Awal cerita

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗

.
.
.

Mengawali sebuah hubungan diatas sebuah wasiat, tentu bukan perkara yang mudah.
Akan ada banyak hati yang patah setelah keputusan sepihak yang tak dapat di ganggu gugat itu diambil alih oleh sang pelaku.
Merelakan bukanlah perkara yang mudah bagi korban kekonyolan sebuah surat yang ditulis secara rahasia.

Menerima tentu pilihan terakhir jika kasih sayang lebih unggul dari rasa egois, namun akan ada sebuah penyesalan dan rasa kecewa yang ia tuai dari benih yang ia tanam.
Sungguh bukan perkara mudah dalam kasus pembunuhan masa depan ini.

Terlebih jika usia berkata ingin tetap pada ranah nyaman dalam kesendirian.
Di selingi dengan tawa hampa gadis itu menerima dengan pasrah sebuah keputusan guna menyambut masa depan yang semu dan absurd.
Berharap kebahagiaan segera menghampiri, namun sudahlah jalani saja, toh dunia tak akan pernah runtuh dengan rasa sedih dan kecewamu.

Oh ayolah berkaca! Akankah semua hancur lebur dengan penolakan yang kau ajukan? Tentu jawabannya tidak.
Sepintar apapun pencuri bersembunyi akan ada masa dimana ia lelah dan memilih menyerah walaupun penjara menjadi tempat pelabuhan terakhir.
Dan inilah titik terapuh dari seorang gadis yang tengah menatap kosong kearah awan jingga dengan mentari yang mulai menyembunyikan cahayanya dari manusia si pengejar rupiah.

Semilir angin berhembus dingin merambah pada pori-pori wajah sang gadis, dengan sedikit ketenangan ia berserah. Mungkin sulit namun ia harus bisa melupakan semua masa lalu pahitnya dan memulai kembali dengan harapan yang berbeda.

"Titan lu pasti bisa, demi Kakek Tan. Lo pasti bisa!" ucapnya menyemangati diri sendiri. Dengan mata terpejam dan tangan mengepal kuat hingga buku-buku kukunya memutih Titania terus menyemangati dirinya guna melerai rasa tidak nyaman yang tercipta setelah keputusan yang tak dapat ia ganggu gugat terucap dari mulut sang Ayah.

"AhghAghhhh! Gue gak bisa anjir! Gue gak bisa! Bodoh kenapa juga gue terima gitu aja! Aghh lo bodoh Tan! Lo bego! Masa lo terima gitu aja sih? Bego lo..." frustasi Titan dengan kesal ia menjambak rambutnya sendiri sembari berteriak dengan kencang, tak peduli akan omelan para penghuni rumah ia berteriak guna menyadarkan diri akan kebodohan yang ia ambil tanpa berpikir berulang-ulang kali.

Jika kalian ingin tahu bagaimana rupa Titan sekarang, jawabannya tentu saja kacau, sangat sangat kacau, kini ia sangat mirip dengan joker! Menyeramkan dan tak tersentuh.

"Wooyyy!!! Berisik lo, udah mau manten juga!" teriak seorang pria dari arah bawah, tepatnya dari sebuah kolam renang yang terletak dilantai satu rumah dua tingkat itu.
Dengan wajah yang menyebalkan pria itu tertawa sembari mengacungkan jari tengahnya guna mengajak sang korban bertindak lebih.

"Anjim lo, kalau gue lagi gak ada masalah udah gue bunuh!" balas Titan dengan emosi yang menggebu, bukannya mereda justru sang pelaku malah semakin gencar meledak Titan. Sungguh kini emosi Titan sudah berada diambang batas ubun-ubun dan siap meledak!

Dengan sigap ia turun dari balkon kamarnya menggunakan tali yang sengaja Titan sediakan guna turun dari kamarnya dengan cepat layaknya spiderman dalam film spiderman for comeing home yang dengan berani menuruni gedung pencakar langit guna menyelamatkan para korban kejahatan.

Pletak

Dengan gerakan kilat Titan melempar sandal rumahnya yang terbuat dari kayu dan jika dihitung beratnya mungkin sekitar 1kg, sangat cocok untuk membuat pelipis manusia bengkak! Dan cara itu cukup berhasil menghentikan gerakan sang pelaku yang berusaha berlari ke arah lain guna menghindari emosi sang singa betina.

"Gimana ciumannya? Enak gak? Aduh kasian pelipis abang gue bengkak! Abis dicium duyung kepanasan ya Bang! Sini dede obatin!" balas Titan dengan wajah menantang dan semirik senyum mengejek yang kentara sangat menjengkelkan diwajah pelaku.

"Anjim lo, sakit nih! Liat pelipis gue yang kek lapangan golf ini jadi lecet gara-gara sendal laknat lo," cerca sang pelaku dengan drama yang ia buat-buat. Sembari melempar kembali sandal laknat itu yang langsung ditangkap dan dipakai oleh titan.

"Jihhh! Jijik gue, gak usah lebay deh! Cowok kok kek bencong sih!" bukannya menolong Titan justru semakin mencerca sang pelaku dengan kata-kata pedasnya yang sangat tak mengenal bangku persekolahan.

"De, tuh mulut gak lulus bangku Sd ya? Pedesnya ngalahin cabe rawit dipasar! Gue apes banget ya punya adek modelan kek lo!" balas sang pelaku dengan nada memelas dan prihatin, terbukti dengan tingkahnya yang langsung mengelus dada bidangnya guna menenangkan rasa kecewa akan sifat sang adik yang tak ada sopan-sopannya.

"Muhammad Reyhan, gak usah drama deh lo. Lo lebih parah! Adek secantik ini kok dibuang kek kolam renang! Mana gak liat jam lagi? Lo tahu gak jam dua pagi tuh, air lagi dingin dinginnya kek es dikutub selatan dan lo dengan hati yang sangat baik layaknya malaikat maut dan wajah persis kek palak nyeburin bidadari surga yang baru tidur setelah capek upgrade otak ke kolam renang! Gila dipiara lo!" umpat Titan dengan kekejamam yang terus ia berikan.

Muhammad Reyhan kakak laki-laki satu satunya Titania, kakak yang selalu menjadi pelindung baginya. Kakak yang kadang sangat ingin Titan buang dari hidupnya bukan karena ia tak menyayangi sang kakak. Namun karena tingkah jahil dan kurang berwawasannya yang selalu berhasil membuat Titan menghela nafas berat guna melerai emosi yang menggebu.

Namun bagaimana pun darah tetaplah kental, seburuk apapun saudaramu ia akan tetap menjadi sesosok pahlawan untuk melindungimu dari kejamnya dunia luar terlebih jika ia lelaki.Maka ia akan senantiasa menjaga sang adik dari keburukan biarlah ia menderita asalkan adiknya aman dan terjaga.

Dan hal itu juga berlaku bagi Reyhan, ia tak akan pernah rela jika melihat Titan menangis tersedu-sedu terlebih jika penyebab ia menangis karena laki-laki, sudah dipastikan laki-laki itu akan pulang dengan membawa luka lebam. Ingin bukti, jangan lupa terus baca kisah ini maka kalian akan menemukan sebuah bukti conceret yang ada.

"De lo kenapa sih? Manyun terus? Kan lo sendiri yang setuju, bahkan Kakek gak maksa Tan!" ucap Reyhan dengan itonasi suara yang mulai melunak dan terkesan serius.

Dengan langkah gontai Titan terduduk lesu dipinggir kolam renang, setelah capek bertengkar dan berdiri dengan emosi yang menggebu ia akhirnya kalah dengan rasa kecewa yang mendominasi kehidupannya kini.

"Gue gak mungkin nolak hal itu Bang! Lo tahu sendiri gue sayang banget sama Kakek begitupun sebaliknya dan baru kali ini kakek minta sesuatu sama gue. Gak mungkin gue nolak dan ngebuat kakek cemberut diatas sana,"  jelas Titan sembari menengadahkan matanya menatap hamparan langit yang sudah mulai menggelap, pertanda akan dimulainya aktifitas para kaum kelelawar mencari nafkah.

"De, kalau lo mau nolak mending sekarang, sebelum lo nyesel seumur hidup! Bisa-bisa gue gak nikah-nikah gara-gara Adek gue jadi janda dadakan!" balas Reyhan dengan senyum manis yang tercetak diwajahnya dengan perlahan ia duduk disamping Titan dan mulai menyentuh kedua tangan Titan yang sedang terkepal keras menahan emosi yang siap meledak kembali.

Dengan hati-hati dan penuh perhatian Reyhan mengelus kedua punggung tangan Titan yang ia genggam erat diatas paha, "Gue yakin Tan! Plihan Kakek pasti yang terbaik buat lo, ikhlas Tan! Mau sampai kapan lo terus terpuruk dan takut buat memulai? Lo gak salah Tan, itu hanya masa lalu dan lo juga tahu kan apa permintaan dia disaat terakhirnya? Dia juga mau liat lo bahagia! Sedangkan lo? Lo justru membuat dunia lo kacau dengan sikap lo yang gak mau bangkit, gue yakin lo bisa Tan. Lo tuh punya Abang yang ganteng dan gagah kek gue, jadi lo gak usah takut sama dia yang mungkin nanti bakal buat lo kecewa. Gue akan selalu ada disamping lo dimanapun dan kapanpun lo butuh. Gue akan selalu ada! Ini janji gue buat lo dan ini janji gue sama dia," perlahan Reyhan membawa Titan pada pelukannya. Menempatkan kepala Titan tepat dibagian dada dengan tenaga yang mulai terkuras Titan bersembunyi dibalik dada bidang sang kakak, isak tangis mulai terdengar ditelingan Reyhan, tangis pilu dari sang adik yang berhasil membuat dada Reyhan ikut teriris.

Adiknya kini tengah rapuh. Dengan badan yang gemetar hebat Titan terus menangis guna melerai rasa kecewa yang ia buat sendiri. Dengan telaten Reyhan terus mengelus kepala dan punggung sang Adik guna memberi semangat dan ketenangan.

"Gue takut bang, gue takut! Gue belum siap kehilangan lagi, cukup sekali bang! Gue gak mau lagi!" ucap Titan terbata-bata.

Sungguh luruh sudah pertahanan Titan, sedari tadi ia berusaha untuk tak menangis guna hanya ia yang merasakan rasa sakit itu. Tapi ternyata kini Reyhan berhasil membuat dinding kokoh itu hancur luluh lantah tak bersisa.

"De dia juga berharap lo bahagia. Dia mau liat lo kembali ke dunia nyata tanpa beban dan tangis. Lo bisa De, abang ada disini!  Abang akan selalu ada buat nopang kamu," dengan perlahan pelukan hangat itu terlepas dan Titan memilih untuk menceburkan dirinya kedalam kolam renang guna melerai setiap pilu yang ingin ia simpan rapih.

Byurr

Dengan cepat Reyhan pun melakukan hal yang sama dengan yang Titan lakukan. Ia tahu jika ia tak melakukan hal itu, maka Titan akan terus terdiam dibawah sanah dengan menahan napas dan mata terpejam hingga beberapa menit kedepan. Inilah salah satu kebiasan buruk Titan jika ia tengah stress dan tertekan berlebih, beruntung ia tak sampai mengonsumsi obat penenang guna meredam tingkat stressnya. Namun kebiasaan buruk ini justru lebih berbahaya karena bisa saja paru-paru Titan basah karena terlalu lama berada didalam air.

Perlahan Reyhan membantu Titan untuk naik ke permukaan karena senandung shalawat pertanda akan kegiatan rutin umat islam terdengar mengalun merdu dari masjid dikomplek mereka.

"Jangan buat Abang khawatir De. Udah cukup dulu kamu buat Abang hampir kena serangan jantung. Sekarang kita mulai semuanya dari awal tanpa ada embel-embel masa lalu," ucap Reyhan dengan napas yang masih tersenggal-senggal karena hawa dingin yang menerpa kulit putihnya. Sedangkan Titan hanya membalas dengan anggukan kecil dengan tatapan kosong yang masih mendominasi.

"Maafkan Kakek Titan."

"Maafin gue Tan."
.
.
.

Pangandaran, 1 Juni 2021

AEPublishing_Bdg

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro