29. Kunjungan Terakhir Irsiabella Ravelsa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dear all, mari menyempatkan waktu sejenak untuk turut mendoakan Indonesia kita. Di Bulan Januari yang bahkan belum selesai, kita sudah dihadapkan berbagai keadaan yang memperihatinkan.

#PrayforSriwijayaAir
#PrayforSumedang
#PrayforSulBar
#PrayforKalSel
#PrayforMerapi
#PrayforSemeru
#PrayforManado

.

.

.

"Kau yang memberikanku keberanian,
Kau mengajarkanku bahwa hidupku adalah milikku."

***

Sudah beberapa kali sejak hari itu, Stella kembali mengunjungi butik pakaian untuk menyempurnakan gaun pesanannya dengan tubuhnya. Setiap mampir, Stella menggunakan kesempatan itu untuk memantau sekitaran butik.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan pemuda bermata merah itu. 

Padahal, Stella sudah mempersiapkan berbagai rencana. Jika nanti Stella bertemu dengannya lagi, Stella akan berbicara dengannya. Stella perlu tahu alasan apa yang disembunyikan pemuda bermata merah itu terhadapnya. Dan kalau beruntung, Stella bahkan bisa saja membuat pemuda bermata merah itu berpihak padanya.

Masalahnya, sesuatu yang dicari dengan keras tidak akan ditemukan semudah ketika kita tidak mencarinya. 

Jadilah, beberapa kali kunjungan kembali ke butik untuk menyesuaikan ukuran gaunnya hingga sempurna, tak membuahkan apapun selain gaun sempurnanya. Gaun yang sangat sempurna untuk pesta ulang tahun raja nanti. 

Hasilnya, gaun itu telah terpajang di kloset terluarnya. Gaun merah dan merah muda pastel yang berpadu. Gaun itu pasti adalah gaun termahal yang ada di dalam klosetnya. Pembuatnya adalah desainer yang cukup terkenal di Negeri Terevias yang bahkan tidak melayani permintaan datang ke rumah bangsawan--mungkin pengecualian untuk kerajaan, sebab kabar burung mengatakan bahwa Kerajaan Terevias pernah mengundangnya ke istana. 

Ada beberapa bangsawan yang memilih untuk membuat gaunnya di luar Kerajaan Terevias. Stella terkadang malah membandingkan sifat-sifat manusia di dunia manapun; tidak cinta produk lokal, produk impor lebih dipandang mengagumkan. 

Nyatanya, tiap kali Sera membuka kloset belakangan ini, Stella malah deg-degan setengah mati menyadari bahwa hari ulangtahun Raja Terevias yang juga semakin dekat. Stella sangat yakin, dia akan bertemu dengan Putri Felinette di hari itu juga. 

Semuanya telah dipersiapkan dengan baik. Mulai dari rencana kata-kata untuk Raja Terevias--jika mereka mendapat kesempatan untuk menyapa Sang Raja, walau Regdar ragu akan mendapat kesempatan itu di antara bangsawan besar lainnya--gaun, sepatu, model rambut, kereta kuda, dan bahkan sampai kuda mana saja yang terpilih untuk mengantar mereka ke istana.

Ya, memang sampai sedetail itu. 

Setiap satu hari sebelum Stella akan mendatangi acara penting di tempat asing yang tidak dikenalnya, Stella pasti akan dilanda kegugupan yang teramat besar. Seperti ketika Stella akan datang ke acara pernikahan Marquess Whistler, atau seperti malam ini. 

Besok adalah harinya, hari ulang tahun Sang Raja. Awal musim panas yang hawa panasnya sudah terasa sejak beberapa hari belakangan. 

Malam ini juga seperti itu, Stella kesulitan tidur. Pikirannya terus membayangkan apa yang akan terjadi besok. Perasaannya campur aduk; dirinya tidak sabar untuk menghadiri acara itu, tapi juga takut mengacaukan acara itu. Sebenarnya, daripada gugup karena harus bertemu dengan Raja Terevias atau para bangsawan atas, Stella lebih gugup karena akan bertemu dengan Putri Felinette. 

Wujud Putri Felinette pernah dijelaskan oleh Luna dalam cerita The Fake Princess. Putri Felinette Annelisia de Terevias berambut pirang bergelombang, bermata biru muda safir dan bibir merah muda. Jelas, Putri Felinette juga sangat cantik dan banyak pangeran negeri seberang yang jatuh hati dengannya. 

Luna pernah ada di situasi dimana dirinya ingin menghindar, melarikan diri dari tekanan orang-orang yang memaksanya 'beradu status' dengan Irsiabella Ravelsa, tetapi Luna mengabaikan semua rencana yang dipersiapkannya karena ...,

Karena ...

Stella mengedipkan matanya beberapa kali, mengerutkan keningnya karena baru menyadari tulisan yang pernah ditulis Luna tentang semua persiapan yang dibuangnya jauh-jauh.

Luna yang ada di dalam tubuh Putri Felinette ..., sangat kagum dengan sosok sang pangeran.

Yang Stella ingat, ada banyak kalimat-kalimat pujian, penuh kekaguman dan bunga-bunga, setiap Luna menceritakan tentang Pangeran. Bahwa Pangeran Terevias sangatlah baik, lembut, pengertian, dan tentu saja yang menjadi favorit Luna: Tampan.

Oh, dan ada satu hal penting yang harus Stella ingat tentang kejamnya dunia ini; satu-satunya orang yang berpihak dengan Putri Felinette selain Stella adalah Pangeran Terevias alias Kakak dari Putri Felinette yang dikagumi Luna itu.

Pada The Fake Princess, Pangeran Terevias pernah bersumpah akan melindungi Putri Felinette. Bahkan karena terlalu peduli dengan adiknya, membuat tunangannya terbakar api kecemburuan yang tak berdasar.

Sekarang, satu hari sebelum dirinya juga berjumpa dengan Prince Charming-nya Luna, Stella jadi ikut memikirkannya. Apa yang terjadi dengan Pangeran Terevias setelah menemukan Putri Felinette terbunuh tanpa bisa melakukan perlawanan?

Dan setelah dipikir-pikir, Luna hampir tidak pernah menyebut nama pangeran sekali pun. Luna memanggilnya 'Kakak', sama seperti sebutan yang pernah Stella dapatkan.

Tahu bahwa dirinya akan sangat kesulitan tidur karena memikirkan banyak hal, Stella memejamkan matanya, bersiap-siap mengunjungi satu-satunya tempat terdamai yang diketahuinya.

Taman bunga mawar.

Ketika Stella merasakan permadani rumput yang menggelitik kakinya dan hembusan angin meniup rambutnya hingga berterbangan, Stella membuka kembali matanya.

Betapa kagetnya Stella ketika melihat hamparan lahan kosong di depannya. Taman bunga mawar itu seolah tidak pernah mekar kembali sejak datangnya musim semi. Memang, Stella belum pernah lagi mengunjungi tempat ini setelah berakhirnya musim dingin, tetapi dirinya tak menyangka bahwa taman bunga mawar yang indah itu akan lenyap, serapuh itu.

Pelan-pelan, Stella mendekati lahan kosong yang seharusnya ditumbuhi bunga mawar atau setidaknya rerumputan liar. Namun ada yang janggal, sehingga Stella berjongkok dan menajamkan indra penciuman.

"Terbakar," gumam Stella yang secara refleks langsung terburu-buru berdiri.

Sepertinya, taman bunga mawar--tempat rahasianya--baru saja terbakar. Namun musim panas baru saja datang, tidak mungkin suhu pergantian musim bisa sangat ekstrem untuk membakar tanaman yang jelas-jelas masih memiliki lahan hijau di sekitarnya.

...apakah ada yang membakarnya?

Mau tak mau, Stella membuat spekulasi mengerikan seperti itu. Stella kembali teringat dengan momen ketika dirinya pertama kali datang ke tempat itu. Jelas, ada orang lain yang tahu tentang keberadaan tempat ini. Hanya saja, Stella terlalu cepat menyimpulkan bahwa tidak ada lagi yang memakai tempat ini setelah melihat bangunan itu dirobohkan. Naif sekali.

Taman bunga mawar merah itu telah hilang.

Stella menghela napas panjang. Pelan-pelan perasaan aneh merayap di hatinya. Stella tidak yakin harus bereaksi seperti apa. Tempat itu mungkin bukanlah tempat yang istimewa baginya, tapi tentu berbeda dengan Irsiabella. Entah bagaimana perasaan Irsiabella jika tahu tempat itu terbakar.

Pada akhirnya, Stella kembali ke kamarnya sebelum 'dihibur' oleh taman bunga mawar yang dapat menenangkan diri.

Harus. Stella harus memaksakan dirinya untuk terlelap malam ini, sebelum hari yang ditunggunya benar-benar tiba.

***TBC***

18 Januari 2021

Paws' Note

Sejujurnya aku agak bingung bagaimana mengisi chapter ini, karena satu-satunya hal yang kulewatkan hanyalah: Taman Bunga Mawar tempat rahasia Irsiabella terbakar.

Maaf ya, kalau kurang menegangkan.

Oh iya, pastinya di chapter selanjutnya, Stella bakal datang ke ulangtahun raja! Pastinya bakal bertemu dengan Putri Felinette dan Pangeran. Dan pastinya bakal berdansa sama orang.

BTW, rupanya banyak juga di antara kalian yang demen sama Ray, ya.

Ini kalau Day tahu, dia pasti bakal bilang, "HAH? GIMANA? GIMANA? RAY LEBIH CHARMING DARIPADA AKU? PADAHAL KAN WAJAH KAMI SAMA SAJA. Ah, tapi aku tidak peduli, yang penting bagi Nona Ravelsa, aku lebih--"

///author memutuskan untuk membekap Day///

Waktu awal-awal ngitung, Sven bahkan seri sama Ray, tapi makin ke belakang, Ray juga mulai kelelep ditenggelamin Sven.

Oh, dan Felix, yang bahkan enggak masuk di dalam opsi. Wkwkwkwk.

Oke, semoga ini aku updatenya makin cepet yaaaa, soalnya bagian yang PALING PALING PALING kutunggu-tunggu buat diketik akhirnya sudah sampai di depan mata!

Fanart hari ini dari 

Heran lhoooo aku sama kalian. Kok tau banget kalo aku hobi pakein Irsiabella baju warna pink / merah?

Gatau kenapa, ada vibe antagonis yak, jadinya ....

Sampe hari ini, aku masih mikir kalau judul ini kurang memancing, walau emang ini judul paling pas ..... Hmmmm bingung. Mau ganti pun udah kepalang tanggung, udah mau chap 30 ......

See you next chappie!

Cindyana / Paus / PrythaLize

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro