여행

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hey, Tori!" ucap Soo-jung ceria sambil memeluk teman baiknya.

"So, what brings you to Melbourne?" tanya Tori penasaran.

"Business trips, as usual. The board of directors—"

"Oh, cut that shit! I mean, what brings you here? I know you hate business trips as much as you hate swimming pools!" sentak Tori tiba-tiba. Melihat tingkah Soo-jung yang terlalu diam baik dalam rapat maupun selama berjalan-jalan di sekitar resort telah membuat Tori penasaran sejak pagi.

"Fine! I'm avoiding 'him', as in 'him'!" bisik Soo-jung dengan desahan lemah.

"Tell me everything! Straight to the bar!" ucap Tori yang tanpa memedulikan penolakan Soo-jung, dan terus menariknya kearah kursi bar.

Dengan wajah layu, Soo-jung hanya bisa menurutinya tanpa mengatakan apa-apa. Setelah lama meminum minuman mereka tanpa banyak bicara, Soo-jung akhirnya membuka mulutnya dan menceritakan semuanya.

"I'm so gonna kill that son of a—"

"Tori!" sela Soo-jung untuk menghentikan suara Tori yang begitu keras. Meskipun ia mabuk, ia tahu hatinya akan terluka jika ia terus memikirkan kejadiannya bersama Jung-kook. Ia datang ke Melbourne untuk melupakan Jung-kook, bukan untuk mengingatnya dengan menceritakannya kepada temannya. Ia harus menghentikan semua ini sebelum. . .

"Oh shit!" teriak Tori keras-keras dengan tatapannya yang tertanam pada sekelompok laki-laki yang memasuki bar tersebut. Soo-jung perlahan-lahan menoleh ke belakangnya dengan mata dan mulut yang terbuka lebar. Ia melihat dengan matanya sendiri, Jung-kook yang berdiri di depannya. Hanya ada satu orang yang ingin ia marahi sekarang, dan tentu saja itu adalah. . .

"Soo-yeon, I thought we agreed to keep my trip to Melbourne a secret—" desis Soo-jung dengan kejam pada Soo-yeon melalui ponselnya.

"I'm so sorry, they had a sudden schedule there and believe me, I was shocked as well so I—"

"Talk to you later, bye!" jawab Soo-jung dingin sebelum mengakhiri panggilan. Ia harus pergi sebelum Jung-kook menyadari. . .

"Ms. Lee!" teriak seorang lelaki tua yang memasuki bar itu dengan senyuman lebar. Tatapan seisi ruangan langsung tertuju pada sang pria dan Soo-jung yang membeku di tempat.

"Yes, Mr. Louise?" jawab Soo-jung kembali dengan suara pelan. Ia menoleh kepalanya ke samping dan melihat Jung-kook dan para member Bangtan lain menatapinya dengan melongo. Ia tidak bisa menerima semua ini, rencananya selalu hancur di depan Jung-kook. Ia harus kabur sebelum hatinya melemah. . .

"I'm sorry Mr. Louise, I have an important meeting, I have to—"

Hak tingginya yang tiba-tiba tersangkut dengan karpet membuat Soo-jung langsung terjatuh ke bawah lantai, darah perlahan-lahan mengucur dari kepalanya, semuanya menjadi lambat dan tidak jelas.

"Soo-jung a!"

🌵🌵🌵

"Where am I?" gumam Soo-jung yang baru terbangun dari tidurnya. Sambil berusaha beranjak dari kasurnya, ia terus menatapi ruangan itu dengan penasaran. Ia menyentuh dahinya yang tertutup kain kasa putih, setelah beberapa saat melamun, ia akhirnya menyadari semuanya. Perlahan-lahan ia beranjak dari kasurnya dan mencari tas kerjanya. Ia berjalan kesana kemari dengan kesal, sebelum akhirnya menemukan tasnya yang terduduk diatas sofa. Dengan senyuman lega, ia langsung berlari untuk mengunci pintu kamarnya agar ia bisa mengganti bajunya dengan nyaman.

Ia mencabut infusnya dengan kasar dan melepas pakaian rumah sakitnya. Tidak lama kemudian, ia mengambil topinya dan berjalan keluar rumah sakit seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia berjalan menuju lift terakhir yang mengarah ke basement, dan disitulah ia menemui. . .

"Mau kemana kau?" tanya Jung-kook dengan nada dingin, ia benar-benar tidak bisa memercayai Soo-jung yang bersikeras untuk kabur tanpa mengatakan apa-apa.

"None of your business." jawab Soo-jung ketus.

Detik dimana lift terbuka, Soo-jung langsung berlari meninggalkan Jung-kook tanpa mengatakan apa-apa. Ia berlari kearah tukang valet untuk meminta kuncinya, matanya melebar ketika ia menoleh ke belakang melihat Jung-kook yang memegang kuncinya.

"Aku akan—"

"No need, let's go eonni! You may tag along if you want to," ucap Soo-yeon yang tiba-tiba menyambar kunci mobil Lamborghini berwarna putih milik Soo-jung.

Tanpa banyak bicara, Soo-jung langsung menduduki kursi belakang, dan sama halnya dengan Jung-kook. Tidak ada yang berani duduk di depan karena supirnya kali ini adalah Soo-yeon. Mereka lebih memilih duduk bersebelahan dibandingkan nyawa mereka terancam dengan duduk di depan.

Sepanjang perjalanan, tidak satupun dari mereka yang berani membuka mulut mereka untuk berbicara. Soo-jung sibuk mengatur kontrak-kontrak di iPadnya, sedangkan Jung-kook sibuk mendengarkan lagu.

"Betapa membosankannya dua orang ini. . ." gumam Soo-yeon, tiba-tiba ia mempunyai ide yang sangat baik. . .

Ia menekan gasnya dan melajukan mobilnya dalam kecepatan tertinggi. Tentu saja, Jung-kook dan Soo-jung langsung menghentikan semua kegiatan mereka dan fokus mempertahankan posisi mereka. Soo-yeon yang licik terus membelokkan mobilnya kesana kemari di jalan tol yang sepi. Tentu saja, ia harus menahan telinganya mendengar teriakan Jung-kook dan Soo-jung yang ketakutan.

Mereka akhirnya sampai di Lambert Hotels and Resorts dengan dua orang berwajah pucat yang duduk di belakang. Soo-yeon dengan santai meninggalkan mereka dan menyerahkan kuncinya pada tempat parkir. Ia disambut oleh para member Bangtan lain di depan lobby yang menunggu Soo-jung dan Jung-kook turun dari mobil.

"Astaga, lainkali jangan menyuruh Soo-yeon menyetir!" ucap Jung-kook dengan nafas terengah-engah. Soo-jung yang di sebelahnya juga tidak bisa mengucapkan apa-apa, kedua orang tersebut hanya bisa duduk menenangkan diri sebelum mereka keluar. Tidak lama kemudian, Soo-jung langsung keluar membawa tas kerjanya yang kemudian disusul Jung-kook.

"Kalian berdua mengapa terlihat pucat?" tanya Jimin yang berdiri di sebelah mobil itu.

"Jangan bilang ini perbuatanmu Soo-yeon a?" tanya Tae-hyung dengan nada menyindir setelah melihat Jung-kook dan Soo-jung memasuki lift ke kamar masing-masing.

"Mereka terlalu kaku, ck ck ck. . ." ucap Soo-yeon sambil mengeleng-gelengkan kepalanya dengan senyuman lebar di wajahnya. Bisa dibilang, ia juga hampir tidak bisa menahan ketawanya, karena selama perjalanannya Jung-kook dan Soo-jung sempat hampir berpelukan dan bahkan hampir. . . hampir berciuman.

Flashback On

"Soo-yeon a, menyetir pelan-pelan!" ucap ucap Jung-kook sambil memegang erat-erat sabuk pengaman dan handle diatasnya.

"Slow down before I kill you sis!" ancam Soo-jung yang daritadi menahan untuk tidak berbicara.

Tiba-tiba, melihat lampu merah terang di depannya, Soo-yeon langsung menginjak rem mendadak. Hal ini membuat Soo-jung terlempar ke sebelah kanan, membuatnya jatuh dalam pelukan Jung-kook. Kedua orang yang duduk di kursi belakang hanya bisa menatapi satu sama lain dengan gugup.

Sedangkan Soo-yeon yang mengintip melalui kaca spion tengah hanya bisa menahan ketawanya melihat Soo-jung dan Jung-kook yang diam membeku dalam posisi mereka yang begitu dekat.

Flashback Off

"Berapa lama kita akan di Melbourne?" tanya RapMon tiba-tiba, manajer mereka yang ikut hanya satu karena Bang PDnim mengirimkan Soo-yeon untuk mengurus mereka.

"Mungkin satu atau dua minggu? Ini periode istirahat kalian sebelum kita kembali rekaman. . ." jawab Soo-yeon dengan senyuman manis.

"Kalau begitu mari kita manfaatkan liburan ini untuk bersenang-senang!" ucap Jimin dengan senyuman licik.

"I like the sound of that!" jawab Soo-yeon kembali dengan senyuman licik.

Rencana mereka tidak usah dibicarakan panjang dan lebar, karena intinya hanya satu— membantu Jung-kook dan Soo-jung memperbaiki hubungan mereka.

—End of Chapter Five : 여행—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro