Bellatrix gak masukkin kepala ke Pansieve seperti Harry. Tapi mereka masuk Pansieve dengan memasukkan satu jari mereka, dan mereka langsung kesedot masuk deh.

Jangan lupa vote dan komen

Tag :

Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia

Maaf yang kena tag.

Salam hangat dan penuh cinta❤

Tiara Feltson.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro