12. Writing: Mengatur Plot

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Requested by AriokuYoukai 

Note: Pembahasan ini hanya berdasarkan experience saya sendiri, maka kalian tidak harus setuju dengan semua hal di sini. Mungkin akan ada curhatan terbelusung juga. Jika menginginkan yang lebih umum atau akurat, kalian bisa ke google atau tips kepenulisan lain yg lebih waras di wattpad ada banyak :v

:.:.:

Bijimana Jazz, cara mengatur plot? Jawabnya simpel: outline.

Draft.

Sinopsis

Brainstorming.

Mind mapping.

Taking note.

....

Oh wait, ternyata tidak simpel '-')

Dalam satu cerita, garis besar plot biasanya berisi:

Pengenalan (bisa jadi intro para tokoh, atau pengenalan worldbuilding untuk genre fantasy, atau pengenalan event di mana langsung dibawa masuk ke konflik)

Konflik (konflik kecil sebagai sub-plot maupun konflik utama)

Solusi (pemecahan masalah, entah jadi happy ending, sad,  or gantung)

Mari mulai dengan pertanyaan dasar:

1. Apa tema ceritamu?

2. Apa genre-nya?

3. Apa konflik utamanya?

Untuk RavAges,

Tema: manusia dengan superpower berlatar post-apocalyptic.

Genre: science-fiction, survival, adventure

Konflik utama: tokoh utama vs yang memegang kekuasaan (NC)

Untuk Indigenous,

Tema: Hubungan anak indigo dan makhluk lain.

Genre: fantasy, paranormal, mystery

Konflik utama: pencarian (Banyu Biru)

Tiga poin itu adalah titik-titik tumpuan kita. Selanjutnya adalah menghubungan ketiga titik itu dengan menarik garis

Rancanglah plot di dalam kurungan garis itu. Jangan keluar dari genre, jangan lupakan tema, dan jadikan konflik utama sebagai garis finish.

"Wait, Jazz, bukannya garis finish itu solusi/endingnya?"

Bagi saya pribadi, solusi adalah trofi penghargaan bagi siapa pun yang berhasil mencapai garis finish. Ya kalau tidak ada konfliknya, solusinya juga tyda ada :'v

Pertanyaan selanjutnya adalah:

4. Bagaimana kalian mengawali kisah (introduction/prolog)?

5. Bagaimana kalian menggiring cerita menuju klimaks (konflik utama)?

6. Bagaimana kalian mengakhiri cerita (solution/ending)?

Untuk menjawab tiga pertanyaan inilah kita membutuhkan outline plot.

Outline bisa jadi draft kasar dengan poin-poin, atau sinopsis. Tergantung otak kalian sanggup menampung yang mana.

Saya pribadi sanggupnya pakai draft kasar. Satu kali saya bikin outline pakai sinopsis, outline-nya malah saya khianati—engga ada yang nyantol satu pun dan ceritanya luber ke mana-mana.

Itu jenisnya yak '-')/ Ada draft berpoin, ada sinopsis.

Nah, kalau metodenya, saya bagi jadi dua jenis outline plot:

ARC dan SCENE

ARC saya ambil dari istilah story arc, dipakai untuk cerita berchapter banyak. Satu arc berisi konflik besarnya sendiri, berisikan beberapa scene.

SCENE atau adegan, dipakai untuk cerita berchapter sedikit atau sedang. Konfliknya lebih ringan atau kecil daripada yang pakai ARC.

//narik napas

1. Storyline with ARC dipakai jika konflik utama kalian besar dan cakupannya luas, kebanyakan dipakai untuk genre fiksi spekulatif seperti scifi. Atau adventure. Nah, di sini, selain konflik besar, akan muncul yang namanya konflik kecil sebagai sub-plot.

Seringnya metode story Arc dipakai dalam anime, tv series, manga. Pokoknya yang "ber-episode".

Dalam satu Arc, ada konflik yang lebih kecil, klimaks, lalu sesi pendinginan di mana konflik yang lebih kecil itu diselesaikan.

Berikut contoh outline ARC yang saya ambil dari RavAges:

Pada arc pertama, fokusnya adalah memasukkan Leila dalam geng. Sesi pendinginannya adalah saat Erion memutuskan bahwa Leila harus bergabung.

Para arc kedua, fokusnya adalah membebaskan diri dari hutan di Pulau Lama. Sesi pendinginannya adalah saat mereka berlayar pergi membawa Harun.

Sampai sini masih ngeh kan? '-')/

Ini arc lanjutan RavAges:

       

Arc ketiga fokus pada pengenalan Garis Merah di pulau baru dan ditutup oleh pertemuan dengan Raios '-')/

Arc keempat konfliknya mengarah ke Raios dan bungkernya, yang kemudian saya tutup dengan patahnya kaki Alatas di ujung got.

Arc kelima fokus pada Kompleks 4, di aman geng Leila ketemu koloni Fervent lain dan keadaan memanas saat Alatas tertembak. Konflik ini saya tutup dengan kedatangan Komandan Bintara dan Sir Ted.

Arc keenam itu Pangkalan NC alias konflik dengan ayahnya Leila, belum saya tutup sampai sekarang (ogah spoiler)

Dan seterusnya sampai ending.

Karena RavAges punya worldbuilding sendiri, plotnya jadi lebih kompleks, maka saya pakai outline dengan ARC cerita.

Usahakan Arc-arc yang ada tidak tersia-sia, tetapi menggiring cerita perlahan untuk konflik utama yang lebih besar dan solusi cerita.

:.:.:

Nah, yang kedua '-')/

2. Storyline with SCENE dipakai jika konflik utama kecil saja cakupannya, kebanyakan dipakai untuk genre contemporary yang umum ditemui sehari-hari (teenfic, romance, drama).

Di sini hanya perlu mencatat adegan-adegan penting dan mengurutkannya, menggiring pada konflik utama dan solusi cerita.

Untuk contoh outline SCENE saya ambil dari Indigenous yang lebih simpel:

- Banyu Biru datang (Tahun baru)

- Pengenalan ke-indigo-an Nila (Sekolah)

- Pengembangan hubungan Nila-Banyu

- Konflik awal (Banyu Biru hilang)

- Paman Tam

- Insiden Taman Makan Pahlawan

- Safir

- Pendalaman dunia astral

Dan seterusnya .....

.

.

.

.

.

.

.

Sudah mumet? ._.

Bolehkah metodenya dibalik? ARC untuk cerita yang lebih pendek, SCENE untuk cerita yang lebih panjang? Jawabnya: Silakan. Sesanggupnya otak penulis saja lebih nyaman yang mana

Yang paling penting, teruslah catat dan catat, terutama kalau kamu orangnya pikun-an *ngomong ke cermin*

Apa yang sudah dan apa yang belum kamu munculkan di cerita—catat!

Jika tiba-tiba kebayangan adegan seru untuk ditambahkan—catat!

Jika tiba-tiba teringat plot-hole—catat!

Silakan jika ada yang ingin ditanyakan atau ditambahkan lagi '-')/

Atau ada yang mau berbagi caranya mengatur plot di kolom komentar, silakan '-')/

E-Jazzy, 19 April 2019
Sedang merayakan ultah pertama akun sendiri

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro