Arfi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"I can't be perfect.."

Bait itulah yang paling kuingat. Setelah sekian lama aku sering menyanyikannya. Memutarnya. Tapi sama sekali tak peduli dengan maknanya. Ya, mungkin dari keseluruhan, makna lagu itu tidaklah sama denganku sekarang. Tapi coba lihatlah lagi makna dari kata yang kutulis di atas itu. Bukankah itu tepat menggambarkan diriku sekarang?

Dimata Raisa aku terlihat Perfect, begitu juga Rhea. Setelah kulihat tatapan matanya tadi siang. Tak ada sama sekali sesuatu hal yang sudah kuduga akan terjadi padanya. Rhea malah memberikanku tatapan mata yang seakan bilang kalau aku Perfect. Percayalah, itu bukanlah sesuatu yang kuharapkan

Tiba-tiba terbersit sesuatu di dalam otakku, tepat saat aku baru saja mengungkit tentang Rhea. Ya, aku merindukannya. Tapi sekarang sudah jam.. hampir tengah malam. Mana mungkin dia mengangkat teleponnya. Lagipula, hari ini cukup melelahkan. Tak ada cara lain selain memaksa mata ini terpejam

Skip

Drrt..drrttt..

"Dasar! Apaan sih?! Pagi-pagi gini juga, masih ada yang ganggu aja?!!" Sederet gerutuan akhirnya muncul setelah beberapa detik menikmati getaran-getaran di ponselku ini. Lain kali tak akan kuulangi menaruh ponsel dalam keadaan hidup di atas kasur seperti ini

Helaan napas bosan pun keluar. Raisa? Yaelah pasti cuma ngucapin 'Good Morning. Te amo' batinku menyesali segala hal yang terjadi pagi ini. Memaksa mataku terpejam sama saja artinya aku mengharapkan sesuatu yang tak mungkin terjadi. Sekali mata terbuka, tak akan bisa tertutup lagi. Ya, apalagi selain turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Dan setelah itu berangkat ke kampus. Oh, ralat. Maksudku berangkat menuju rumah Raisa. Dan seterusnya akan begini.

Sesampainya di rumah Raisa, aku menemukannya sudah di teras. Sepertinya dia sudah tau, kalau aku akan datang kerumahnya

"Kak, nanti bisa nggak anterin aku ke salon?" Tanya Raisa dengan senyumannya

Jawaban apa lagi kalau bukan 'ya'. "Bisa"

Skip

"Lo kenapa bro?" Ucap orang dengan rambut acak-acakan di depanku ini

Aku hanya membalasnya dengan tatapan tanda tanya lalu balas bertanya "Idihh sejak kapan lo nanyain keadaan gue?"

"Ya elahh, nanya salah ga nanya juga salah? Sensi amat lu?!" Katanya lalu kembali menatap layar ponselnya tanpa mempedulikanku yang terkekeh sendiri

Tapi kekehan itu hanya sementara. Setelahnya, aku hanya diam. Melihat seseorang lewat di hadapanku. Tanpa memandangku. Menyapaku. Tersenyum padaku seperti biasanya. Ia hanya lewat. Ya, dia Rhea. Si jambu

"Ehemm si Rhea lewar noh!" Sahut Nando di iringi senggolan-senggolan pada lenganku

"Diem lu!?" Ujarku sambil menatapnya tajam tapi Nando hanya mengangkat alis sebelah kanannya

"Sensi amat?" Ucapnya protes dengan sikapku

Aku hanya melirik masa bodoh dengan sikapnya. Aku lebih peduli dengan Rhea yang masih sibuk dengan ponselnya

Beberapa menit kemudian, ada seseorang dengan rambut panjang hampir dibawah telinga menghampiri Rhea dan Rhea menyambutnya dengan tatap mata seakan dia sudah mengenalnya dengan baik. Siapa dia? Kemungkinan terbesarnya ialah dia adalah saudaranya. Masa iya, jambu punya pacar? Batinku

Tiba-tiba si Nando "Man, itu si jambu ama siapa yaa?" Berucap seakan dia sangat mengerti kemana arah pikiranku sekarang

Aku hanya mengendikkan bahu. Tetap fokus menatap ke arah kedua orang yang sedang asik saling berbicara

"Man, gue cabut ya! Ada urusan nih?!" Lagi- lagi Nando berkata tiba-tiba,  mengganggu jalannya pengamatanku pada dua orang yang duduk di depanku sana

Aku menoleh "Urusan apaan? Nongkrong? Jadi terong?" Ucapku lalu tertawa terbahak-bahak

Dan sebaliknya, aku mendapatkan tatapan tajam lalu "Ih gue gak kayak elo!" Katanya lalu pergi meninggalkanku yang masih tertawa untuk pertama kalinya hari ini

Skip

Siang ini terik. Aku meninggalkan semua tanggung jawabku. Tentang Raisa, kuliahku dan pertanyaan-pertanyaan yang sejak tadi memenuhi kepalaku. Tanpa jawaban

Aku meninggalkan semuanya dengan pergi ke villa

"Its never too late, to show you who I am. And I know you want to love me. I know you understand. That I could be your missing page.."

Saat sedang asik mendengarkan suara lagu tiba tiba ponselku bergetar

Astaga!!! Gue lupa matiin handphone. Sialan, kenapa gue jadi pikun begini sih?!

Tapi setelah kulihat, ternyata itu bukan telepon dari Raisa atau Nando melainkan Rhea. Dia meneleponku. Wow, itu artinya kesempatanku terbuka lebar untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku ini

Tanpa ba-bi-bu lagi, aku segera mengangangkat teleponnya

*Dialog dengan Rhea*

"Hai na!!"

"Eh iya, hai. Ini loh fi.."

"Apa apa? Lo butuh bantuan gue? Iya?"

"Ngga fi. Ini loh Raisa, dia ke kampus. Dia nyariin lo. Lo kemana?"

"Hah? Raisa? Hp gue on kok, kenapa nggak langsung telepon gue aja, kenapa lewat elo?"

"Iya, hpnya lagi masa tenggang. Lo kemana sih?"

"Hmm.. gue ke rumah temen gue"

"Ohh ya udah, lo cepetan kesini ya. Kasian Raisa nungguin lo"

"Na bilangin ke Raisa, gue gak bisa. Tolong ya?"

*Dialog dengan Rhea END*

Bodoh! Apa yang sedang kupikirkan sejak tadi? Berharap Rhea mengatakan bagaimana perasaannya terlebih dahulu? Atau hanya rindu suaranya saja? Kalau seandainya Nando mendengar suara hatiku sekarang, dia pasti sudah memarahiku dengan berkata bahwa dia mengalah agar Raisa bahagia. Apalagi kalau dia sampai tau kalau aku sengaja pergi ke villa. Sudah bisa dipastikan kalau Nando akan marah dengan wajah yang memerah penuh amarah

Dan tanpa pikir panjang. Aku segera memacu mobilku. Jalanan disini sepi. Hanya ada hijau dan jalanan kosong yang terkadang satu-dua kali lewat beberapa orang membawa alat-alat untuk memotong rumput atau yang dari arah lawannya sudah membawa satu keranjang berisi rerumputan hijau

Beberapa menit kemudian aku sampai di sebuah rumah besar yang berisi banyak kenangan kelamku dan sudah kuputuskan aku akan diam disini sampai malam. Sampai aku bisa melihat dengan jelas bagaimana bulan bekerja menerangi malam di temani banyak bintang-gemintang temannya

Skip

"Astagaaa lo kenapa fi?" Ucap Rhea gelagapan melihatku tiba-tiba datang ke tempatnya

Aku hanya tersenyum kecil. "Gak papa" Ucapku singkat tanpa mempedulikan wajahnya yang mengguratkan kekhawatiran

Dan demi melihatnya berhenti, aku terpaksa bilang "Na gue gak papa. Sumpah" Kataku berucap dengan embel-embel 'sumpah' di belakangnya

Rhea mengangguk lalu berkata "Lo gak nanya keadaan Raisa gimana tadi?" Tanyanya dengan mata membulat

Aku mengerutkan dahi lalu bertanya "Emang kenapa? Dia gak sekarat kan cuma gara-gara gak di jemput sama gue?" Tanyaku sedikit bercanda. Mungkin selain Rhea, aku juga butuh sedikit kekonyolan

Rhea tersenyum lebar lalu tertawa. Sontak dengan reflek aku menelan ludah. Rhea tertawa? Sungguh? Baru pertama kalinya dia tertawa seperti ini. Dan dengan reflek aku pun juga ikut tertawa seakan tak ada beban. Seandainya kenyataannya memang begitu

"Na! Lo kenapa ketawa kaya orang gila gitu sih?" Tanyaku setelah selesai hanyut dalam tawa

Rhea masih mengatur napasnya lalu menjawab "Ihh ketawa aja masa ga boleh? Suka-suka gue dong" Katanya lalu kembali mengatur napas

"Gue males" Ucapku setengah bergumam. Seperti bertanya namun nada suaranya bukan seperti pertanyaan

Tapi tetap saja pendengaran Rhea tajam. Ia langsung meresponnya "Males kenapa?" Ucapnya sembari melongokkan kepalanya di bahuku

Aku hanya diam lalu menoleh dan menjawab pertanyaannya "Maleslah pokoknya, kepo lo!" Kataku lalu tertawa kecil

"Ihh rese lo fi! Udah ah gue masuk! Dahh" Tiba-tiba dia berdiri dan bersiap melangkah masuk kedalam

Dengan reflek, aku buru-buru menarik tangannya. Mencegahnya pergi "Eh eh na, mau kemana lo?" Tanyaku

"Ke dalemlah, emang mau kemana lagi?" Ucapnya tanpa banyak basa-basi

"Jangan!! Keluar yuk!" Ucapku tanpa sadar mengajaknya keluar.

----------------------
Haii 🙋🙋
Muncul lg ni Author sedeng 😹
Btw, chap ini bnyak blm ngenanya  yaa :v
Kayanya chapter 'Rhea yg kelima' bkalan lbih bkin author overheat 😵  😵
Dan kalimat pertama itu *scrollup* diambil dr lirik lagunya Simple Plan yg judulnya Perfect *if u want to know 😀
Dan yg satunya lagi *scroolup* (Its never too late..) itu diambil dari lirik lagunya Secondhand Serenade yg judulnya Never Too Late *if u want to know. *klo klian ngerti brarti kita sama 👊
Last... smoga kalian suka ya
Jan lupa Vomment yak 😍😍
Enjoy it 😊😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro