Chapter 6 : Great Hall

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Angin berhembus menerbangkan rambut mereka, langit sudah menjadi gelap dengan beberapa lampu yang menyala secara ajaib untuk menerangi mereka.

Draco menatap Hermione yang rambutnya diterbangkan angin. Dalam hati, pemuda itu sangat menganggumi paras cantik gadis singa itu. Rambutnya tidak keriting lagi, tapi bergelombang indah, sangat pas bila di terbangkan angin.

Tanpa sadar, Draco berjalan menuju dua langkah menuju Hermione. Tapi terhenti, saat Harry dan Ginny bergeser untuk berdiri di samping Neville yang terdiam. Mereka berdiri membelakangi Hermione yang terkejut karena perilaku Draco tadi.

Sebenarnya bukan hanya Hermione, tapi juga semua orang yang berdiri di sana juga terkejut dengan sikap Draco tadi. Buat apa pemuda pirang itu mendekati si gadis singa? Untuk menyakitinya atau-

Mereka tidak tahu apa yang dipikirkan pemuda itu saat berusaha mendekati Hermione. Kini, pemuda itu dua langkah di depan Blaise. sementara itu, Harry dan Ginny menatap waspada Draco, karena pemuda itu berusaha untuk mendekati Hermione.

Yang ada di pikiran mereka, saat Draco mendekati berusaha untuk mendekati Hermione. Adalah untuk menyakitinya. Jadi, dengan langkah tegas, mereka berdua berjalan dan berdiri membelakangi Hermione untuk melindunginya gadis itu. Serta, mereka menatap tajam Malfoy junior yang berada di depan mereka.

Walaupun Narcissa sangat berjasa untuk Harry, tapi jika sesuatu hal yang berhubungan sama Hermione. Maka ia tak segan-segan untuk menghajar siapa pun yang berusaha untuk melukai Hermione.

Sementara itu, Ginny memang harus melindungi Hermione. Karena Hermione itu sudah seperti kakak baginya dan Hermione itu sudah dianggap adik bagi Ron dan Harry.

"Kenapa kau mendekati Hermione?!" tanya Ginny yang mirip seperti bentakkan.

"A..aku.." tampaknya Draco kesulitan untuk mengucapkan alasannya mendekati Hermione tadi.

"Apa Malfoy?" kali ini Harry yang bertanya, tapi nadanya biasa tidak sekeras ucapan Ginny.

"A...aku," Draco benar-benar bingung harus menjawab apa pertanyaan mereka.

"Sudahlah, Malfoy mungkin ingin pergi menuju Hogwart dan aku menghalangi jalannya. Jadi, seakan dia berjalan ke arahku." secara mengejutkan, Hermione menjawab pertanyaan teman-temannya seakan gadis itu membela Draco Malfoy.

"Mione! Jelas-jelas Malfoy berjalan menuju ke arahmu! Bukan ke arah Hogwart!" Ginny berusaha memedam amarahnya saat berbicara pada Hermione.

"Sudah tidak apa-apa, ayo kita ke Hogwart!" seru Hermione lembut sembari menarik lengan Ginny menuju Hogwart.

"Harry! Ayo cepat dan jangan mencari masalah!" Hermione berseru pada Harry dan langsung dituruti dengan Neville berjalan di belakang mereka.

Keempat Gryffindor itu berjalan menuju kastil Hogwart dan meninggalkan keenam Slytherin yang memandang mereka.

"Wow!" Blaise memecah keheningan dengan teriakan kekaguman.

"Apa Granger barusan membelamu Drake?" tanya Pansy yang masih memandang terkejut punggung Hermione dari jauh.

"Menurutku, Granger memang seperti membelamu Drake." kali ini Theodore Nott mengeluarkan pikirannya.

"Ternyata benar apa yang selama ini dikatakan banyak orang. Secara tidak langsung Hermione memang orang yang baik." Astoria berkomentar sembari memandang punggung keempat Griffyndor dari jauh. Daphne hanya terdiam.

Tanpa di duga teman-temannya, ya karena Draco berdiri di depan mereka semua.

Prince Slytherin itu menyeringai.

Ya! Setelah sekian lama murung, akhirnya ia menyeringai menatap gadis dengan rambut cokelat yang berkibar tertiup angin. Menyeringai akibat ucapan teman-temannya.

Menyeringai, karena mengetahui bahwa Hermione membelanya. Ya, membelanya. Membela Draco Malfoy.

.
.
.
.
.

Saat ini, murid-murid Hogwarts sedang makan dengan khitmad makanan yang tersaji di meja asrama mereka. Bukan hanya murid, tapi juga para professor yang sedang bersenda gurau dengan professor lainnya.

Banyak dari meja dari setiap Asrama kosong, karena banyak di antara mereka ada yang telah meninggal. Seperti halnya Colin Creevey yang meninggal, tapi Dennis masih terus melanjutkan sekolahnya demi Colin. Walaupun begitu, Dennis terkadang masih memandang sendu kursi yang berada di sampingnya. Karena tempat itu biasa yang di duduki oleh Colin.

Bukan hanya Dennis, tapi Parvati juga sepertinya sangat kehilangan sosok sahabatnya Lavender. Sementara itu, Ron bukan hanya bersedih atas Lavender, tapi juga untuk Fred. Kakak kembarnya. Begitu juga dengan Ginny. Harry, walaupun tampak yang paling kuat, tapi dia yang paling rapuh. Sirius Black, Remus Lupin, Albus Dumbledore dan Severus Snape adalah orang-orang yang berkorban untuknya. Sirius dan Remus demi persahabatan dengan ayahnya, Snape demi cintanya pada ibunya dan Albus demi... Kehidupan banyak penyihir.

Ini sangat menyakitkan untuk Harry. Sedangkan Hermione, gadis itu masih sedih atas banyak hal. Terutama atas kematian Nyampondora Tonks, wanita itu sudah seperti kakaknya. Hermione tidak akan bisa menemukan kakak yang sebaik Tonks lagi.

Bukan hanya Gryffindor yang berduka, tapi juga Asrama lain. Di Asrama Hufflepuff, Susan Bones sedang berduka karena keluarganya sudah hancur. Ya, keluarga Bones hancur di tangan pelahap maut. Entah apa Merlin terlalu baik hingga hanya Susan yang selamat.

Di Ravenclaw, hanya Luna yang tampak biasa saja. Ia menikmati makanan dengan santai tanpa sadar banyak duka di sekitarnya.

Yang paling mengenaskan adalah Asrama Slytherin. Mereka semua berduka karena seluruh keluarga mereka terlibat dengan pelahap maut. Bahkan, mereka semua dapat merasakan sebagian tatapan benci dari hampir seluruh murid Hogwart.

Dari tahun tujuh, hanya ada Draco, Blaise, Pansy, Theodore, Daphne, Crabbe, Milicent Bulstrode, Pike dan beberapa pemain quidditch Slytherin serta dua orang gadis yang dulunya berteman dengan Pansy. Dari tahun keempat ada Astoria dan beberapa temannya. Dari tahun pertama, ada beberapa anak yang baru saja dimasukkan Topi Asrama.

Nyaris, meja Asrama Slytherin kosong karena anak kelas lima, empat, tiga dan dua sama sekali tidak masuk. Entah alasan apa mereka menolak surat dari Hogwart.

"Hei, mate!" panggil Blaise pada Draco. Sebagai respon, pemuda pirang itu menoleh ke arah pemuda berkulit hitam itu.

"Ini!" Blaise memberikan sepucuk surat yang membuat Draco bingung. tapi ia mengerti maksud Blaise memberikan surat itu padanya agar Draco dapat membacanya.

Dengan penasaran, pemuda pirang itu membuka surat yang diberikan Blaise dan langsung membacanya.

Untuk Blaise Blair Zabini.

Karena perbaikan Hogwarts sudah selesai. Kami membuka kembali Hogwart untuk anak-anak baru, lama dan anak tahun ketujuh yang mengulang kembali ajaran sebagai tahun kedelapan. Terlepas dari rezim kegelapan kami para professor juga turut berduka cita terhadap siswa-siswi yang menjadi korban peperangan yang lalu.

Kami mengundang anda, Blaise Blair Zabini sebagai Kapten Quidditch Asrama Slytherin Hogwart. Kami harap anda dapat mengembang tanggung jawab dengan baik dan dapat membuat kami bangga. Anda dapat menggunakan gerbong khusus Prefeek. Saya ucapkan selamat karena telah menjadi ketua Kapten Quidditch.

Tertanda,

Kepala Sekolah Hogwarts,

Minevra Mcgonagall.

Mata Draco terbelalak, ia memandang ke arah pemuda yang tengah menyeringai menatapnya.

"Kau menjadi kapten quidditch Asrama kita?" tanya Draco dengan tatapan tidak percaya.

"Tentu saja mate, akhirnya aku mengalahkanmu. Hahaha!" Blaise tertawa tanpa memikirkan tatapan aneh yang dilayangkan banyak orang padanya.

Draco memandang lesu surat yang di terima Blaise.

.
.
.
.
.

Hai readers^^

Ada yang kesel gak sama Blaise? Tolong angkat tangan.

Catatan :

Di sini Draco gak jadi kapten Quidditch tapi si item Blaise. Alasannya, di chap kedepannya. Author gak janji kalau alasannya bakalan author ketik di chap selanjutnya.

Oh ya, author lupa nyebutin. Blair itu ayahnya Blaise ya, namanya itu Blair Zabini. Author gak tau apakah ini benar tapi di kebanyakan cerita author lainnya itu nama ayah Blaise.

Jangan lupa vote dan komen.

Tag :

Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia

Maaf yang kena tag.

Salam hangat dan penuh cinta❤

Tiara Feltson.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro