Arfi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai kak!" Ucap seseorang dengan nada riang. Ayolah! Jangan berharap itu Andis atau Rhea -walaupun aku tau suara rhea tidak seperti itu-  akhir-akhir ini, aku sering berharap bahwa kedua orang itulah yang menyapa pagiku

Mungkin ada baiknya aku segera menjawab sapaan yang teratur di ucapkan setiap pagi ini. "Hai sa! Ready for today?" Kataku berbasa-basi

"Iya!" Katanya semangat. Lalu aku..

..Seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Pura-pura ikut berbaur dalam kegembiraan yang sebenarnya hanya dirasakannya

Skip *BACK*

"Do! Ngapa disitu?" Ucapku sambil berjalan menghampiri Nando

Tapi nando hanya mengisyaratkanku dengan jari telunjuk di bibir. Wanjer ni anak!

"Ngapa si lo?" Ucapku lagi setelah ikutan meringkuk disebelahnya

-By the way, jadi ngerasa kaya maen polisi-polisian haha😸-

"Eh bro liat deh. Pacar lo kan?" Kata Nando seraya menepuk-nepuk punggungku dengan tekanan
-ngedorong pelan-

"Eh iya do. Dia ngomong sama siapa ya?" Jawabku seraya mengusap-usap mata mencoba menajamkan pandangan yang samar karena terhalang daun

Beberapa detik berlalu di isi dengan pembicaraan misterius antara Raisa dan seorang laki-laki di hadapannya. Aku sama sekali tidak punya gambaran tentang siapa yang berbicara dengan Raisa. Teman? Ah, mana mungkin Raisa punya teman laki-laki berbadan besar

"Aneh bro. Pacar lo ngobrol sama orang begituan? Ngapain coba?" Kata Nando menggaruk kepalanya

Iya. Aneh. Apa yang direncanakannya? Untuk apa? Kenapa?..

Skip *BACK* end

Serentetan kejadian aneh itu kembali muncul memenuhi pikiranku. Aku mengutuknya. Ya, lagipula untuk apa bertanya pada gadis seperti dia. Aku tidak akan mendapatkan jawaban apapun. Tapi..

"Sa? Aku nanya boleh ngga?" Akhirnya aku bertanya juga -_-

"Iya boleh" Ucap Raisa mengangkat sebentar wajahnya lalu kembali menunduk menatap gadget

"Tadii.. ada temen aku ngeliat kamu ketemu sama orang. Siapa?"

Detik detik setelah itu berjalan dengan sangat lambat dan panjang. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Seolah-olah waktu memperlambat jawaban yang akan diberikan oleh Raisa

"Bu.. bukan siapa-siapa kok." Jawabnya tidak seperti biasa. Seperti ada yang mengganjal hingga membuatnya gagap

Tapi aku tidak mau memperpanjang ini lagi. Damn. Aku tidak peduli dengan apa yang dilakukannya di belakangku atau bahkan di depanku. Tidak.

Vrr..vrr.. vrrr

Rhea? Kangen. Ehh salfokszz. Btw,  Ada apaan ya? Ada baiknya keburu di angkat, yakan?

Dialog dengan Rhea

"Ada apa na?"

"Eh fi. Ada waktu ngga? Mau ngomong nih"

"Ada!"

"Kapan? Nanti bisa?"

"Iya bisa. Jam 4 di tempat lo"

"Oke"

Dialog dengan Rhea *END*

Pip!

"Ngomong? Apaan?" ...

Skip

To : Anon
Na? Gue udah di depan kostan lo.

Kalau boleh jujur, mataku sebenarnya sudah tidak kuat. Rasanya sudah pengen meluk bantal guling sekaligus  baring-baring di atas kasur. Tapi oke, demi denger suaranya Si jambu. Buat kali ini aja, mata gue harus kerja ekstra

Tring..

Sender : Anon
Ya bentaran gue udah otw!

"Fi!" Ucap suara berteriak yang akhir ini jarang kudengar

"Haha kangen sama gue?" Jawabku  berbasa-basi dengan sedikit bercanda

Rhea berlari kecil menghampiriku. Tidak seperti biasanya, yaa tau kan Rhea biasanya seperti apa kalau kuledek? :v

Tapi sekarang ia sama sekali tidak marah atau jengkel. "Jangan bercanda deh. Gue mau crita!" Ucapnya dengan menggebu sambil mempersiapkan posisi duduk yang pas tepat di depanku

Tanpa pikir panjang aku langsung mengangguk

"Jadi gini, kemaren gue sama temen gue itu pergi ke cafe. Nah terus.. eh nggak sebelumnya pas masih di kampus kalo ga salah ada tiga orang kaya ngeliatin gue gitu. Nah baru pas di cafe, mreka tiba-tiba langsung mukulin temen gue. Yaa, kalo gue ga salah sih, kayanya mreka ngikutin gue. Tapi ngapain ya? Lagian kalo emang ngikutin gue kenapa malah temen gue yang kena?"

Aku tidak bisa berkata-kata alias diam. Sibuk berpikir..

"Nahloh? Malah diem aja?" Kata Rhea sambil menatapku bosan

Deg!

Apa? Apa yang tadi itu? Apa iya?

"..."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro