Resah Jadi Luka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗
.
.
.

Seminggu sudah perang dingin itu berlalu, tak mudah bagi Titan dan Kenza. Mereka harus saling menghindar walaupun hati saling menginginkan.

Titan yang masih teguh dengan kecemburuannya dan Kenza yang masih enggan membahas masalah terlebih ia masih ragu akan perasaan Titan.

Prasangka-prasangka itu terus berkembang dengan liar, kini resah dan curiga juga terus menggelayuti benak keduanya, hingga perlahan namun pasti luka mulai bersarang dihati masing-masing.

Rindu berhasil memainkan perannya. Ldr yang mereka jalani sungguh menguras tenaga, dilain sisi ada berjuta tikaman yang siap menerkam mereka.

"Gue capek, kalau tahu gini mending dulu gue tolak aja nikah sama tu orang?" gumam Titan.

Berbagai sefekulasi negatif terus muncul dibenak Titan ditambah dengan kebungkaman situasi ini mulai tak terkendali.

"Mau sampai kapan gue kayak gini terus?" tanya Titan pada dirinya sendiri.

Ayolah! Menahan rindu itu sulit say! Terlebih jika pasangan kita acuh dan tak romantis, ayolah! Wanita itu mahluk yang sangat-sangat ingin dimanja dan diperhatikan, sering kali mereka terjebak dengan perasaannya sendiri.

Wanita sering kali mengorbankan banyak waktunya guna dihabiskan bersama pasangannya. Makan tak keyang, tidur tak nyenyak, bahkan mandipun jarang! Itu semua dilakukan demi komunikasi yang intens dengan pasangan.

Kurang berkorban apalagi? Dikala ia memiliki masalahpun ia simpan jika pasangannya memerlukan perhatian, ohh come on! Sulit memang jika sudah terjebak dalam dunia bucin.

"Bisa gila gue lama-lama," ucap Titan kembali sembari menjambak rambutnya frustasi.

"Kenza lo tega banget sih! Udah tau gue lagi hamil! Perlu kasih sayang lebih, ini malah ngilang! gue wa gak bales, gue telpon gak  diangkat itu orang gak mati kan? Gue belom siap jadi janda," ucap Titan ngawur.

"Hiks...gue kangen, tapi gue gak mau ngchat dia lagi, kesannya gue banget yang butuh sama tu orang, gue kek ngejual harga diri gue, rendahan!" ucap Titan sembari terus menatap kearah telpon genggamnya, ia terus saja menunggu balasan dari Kenza, ceklis dua kini menjadi sasaran empuk kejengkelannya.

"Ihhhhhh! Tu orang gak punya kuota apa? Emang diAmrik gak ada wifi? Ceklis dua tapi gak dibales, jalankan dibales dibaca aja kagak! Sumpah enek banget gue!" tak hentinya Titan mengumpat, teramat mengenaskan dan mengkhawatirkan memang.

Hingga setelah menunggu beberap jam ada sebuah notifikasi masuk dilayar ponselnya, namun sayang hanya sms penipuan yang ia terima.

Kembali menunggu dengan hati yang terus menggebu berharap segera mendapat balasan dan bisa meluapkan semua rasa kesal.

Ting

Suara notifikasi pesan kembali masuk, namun sayang buka Kenza pelakunya melainkan Galih.

"Ngapain ni bocah!" ucap Titan heran.

Karena males untuk mengetik akhirnya Titan lebih memilih menelpon Galih guna mencari jawaban dari hal basi yang Galih tulis disana.

"Hallo, assalamu alaikum, kenapa Gal? Lo gak biasanya ngechat ke gue kayak gitu," ucap Titan kala sambungan telepon itu telah terhubung.

"Hallo, waalaikum salam, lah gue wa lo? Kapan?" tanya Galih bingung.

"Lo ngwa ke gue sambil tidur ya? Barusan lo wa gue kampret!" ucap Titan mulai kesal.

"Kagak Tan! si Ghibran kayaknya," balas Galih.

"Sebenernya ini hp lo atau hp Ghibran sih?" tanya Titan.

"Ya hp gue lah! Tadi si Ghibran minjem yaudah gue kasih, tapi gue gak tahu kalau dia ngchat lo," jawab Galih jujur.

"L9 lagi sama tu orang? Lo ngasih no wa gue?" tanya Titan kembali.

"Iya nih orangnya ada disamping gue. li mau ngomong? Kalau lo kasih izin ya! Bakalan gue kasih, kali aja gue bisa jadi jembatan cinta lo," balas Galih sembari memulai aksi makcomlangnya.

"Gak, dih!" balas Titan singkat.

"Ehh Tan, hangout yu. Lo sekarang jarang banget ngumpul bareng kita-kita! Urusan cafe aja lo serahin semua sama gue, kasian Tan! Gue juga mau cari cewek. Kalau kerja terus makin jomblo dong! Gue gak mau jadi copyan Raditya Dika," jawab Galih dengan drama jonesnya.

"Males! Lah kan gue yang invest paling gede! Apaan sih lo joting, gak usah drama! Jijik gue," jawab Titan yang mulai jengah dengan drama yang berusaha Galih buat.

"Lo tega Tan, joting? Apaan tuh? Ohh joting tuh lari pagi ya?" balas Galih dengan tingkat kelemotan otaknya.

"Bodo! Joting! Jomblo lila teuing, hahahaha...itu joging bego," ucap Titan kasar.

"Ehh ukhty kok kasar sih! Lo lagi pms ya?"

"Kagak! udah ahh lo ganggu gue aja," dengan tidak sopannya Titan langsung menutup panggilan suara itu.

Kini terdiam dengan berjuta pemikiran negatif kembali ia lakukan. Hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

Tok tok

"Masuk,"

"Ehh curut lo ngapain ngerem mulu? Udah kek induk ayam aja lo," ucap seseorang yang tak tahu malu dan kelewatan sopan.

"Datang tuh salam dulu kek, ini langsung ngegas," jawab Titan yang tak terima disamakan dengan induk ayam.

"Assalamu alaikum Adek gue yang laknat, lagi apa nih? Lagi merana ya? Butuh kasih sayangkah? Calon istrinya Bang Toyib nih!"

"Waalaikum salam Abang Reyhan yang gantengnya ngalahin Mimi Peri, lagi ngitung tanggal nih! Kira-kira kapan yang malaikat maut nyabut nyawa Abang, lah masih mending gue calon istri Bang Toyib! Dari pada lo, udah tua gak laku lagi!" ucap Titan tanpa memikirkan perasaan Reyhan abangnya.

"Astagfirullah, jahat banget lo. Gue masih mau idup oyy! Belom nikah! Mending gue belom nikah, kemana-mana juga bisa! Lah lo! Udah nikah tapi tetep kek jomblo," balas Reyhan.

"Bodo!" karena mulai jengah dengan pembahasan yang mulai tak tentu, Titan lebih memilih menarik selimutnya dan mulai berbaring.

"Jan tidur dulu dong, gue kesini juga disuruh sama suami lo!" ucap Reyhan yang langsung mendapat perhatian dari Titan, dengan sedikit mengangkat alisnya ia mulai memberi kode pertanda "apa?"

"Suami lo minta gue nemenin lo, 3 bulan kedepan dia bakalan sibuk sama skripsinya sama ada kerjaan yang gak bisa dia tinggal, jadi dia belom bisa ngabarin lo, tadi dia nelpon gue itupun sebatas minta tolong doang, dia bilang lu gak usah ngambek terus, jaga kesehatan, nanti dia bakal suruh Nadia buat telpon lo," jelas Reyhan.

"Bodo!" cukup kesal dengan kelakuan Kenza ia lebih memilih untuk tidur.

Istri mana yang gak kesel! Harusnya Kenza itu ngomong kayak gitu ke dia langsunh bukan melalui Reyhan, ini yang istrinya Titan atau Reyhan sih?

"Udahlah! Lo gak usah misuh-misuh gak jelas, lagian Kenza gak mungkin selingkuh! Tapi Nadia siapa?" tanya Reyhan.

"Ehhh! Gak usah ngomong kalau lo gak pernah ngerasain apa yang gue rasain. Bukan urusan lo!" jawab Titan yang tak terima dengan saran Reyhan yang terkesan tak mempedulikan perasaannya.

"Yaelah lo! Baperan amat sih! Gue cuma kasian sama anak lo. Gue takut nanti anak lo pas keluar jadi sad boy's or sad girl's," lanjut Reyhan dengan pemikiran anehnya.

"Gak usah ngadi-ngadi, sono lo!" usir Titan yang mulai merasa terganggu dengan kedatangan Reyhan.

"Dih ngusir lo? Udah untung gue masih nampung lo!" jawab Reyhan tak terima.

"Nampung? Hellow! Ngaca dong, ini rumah atas nama siapa? Lo yang numpang bego!" mood bumil ganas ya!

"Sumpah lo makin hari makin galak aja Tan, anak li cowok apa cewek sih?" tanya Reyhan yang memang cukup merasa takut dengan amarah yang Titan tunjukan. Hamil bukannya makin kalem ini malah makin ganas kek singa.

"Bodo, gak usah kepo! Sana!" usir Titan kembali, karena tak ingin kena amuk bumil, Reyhan akhirnya memilih keluar dengan estetik dan menutup pintu kamar Titan guna sang empunya tenang dalam gundah.

"Hiks...hiks jahat banget sih lo Ken, gue yang istri lo! Tapi Bang Reyhan yang lo kasih kabar! Gue serasa gak dianggap!" ucap Titan sembari menumpahkan tangisnya.

Memang bukan perkara yang mudah dalam menahan rindu, ditambah dengan jarak yang membentang dan kondisi yang tak memungkinkan untuk bertemu.

Bagi seorang perempuan mereka hanya bisa berusaha bersabar dan bertahan hidup dengan tingkat galau dan gundah yang tinggi, belum lagi dengan berbagai pikiran negatif yang terus menyerang. Berawal dari prasangka berubah menjadi resah dan entah akan berakhir difakta atau sebatas asa.

"Gue capek! Gue tahu kalau ini salah satu ujian rumah tangga gue! Tapi kenapa harus gue? Mana gue lagi hamil lagi, Allah sayang banget sih sama gue," ucap Titan berusaha berpikir waras.

Mungkin dititik inilah kesetiaan, rasa percaya, amanah, tanggung jawab, ikhlas dan sabar diuji. Dititik inilah pembuktian akan cinta terjadi. Sulit! Namun harus terus berlanjut.

Terus tenggelam dalam luka sebuah rindu dan terus bertahan hidup adalah salah satu bukti cinta membunuh dan membanting secara perlahan.

"Gue harus bisa! Gue gak boleh nyerah! Lo gak boleh kalah Tan," ucap Titan menyemangati dirinya sendiri.

Kini ia bangkit dari atas pembaringanya menuju kearah cermin besar yang berada tidak jauh dari tempat ia terbaring tadi.

Kini didepan cermin itu nampak sebuah pantulan bayangan, seorang gadis dengan wajah yang mirip dengan joker dan penampilan yang sangat-sangat tidak enak dipandang tengah menatap tajam dirinya sendiri dan berkata, "Ini hidup Tan, kenyatannya lo harus ldr! Lo gak bisa nolak! Jadi lo harus bangkit dan mulai kembali! Tata hati lo! Siapin mental lo buat semua kejutan! Lo pasti bisa! Harus bisa demi anak lo! Harus Tan harus!" ucap Titan menyemangati dirinya sendiri. Dengan mengepalkan kedua tangannya pertanda ia bisa.

Setelah bercengkrama dengan bayangannya, tiba-tiba suara panggilan telpon masuk ke hanphone Titan, dilihatnya nomor asing itu hingga karena rasa penasaran iapun menggeser ikon tombol hijau itu dan terpampanglah wajah ranum yang putih bersih dengan tingkat kecantikan yang cukup standar.

"Haiii, assalamu alaikum Titania Rahmania An Najwa," ucap sang penelpon dengan memanggil Titan dengan nama lengkapnya.

"Waalaikum salam, kamu..." ucap Titan menggantung dengan tingkat kaget yang mulai mendominasi.

"Dia apa mungkin?" ucap Titan dalam hati.

"Kamu..."

Tut

Panggilan telepon terputus, baru saja ia ingin memastikan sesuatu namun sayang sang penelepon terlebih dahulu menutup panggilannya. Dan saat Titan mencoba untuk menelepon kembali, nomor yang ia tuju justru tidak aktif.

"Apa tadi beneran dia? Wajahnya mirip banget! Tapi dari mana dia tahu nomor gue? Padahal kita udah lama gak ketemu," batin Titan.

"Gimana udah?" tanya seseorang diluar sana.

"Udah makasih ya Kenza," balas seseorang itu, Kenza hanya mengangguk.

"Satu panah berhasil melesat kembali! Thanks Ken, lo akan menjadi anak panah yang siap menghancurkan kehidupan seorang Titan," batinnya.
.
.
.
Pangandaran, 11 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro