5.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ngapain lo ngajakin gue ke belakang fakultas?" Minji udah ogah-ogahan banget. Dia udah ngeberontak tapi percuma aja. Pergelangan tangannya digenggam sama Taehyung, dan tenaga lelaki itu lebih kuat ketimbang dirinya. Benaknya kembali memutar kata-kata Minho yang bilang dia cowok berbahaya. Duh, apa sekarang dia lagi dijebak? Minji pokoknya monolog dalam hati. Dia berubah jadi ketakutan sekarang, apalagi setelah Taehyung masuk ke ruang seni musik lama. Di dalamnya banyak cowok-cowok lagi pada rusuh nontonin sesuatu melalui ponsel salah satu dari mereka.

"Gue mau kenalin lo ke temen-temen gue." Suara Taehyung barusan membuat teman-temannya menoleh ingin tahu. 

Minji masih diam saja. Meskipun dia udah pernah ngeliat temen-temen Taehyung pas di cafe, tetep aja dia takut banget karena dia diantara cowok-cowok yang nggak dikenal, di tempat sepi pula!

"Oh jadi ini yang namanya Minji." Salah seorang menghampiri. Senyum yang membuat matanya menyipit itu setidaknya membuat Minji lega, karena terlihat seperti orang yang baik dan ramah. Park Jimin, begitulah dia memperkenalkan dirinya dengan gaya sok keren. Rambut disibakkan dan satu kedipan tercipta. Minji mengenyit aneh dan membuang pandangnya, karena jujur aja dia geli ngeliatnya.

"Sok kenal banget sih lo, Bantet. Nanti dia jadi takut sama kita." Seorang lagi berhenti mengunyah. Menepuk-nepuk bajunya yang banyak remahan chiki, lantas dia mengulurkan tangannya.

"Kim Seokjin. Yang paling ganteng diantara semuanya." Lalu terdengar suara orang mau muntah dari belakang pemuda itu. Jungkook memutar bola mata dengan malas sambil mukul leher Seokjin, dan tak lama pun dia memperkenalkan diri juga. Diantara yang lain, Jungkook paling familiar menurut Minji. Soalnya cowok itu kadang suka ada di majalah kampus karena bakat menggambarnya.

"Udah jangan berisik! Gue Yoongi," kata cowok yang pendeknya setara sama Jimin.

"Dan gue Namjoon." Pemuda dengan postur tubuh paling tinggi diantara yang lainnya cuma tersenyum sambil mengedikkan alis. Lesung pipi yang mencuat membuat wajahnya dua kali lebih tampan.

"Nah, sekarang lo udah tahu temen-temen gue," kata Taehyung sambil duduk di samping Yoongi.

"Ya terus apa? Gue harus kenalin temen-temen gue ke lo gitu?"

"Tepat sekali, Baby. Nggak salah lagi, lo emang berotak encer."

Minji memutar kedua bola matanya dengan malas. Mau muntah banget rasanya ngedenger Taehyung jadi sok manis kayak gitu.

"Usaha dong! Lo cari aja sendiri. Gitu doang nggak bisa?"

Oke, Taehyung tertohok. Kalimat cibiran itu bikin hatinya serada kesel, karena dia paling nggak suka diremehin oleh siapapun—apalagi sama cewek.

"Gue bisa kok. Perlu bukti? Gue bakalan—"

"Banyak omong! Udah ah, gue mau ke kelas. Sepuluh menit lagi perkuliahan dimulai," potong Minji yang udah nggak sabar banget untuk pergi. Dia ngeloyor gitu aja dari ruangan, bikin temen-temen Taehyung terbahak karena baru kali ini dia diremehin sama seorang cewek.

"Gila, savage juga tuh cewek. Sebelas dua belas sama Yoongi. Yakin lo mau jadi pacar dia? Yang ada, lo bakalan ditindas!" Jungkook masih aja ketawa sama Seokjin. Taehyung menggeram kesal dan langsung meraih tas ranselnya yang terkapar di meja.

"Mau kemana lo?" tanya Namjoon yang ngeliat Taehyung udah siap-siap. Pria bermarga Kim itu menoleh dengan wajah kesalnya.

"Gue mau kejar Minji, means gue bakalan ke kelas. Ntar kalo lo pada kelar kuliah, langsung ke rumah gue aja. Malam ini ada party di rumah Jo twins."

Lalu, Taehyung pergi begitu aja tanpa tahu kalau teman-temannya dalam keadaan shock.

"Ini gue nggak mimpi kan si Taehyung mau ke kelas tanpa paksaan?" tanya Jin masih bengong. Namjoon langsung menggeplak punggung lebarnya.

"Nggak, man! Yang lo denger barusan tadi adalah nyata." Namjoon menjelaskan sekali lagi.

~

Perkuliahan bahasa Inggris ini terasa lama bagi Minji. Bukan, bukan karena kali ini Ms. Tiffany lebih sering ngomongin tentang makeup dan lainnya. Tapi murni karena Kim Taehyung yang duduk tepat di sampingnya—di barisan paling depan. Hal itu juga memperkuat gosip yang beredar.

Kalo Choi Minji dan Kim Taehyung emang beneran udah jadian.

Minji ngerasa nggak fokus, ya gimana bisa? Biasanya dia duduk sendirian di depan. Bahkan Hoseok, Jiyoon sama Jiyoung nggak pernah duduk sejajar kalo lagi kuliah. Dan sekarang di sampingnya ada makhluk setengah astral, bukannya fokus merhatiin kuliah, malahan sibuk mandangin Minji.

"Lo cantik juga, ya. Gue baru sadar." Taehyung ngomong tiba-tiba setelah Ms. Tiffany membubarkan kelas. Minji mengacuhkan Taehyung, apapun yang keluar dari mulut lelaki itu bikin dia pengen marah-marah.

Minji menyampirkan tasnya dan keluar dari kelas. Namun sebelum dia benar-benar keluar, tangan Minji udah keburu ditahan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kim Taehyung.

Minji menghela napas, mencoba menetralisir rasa keselnya yang udah mencapai ubun-ubun.

"Gue harus kasih tahu lo satu hal. Gue nggak suka ditarik-tarik, emangnya gue layangan?!"

Taehyung mencibir sambil ngelepas tangannya yang menggenggam Minji.

"Kalo nggak gitu, lo pasti bakalan pergi ninggalin gue. Pacar lo aja belom kelar beresin buku." Jemarinya memasukkan beberapa buku ke dalam ransel hitam, yang kemudian tersampir di bahunya.

"Lo bener-bener ajaib, otak lo emang di dengkul. Berapa kali sih gue harus bilang kalo gue itu nggak mau jadi pacar lo?" kata Minji setengah teriak. Untung aja kelas udah sepi, jadi Taehyung nggak perlu malu dibentak-bentak sama cewek kayak gini.

Penolakan telak—lagi. Taehyung mengikis jarak di antara mereka. Sehingga Minji harus terkungkung oleh sepasang lengan yang membatasi pergerakannya.

"Itu cuma status doang, Choi Minji. Emang lo pikir gue bakalan mau jadian sama cewek berdada rata kayak lo? Dipegang aja nggak berasa."

Mata Minji terbelalak, kemudian spontan dia mendorong tubuh Taehyung agar terjungkal.

"Gue bakal bantu lo," ujar Taehyung yang sukses menahan langkah Minji. Gadis itu menoleh dengan kernyitan di dahinya.

"Maksud lo?"

"Lo harus bantu gue, dan sebagai imbalannya gue bakalan bantu lo deket sama Lee Jonghyun. Sekarang, apa itu sebanding?"

Minji masih diam, memperhatikan raut Taehyung yang datar dan terlihat serius. Tawaran yang menggiurkan, sebenarnya. Tapi yang lebih membuat Minji penasaran adalah, apa yang harus dia lakukan untuk membantu Taehyung? 

~

Hooo ngapain tuh?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro