11.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Definisi dandan yang cantik bagi Minji adalah muka tidak berminyak dan wangi. Dia tidak memilih dress selutut yang dibelikan oleh Jennie untuk dipakai bertemu dengan Taehyung. Terlalu niat, begitulah pikirnya. Jadi, dia hanya memilih sweater turtleneck yang senada dengan jeans-nya, lalu ditutup oleh coat berwarna pastel sebatas lutut.

"Kok nggak pake rok?" tanya Taehyung begitu dia menjemput Minji di rumahnya. Gadis itu memutar bola matanya dengan malas.

"Ngapain? Ketemunya sama lo doang."

Taehyung sempat tertegun beberapa saat begitu menyadari potongan rambut Minji—sebahu dan poni yang menutupi dahi—sehingga gadis itu terlihat lebih imut dan lucu.

"Terus, mau ke mana? Gue nggak mau party kayak kemaren itu." Minji berujar dengan sinis.

"Dah, diem aja. Gue kali ini nggak ngajakin lo ke tempat yang macem-macem."

Setelah itu, Taehyung melajukan mobilnya menuju kawasan Yongsan, tempat Namsan Tower berada. Minji memilih untuk memejamkan matanya selama perjalanan. Dia nggak mau ditanya-tanya atau mengobrol sama Kim Taehyung itu. Selama mengenal cowok itu, kepalanya serasa mau meledak karena emosi setiap saat.

"Min, udah sampe."

Minji membuka matanya setelah Taehyung bilang gitu, kemudian mengikuti Taehyung yang sudah terlebih dulu keluar dari mobil.

Namsan Tower di malam hari selalu menarik pengunjung, tak terkecuali Taehyung dan Minji. Yang pertama kali mereka kunjungi adalah dek observasi. Titik tertinggi di Seoul itu memang memanjakan pengunjung dengan pemandangan yang indah dari atas sini. Apalagi restaurant di atas sini berputar per 48 menit dengan kecepatan satu kali putaran, sehingga pengunjung tetap bisa menikmati pemandangan 360° sambil makan dengan nyaman.

"Lo mau ketemu gue, ada apa?" tanya Minji disela-sela mereka sedang menyantap makanan.

"Nanti aja. Lo makan dulu aja yang banyak."

Meskipun tidak merespon ocehan Minji setelahnya, Taehyung masih mengamatinya. Bagaimana gadis itu bersungut-sungut sambil mengunyah steak daging yang sudah dipotong menjadi bagian kecil. Bagaimana mulut penuh itu terlihat menggemaskan. Taehyung dulu sempat berpikir kalau Minji ini cewek biasa aja, nggak ada manis-manisnya dan terkesan cupu. Namun khusus malam ini, dia melihat sesuatu hal yang lain. Dia bisa tertarik sama gadis itu karena tabiatnya yang berbeda dengan gadis lain.

"Kenapa sih lo bawa gue muter-muter dari tadi? Lo mau ngapain sebenarnya?" kata Minji yang udah pegel banget. Setelah makan tadi, mereka langsung beranjak ke menara gembok cinta. Bukan untuk mengabadikan simbol cinta dan menggemboknya di sisi pagar. Hanya menghabiskan waktu untuk berjalan santai sebelum akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Itu juga dilakukan setelah Minji mengeluh barusan.

"Gue mau minta maaf." Taehyung mengucapkannya dengan sungguh-sungguh, walaupun tanpa menatap Minji.

Minji mengembuskan napas dan menyenderkan bahunya di bangku tersebut. "Sudah terjadi, dan ya gue maafin. Tapi gue minta satu hal dari lo, Tae."

Taehyung menoleh. "Apa?"

"Tolong jauhin gue. Mungkin ini semua lelucon bagi lo, tapi ini petaka buat gue. Lo pasti tahu apa yang terjadi, makanya lo sampe nelpon Jennie segala. Gue cuma mau lo jauh dari gue, itu aja."

Lagi, Taehyung menatap netra Minji yang berkaca. Tampaknya memang dia cukup brengsek sehingga Minji memohon sampai seperti itu.

Taehyung menghela napas, jemarinya menggenggam pergelangan tangan Minji, mencegah gadis itu untuk menepis dengan kasar seperti biasanya.

"Lo salah kalau bilang semua itu adalah lelucon buat gue. Gue emang brengsek dan gak ada bagus-bagusnya buat lo. Terus, apa gue salah kalau orang brengsek ini beneran suka sama lo?"

Minji berusaha menyelami kedua netra Taehyung, takut kalau semua keseriusan ini sekadar prank dan ujung-ujungnya dia diketawain karena terlalu ngarep. Namun, yang Minji temukan hanyalah sebuah fakta. Sebuah kejujuran yang sarat dengan rasa.

"Nggak salah lo suka sama seseorang, tapi coba lo telisik hati lo yang paling dalam. Lo suka gue atau sebenarnya lo sedang menghindari realita sakit hati yang lo rasain sama Irene? Gue mau lo inget tujuan lo jadian sama gue karena lo ingin menghindar dari Irene."

Taehyung bungkam, dia bahkan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Minji menyeringai, dia tahu kalau semuanya tidak seperti yang dia bayangkan. Bahkan Minji sudah menerka kalau Taehyung hanya asal bicara, mungkin terbawa perasaan karena merasa bersalah.

Tanpa menunggu jawaban lagi, Minji pergi dari sana. Mengabaikan Taehyung yang meneriaki namanya dengan lirih. Minji mencoba abai, seperti dia mengabaikan sesuatu yang bergerak liar di dalam hatinya.

~

singkat amat yak? wkwkwkw.

selasa jum'at updatenya. jadi kalo ada yg nagih2 diluar updatean itu monmaap yakk. hehe.

btw bts menang lagi di billboard sebagai top social award, masya allah kerja kerasmu terbayar masnyaaaa :")

sebagai bonus karena kalian masih setia menunggu ff ini, aku kasih yg seger2.

ABS JEKA. HEHEHEHEHEHE

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro