73. Pemberkatan Agung Felinette de Terevias

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

“Apa dosa yang kulakukan sampai harus menghadapi semua ini? Apa?”

***

Luna mengatupkan bibirnya rapat-rapat ketika menerima bunga nemophila baby blue, lalu kembali memfokuskan pandangannya ke kolam Kuil Agung yang keadaannya masih sama seperti sebelumnya, tidak ada perubahan. 

Berdasarkan dari apa yang didengarkannya dari Pangeran Felixence, bunga ini nantinya akan menjadi bunga persembahan untuk roh di kolam. Sampai acara dimulai dan sampai mereka sepenuhnya meninggalkan jembatan ini, Luna sudah bertekad tidak akan lengah sedikitpun. 

“Tuan Putri baik-baik saja?” Terence menunduk menyempatkan diri bertanya. 

Luna hanya mendongak, tidak memberikan gelengan atau anggukan sebagai jawaban. Mereka baru dipertemukan kembali setelah dua tahun dan sekarang tinggi Terence sudah jauh di atasnya. 

Sebenarnya Luna punya banyak pertanyaan tentang kemana sebenarnya Terence di kisah aslinya saat ini, tetapi Luna sadar bahwa di alur sebenarnya Pendeta Agung-lah yang datang langsung ke istana untuk melakukan pemberkatan. Jadi, bisa dipastikan bahwa di alur The Fake Princess, Felinette tidak melihat insiden jatuhnya Irsiabella ke dalam kolam. 

Agak ngeri, Luna memperhatikan ujung jembatan yang penuh dengan ketidakpastian. Kolam itu tidak keruh, tetapi juga tidak jernih. Dasar kolam masih tidak dapat dijangkau mata meskipun cahaya matahari telah berusaha menembus. Luna tidak tahu kapan air itu akan mengeruh, tetapi jelas Luna harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang ada. 

“Kau populer,” ucap Luna, mengalihkan topik pembicaraan. 

Luna bisa mendengar bagaimana mereka membicarakan tentang Terence sejak kedatangannya tadi. Berhasil memberantas kelompok Death Wave lebih cepat membuatnya menjadi berita hangat di Negeri Terevias.

“Eh?” Terence tampak terkejut, tetapi berusaha mengendalikan ekspresinya.

“Aku yakin, setelah misimu selesai, kau akan mendapatkan banyak tawaran untuk meminang para putri di negeri seberang,” ucap Luna yang sebenarnya hanya mengulangi cerita yang pernah didengarnya dulu. 

Terence hanya berdeham, berusaha tidak membicarakan fakta bahwa sebenarnya dia telah mendapatkan beberapa tawaran itu perhari ini. Iya, di detik sebelum misinya selesai atau sebelum umurnya matang untuk menentukan pilihan hidup yang besar baginya. Sebenarnya, Terence tidak tertarik sedikitpun untuk melirik apalagi menerima tawaran itu, tetapi ayahnya saat ini telah mempertimbangkan beberapa kemungkinan untuk ke depannya. 

“Kita tidak pernah membicarakan ini, tapi apakah kau sudah punya seseorang di pikiranmu?” tanya Luna. 

Sesaat Terence tampak sangat ragu untuk menjawab dan akhirnya memberikan anggukan. 

“Oh, selamat.” Luna mungkin tidak menunjukkannya terang-terangan, tetapi tidak percaya bahwa Terence akan seterus terang itu terhadapnya. 

“Terima kasih. Bagaimana dengan Tuan Putri?” Terence buru-buru menambahkan, “Tuan Putri boleh tidak menjawab kalau keberatan.” 

Tentu saja Luna keberatan, karena sebenarnya dia tidak berhak mewakili Felinette membicarakan tentang hal ini. Luna bahkan tidak tahu apakah Felinette yang asli memang memiliki seseorang. Namun, Luna saat ini hanya tahu tentang perasaannya, itu saja masih sangat memberatkannya. 

“Bukankah aku sudah pernah membicarakannya sebelum aku ke akademi publik?” Luna tersenyum, memutuskan untuk konsisten dengan jawabannya dulu dan berbicara seolah itu bukanlah persoalan yang besar. 

Terence hanya mengangguk-anggukan kepala dengan wajah yang serius. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tetapi rasanya Luna tidak ingin lagi membahas tentang itu. 

Pandangan Luna beralih kepada Irsiabella yang sedang berbincang-bincang dengan Svencer. Tampaknya gadis bermanik emas itu masih belum menerima bunga dari para pendeta. 

Sejujurnya, Luna juga tidak tahu apakah Irsiabella yang berdiri di samping Svencer saat ini adalah kabar baik atau buruk, tetapi yang Luna tahu, dia tidak bisa berhenti mengawasi mereka. Berita buruknya, kemungkinan Irsiabella bisa terjatuh ke kolam agung kapan saja dan berita baiknya, Svencer akan punya waktu untuk menolongnya jika itu memang terjadi. 

Kejadian yang sama persis … bisa saja terjadi saat ini juga. 

Kekuatan Irsiabella bisa terekspos kapan saja. 

“Apa itu orangnya?” tanya Terence ketika menyadari bahwa Luna melihat ke satu arah terlalu lama. 

Luna yang dipenuhi kebingungan, hanya bisa mengerutkan kening, “Maksudnya?” 

“Tidak, bukan apa-apa.” 

Meskipun heran dengan sikap Terence, Luna tetap saja menggunakan kesempatan yang ada untuk mengobservasi gerak-gerik Irsiabella. Gadis itu mendapatkan setangkai bunga mawar merah kemudiannya. Kebetulan sekali dia bisa mendapatkan bunga itu.

Bicara tentang mawar merah, Luna mendadak ingat bagaimana meledaknya penjualan mawar merah di kehidupan silamnya setelah Irsiabella dikerubungi rumor tentang betapa gadis itu sangat menyukai bunga itu. Tak sedikit bangsawan yang tertarik dengan gadis itu dan memutuskan untuk memberikannya buket bunga, tetapi Irsiabella tidak menerimanya.

Barangkali, gadis itu sudah memiliki seorang yang istimewa di hatinya. Entahlah, siapa yang tahu? Luna bahkan tidak tahu banyak tentang gadis itu. Yang Luna tahu, Irsiabella tidak sembarangan menerima pinangan dan tawaran apapun. Itu cukup wajar untuk tindakan yang dilakukan oleh seorang putri bangsawan yang dididik dengan baik.

Irsiabella masih sangat abu-abu dan misterius, sama seperti yang dipikirkannya sedari dulu. 

Ketika tidak ada seorangpun yang bisa menemukan pemuda bermata merah itu, Irsiabella bisa dengan begitu mudahnya bertemu dengannya. Bahkan ketika Terence yang mencari langsung keberadaannya di lapangan, ia tetap tidak bisa menemukannya. Bahkan karena sudah menunggu bertahun-tahun, keberadaan pemuda merah itu menjadi rumor jenaka belaka. 

Dan faktanya, pemuda bermata itu benar-benar nyata, pernah terlihat bahkan di kehidupan kali ini, berbincang bersama dengan Irsiabella. 

Dari lubuk hati terdalamnya, Luna benar-benar berharap Irsiabella tidak terlibat. 

Setelah memastikan bahwa semua orang telah mendapatkan setangkai bunga yang beragam di tangan masing-masing, Luna mendapatkan arahan untuk mempersembahkan bunganya lebih dulu ke kolam. Menjadi yang memulai lebih dulu dan pusat perhatian adalah hal yang sejak awal tidak bisa Luna pikirkan, tetapi itulah yang harus dilakukannya.  

Tangan Luna melepaskan bunga itu, membiarkan nemophila baby blue miliknya jatuh dan mengalir menjauh. Persembahannya telah diterima, membuatnya menghela napas lega. Menurut cerita dari Pangeran Felixence, persembahan yang tidak diterima akan mendatangkan bencana. Namun sejauh ini, belum pernah ada kejadian itu, jadi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. 

Luna hanya perlu mengkhawatirkan persembahan bunga milik Irsiabella saat ini.

Berikutnya, semua orang juga ikut melepaskan bunga di tangan. Luna langsung memperhatikan bunga mawar merah yang dilepaskan oleh Irsiabella. 

Bunga itu jatuh dengan gerakan yang pelan, seolah lebih ringan daripada bunga di sekitarnya. Warnanya memang merah mencolok di antara bunga-bunga lain yang terang, jadi sangat besar kemungkinan bagi Luna untuk memperhatikannya lebih jeli daripada yang lain. 

Bencana benar-benar datang.

Di detik bunga mawar itu menyentuh air, air kolam langsung berubah menjadi keruh. 

Luna yakin tidak salah melihatnya, bahwa bunga mawar yang telah dilepaskan oleh Irsiabella adalah sumber yang mengotori kolam kuil agung, persis seperti alur aslinya. 

Air kolam Kuil Agung telah menjadi keruh.  

Tapi mengapa bisa?

Mengapa persembahan bunga Irsiabella ditolak?

Wajah gadis itu juga sama paniknya. Banyak bangsawan di pinggir jembatan yang menerka-nerka apa yang terjadi. Namun jelas di mata Luna bahwa Irsiabella menyadari ada yang salah dengan bunganya dan mungkin saja Irsiabella belum tahu apa yang akan terjadi berikutnya. 

Irsiabella akan jatuh.

Luna semakin yakin bahwa itu akan terjadi dalam waktu dekat ketika menyadari bahwa Irsiabella telah terpojok di pinggir jembatan karena banyaknya bangsawan-bangsawan yang penasaran dengan apa yang baru saja terjadi. Orang-orang masih bingung tentang air di kolam agung yang mengeruh dan tidak ada yang sedang memperhatikannya atau memperhatikan gadis itu. Semuanya sedang fokus dengan kolam. 

Ini kesempatan yang bagus. 

Luna bersiap untuk menepikan diri agar biasa mengikuti perubahan sekecil apapun, tetapi Luna melupakan fakta bahwa ada seseorang yang terus menerus memperhatikan gerak-geriknya apapun yang terjadi. Ketika Luna menyadari bahwa Irsiabella semakin terpojok, Luna segera duduk di pegangan jembatan untuk memulai rencana yang telah disiapkannya. 

Terence dengan sigap menahan tangannya, menahan agar Luna tidak akan terjatuh jika saja Luna kehilangan keseimbangannya.

“Terence.” 

Luna menatap Terence dengan dalam dan memanggilnya dengan nada paling rendah yang bisa dibuatnya. 

Keduanya bersitatap selama beberapa saat. Luna tidak mengatakan apapun, tetapi entah mengapa yakin bahwa Terence bisa mengerti maksudnya hanya lewat tatapan mata. Banyak pertanyaan dalam manik mata pemuda itu dan tampaknya dia belum dapat mencerna alasan mengapa Putri Felinette harus melakukan itu.

Sadar bahwa pegangan Terence melonggar karena lengah, Luna segera menggunakan kesempatan untuk menarik tangannya dari Terence, lalu melepaskan pegangannya pada tiang jembatan dan bersandar pada kekosongan.

“Tuan Putri!” 

Hanya panggilan Terence yang terdengar begitu jelas sebelum tubuh Luna menyentuh dinginnya air kolam. 

BYUR!!!

Luna memang sengaja menggunakan pakaian yang tidak terlalu berat, karena dia sendiri telah mengenakan kain khusus yang bisa menyerap suhu dingin. Jadi, meskipun dengan kemampuan berenang yang pas-pasan, Luna masih bisa mengapung dan menemukan oksigen. 

Segera saja gadis itu berenang ke arah Irsiabella yang telah terjatuh, apalagi ketika menyadari bahwa semua air keruh bergerak ke arah gadis itu. 

Semuanya persis seperti yang telah terjadi. 

Seperti yang sudah diduga oleh Luna, Irsiabella kesulitan untuk berenang ke atas. Luna menangkap sebelah tangan Irsiabella yang berusaha menjangkau permukaan, keduanya saling menautkan tangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya tautan keduanya terlepas lagi ketika tubuh Irsiabella ditarik ke bawah oleh sesuatu. 

Sekali lagi, Luna berusaha menjangkau tangan Irsiabella lagi, tetapi sesuatu menarik pergelangan tangannya ke atas, membuat Luna lebih dulu naik ke permukaan. Luna bisa melihat dengan jelas bagaimana Irsiabella semakin jauh darinya di dalam air. 

Anehnya, meskipun tahu bahwa Irsiabella akan selamat, ada kekhawatiran berlebih yang membuatnya menyesal karena tidak bisa mempertahankan tautannya tadi. 

“Tuan Putri tidak apa-apa?” 

Ternyata Terence melompat turun untuk menyelamatkannya. 

“Aku … tidak apa-apa.” 

Luna menyadari bahwa ada seseorang yang juga baru melompat untuk Irsiabella. Sudah tidak perlu ditebak lagi, orang itu pasti adalah Svencer Dalton, sebagaimana alur yang sebenarnya. 

“Maafkan saya,” ucap Terence dengan penuh penyesalan. “Saya telah gagal melindungi Tuan Putri. Saya pantas dihukum.”

Tidak. Luna sedang melindungi dirinya sendiri. Luna yang memilih jalan ini, karena tuntutan dirinya sendiri untuk bertahan hidup. 

Karena keegoisannya.

Tak lama kemudian, Irsiabella berhasil naik ke permukaan air bersama dengan Svencer. Napas Irsiabella putus-putus dan ia mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Svencer tampak mencoba menenangkannya sebelum akhirnya mereka berenang ke tepian. 

Jangan tanya bagaimana pucatnya wajah Irsiabella ketika dia menyadari bahwa air yang tadinya keruh itu kini menjadi sangat jernih. 

Sangat jernih, sampai kali ini Luna bisa melihat dasar kolam. 

Namun, sepucat apapun wajah Irsiabella ketika menyadari air kolam yang menjadi jernih karenanya, raut wajah Irsiabella lebih pucat lagi ketika ia dan Luna saling bersitatap dalam diam.

***TBC***

21 Maret 2022

Paus' Note

1600 kata!

TADAAAA~~~!! Ini dia rencana blirian dari seorang Luna. Gimana, gimana? Cerdas tidaaaak?

Sudah kujelaskan dari awal ya, kalau dua kakak-adik ini sama-sama pinter, huhuhu.

Ini aku udah nggak tau siapa yang ngelindungi siapa. But yah, di sini jelas Stella sudah tahu kalau Putri Felinette sudah tahu tentang kekuatan Irsiabella (walau sebenarnya Luna sudah tahu dari awal sih, wkwkwk).

Pelan-pelan semuanya bakal mulai kebongkar. AKHIRNYA! Aku sampai nggak bisa tidur nyenyak karena scene ini belum kejadian!

Setelah ini, kira-kira apa yang akan terjadi? YAK! YAK! Betul! (tapi aku ga ngasih tau sih apa yang betul, hehehe).

Intinyaa~ Luna berhasil belokin alur yang sebenarnya tetap terjadi. Such as dirinya yang diracuni teh dan juga scene hari ini. Mantap Luna-ku!

Tapi di sini jelas Stella akan nyadar bahwa alurnya semakin berbelok (karena awalnya Stella ngira Putri Felinette tidak diracuni karena di umur 15 tahun, dia memilih menghabiskan waktu di akademi publik--tanpa tahu kalau ternyata Felinette sudah ciduk Emma duluan).

YOK BISA YOK STELL, YOK SUS SAMA FELINETTE (mungkin ini sorakan para pembaca saat ini mwehehehe).

Oke, fan art kita hari ini baguuuuus banget! Tapi sayangnya karena aku kelamaan nggak update, aku udah lupa siapa yang ngirim.

Yang gambar, tolong diklaim ya, agar aku bisa tag kamu, makasih banyak <3

FELINETTE TJANTIEK BANGEEET LHO.

Terima kasih banyaakk!!!!

See you on the next chapter.

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro