16. Writing: Tulisan Komedi di Jalan yang Benar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Requested by: _aldereceh_

Note: Pembahasan ini hanya berdasarkan experience saya sendiri, maka kalian tidak harus setuju dengan semua hal di sini. Mungkin akan ada curhatan terbelusung juga. Jika menginginkan yang lebih umum atau akurat, kalian bisa ke google atau tips kepenulisan lain yg lebih waras di wattpad ada banyak :v

:.:.:

Tadinya mau sok Inggris, nulis judulnya "Writing Comedy the Right Way", tapi nda jadi.
Begitu diterjemahin, judulnya malah gitu, kayak karakter pelem azab mau tobat. Asudahlah ....

First first, saya mau mengucapkan terima kasih Ka Nuna sudah request dan atas pujiannya bahwa humor di Indigenous itu cerdas //malu-malu

The thing about comedy is, it's tricky. Salah-salah bisa jadi garing dan menurunkan antusiasme pembaca. Lebih gawat lagi kalau ada yang enggak ngerti sama joke-nya; pembaca malah jadi "Ha? Apa, sih?"

Selain kecocokan selera membaca, kita juga mesti memerhatikan selera humor.

.

.

.

.

.....

Ada yang gampang ketawa cuma karena kulit pisang

.

.

.

.

.....

Ngakak sampai kayang gara-gara sesuatu yang tidak punya comedy-purpose sama sekali

.

.

.

.

.....

Sampai ada aja yang ngetawain recehan


Saking mindblowing-nya variasi selera humor orang-orang, kadang ada beberapa paragraf di cerita saya yang sama sekali enggak saya maksudkan jadi lucu. Itu tuh serius. Lah, malah bejibun komen macam "ngakak" dan "humorkuuuuu"

Humormu kenapaaa qaqaaa????

Kadang yang macam itu bikin saya nyengir juga dan mikir lagi, "Yang lucu yang mana dah."

Yah, selama pembaca bahagia.

Nah, kemudian, ada sebutan witty comedies, ya artinya itu; komedi cerdas. Paling gampang menemukan jenis komedi ini di tulisan berbau satire atau sindiran-sindiran.

Sejujurnya saya juga nggak begitu tahu bagaimana membuat komedi cerdas atau seperti apa komedi cerdas itu seharusnya. Yang saya tahu, saya selipin komedi di sana tuh hanya untuk satu tujuan: bikin orang ketawa.

Enggak ada maksud semacam "Ini akan menjadi komedi yang mencerdaskan anak bangsa. Muahaha."

Enggak ada

Hamdalah, dibilang cerdas >////<

//peluk Nunaaa

Karena saya takut salah, jadi saya akan bahas yang aman aja dulu: bagaimana supaya komedi kita tidak salah tempat dan bisa membuat setidaknya mayoritas pembaca tertawa. 


Saya rangkum jadi 5 perkara:

1. Perhatikan genre-mu

Kalau memang bikin cerita genre komedi, kebebasan lelucon kalian nyaris tidak terkekang. Plot hole masih ditoleransi dan tendensi singgung-menyinggung pun akan berkurang; it's comedy after all. Memang tujuannya untuk candaan, bukan sesuatu yang serius. Jika cerita komedi berhasil meng-cover isu yang serius, itu bonus.

Lain hal di genre lain. Komedi justru menjadi bonus di antara keseriusan. Yang namanya bonus, enggak boleh diberikan melewati batas. Salah-salah, komedi bisa menurunkan klimaks cerita, cenderung berakibat out of character, sampai yang paling fatal adalah timbulnya plot hole.

Nih, saya buka aib:

Diambil dari RavAges #52, flashback masa kecil Leila yang masih berumur 3 tahun dan belum bisa berhitung. Di ending, bapake nipu Leila soal jumlah es krim yang mereka beli, dan Leila angguk-angguk. Cuma satu artinya: LEILA KECIL BELOM BISA BERHITUNG, DARI MANA TUH ANAK BISA NGITUNG LAPISAN DAGU ORANG?!!!!!

Karena sayang dibuang, suatu hari saya akan alihkan joke ini ke chapter lain diam-diam, muehehehe //plak

Nah, memerhatikan genre juga bisa membantu untuk selipan komedi. Gunakanlah fitur tag di wattpad sebaik-baiknya untuk ini, supaya pembaca paham bahwa tulisanmu mengandung humor ini dan humor itu.

Untuk scifi misal, ada istilah science joke di mana hal-hal ilmiah dijadikan bahan lelucon TANPA menjatuhkan science itu sendiri.

Salah satu contohnya di dialog ini:

A: "It posits that quantum mechanical phenomena, such as quantum entanglement and superposition ...."
B: "My brain is in a superposition right now."

Kurang lebih maknanya gini: si A lagi ngoceh tentang mekanika kuantum. Si B yang nggak ngerti pun nyeletuk, "Otakku ada dalam keadaan superposisi (selama penjelasanmu)." Superposition itu sendiri, gampangnya, bermakna "ada di dua tempat di saat yang sama."

Get the joke? ._.

Lalu, kalau kalian berurusan dengan dark-fantasy, dark-romance, dan genre gelap-gelapan lainnya, akan muncul dark-comedy. Hal-hal tabu yang mestinya tidak dijadikan bahan tertawaan, malah dijadikan lelucon di sana. Kematian, penyakit, penyiksaan, organ dalam terburai, kepala copot ....

Saya nggak ngerti sama selera humor kalian ....


2. Sadari tipe komedian macam apa dirimu

Kembali ke atas, di mana ada Patrick kepeleset, cewek India kecekek gorden, dan duit receh 500-an; bagaimana selera humor kalian sendiri di antara itu semua?

Apakah kalian tipe-tipe yang sengaja jatuh di kulit pisang buat bikin orang ketawa?

Atau kalian tipe yang senang menistakan teman sendiri untuk bahan candaan?

Atau kalian tipe yang menganggap ke-lebay-an itu lucu?

Atau kalian tipe yang menertawakan kepahitan hidup sendiri?

Atau kalian seorang penganut ilmu kebalik?—kalo orang ngakak, kalian enggak; kalo orang serius, kalian ngakak.

Pokoknya, buatlah jenis komedi yang cocok dengan kalian sendiri; buat dirimu sendiri tertawa sebelum membuat orang lain tertawa.

Ada banyak sekali jenis komedi yang bisa dieksplor. Parody, oberservational comedy (biasanya ada di materi orang stand up comedy), sureal comedy, pun (plesetan-plesetan), satire, slapstick, dan buanyak lagi.

Saya pribadi biasanya sering pakai stereotype chara untuk jadi bahan lelucon dan dark humour, makanya sering banget muncul seksisme di RavAges dan hantu-hantu unyu di Indigenous.

Saya senang membuat kenistaan dan keunggulan chara jadi komedi—there's always something in people to laugh at.


3. Tetapkan pembawaan

Kalau para komika dan pemain sitkom memiliki ekspresi wajah dan cara bicara (intonasi, pelafalan, dll) yang khas, penulis mesti memiliki gaya bahasanya—cara kita memilih diksi, agar suatu lelucon itu sampai ke pembaca.

Bisa jadi menyampaikan kepala orang copot seolah itu bukan apa-apa, atau hal kecil yang di-hiperbola, atau penggunaan metafora jenaka, atau ironi/sarkasme/sinisme secukupnya.


4. Perbanyak asupan

Kalo mau bagus nulis, harus baca. Memang tips yang mainstream, tapi mau bijimana lagi, that's the truth '-')

Boleh juga cari asupan ke film, tv series, drama Korea, meme receh, dsb buat memunculkan ide. Tapi cara pembawaan, diksi-diksi, cara merangkai kalimat—semuanya distimulasi dari bacaan.

Baca terus sampai ketemu yang klop. Bisa jadi nanti mewarisi gaya pembawaan jenaka lokal khas Andrea Hirata, atau sarkasme kebocahan ala Rick Riordan. Di wattpad juga banyak bahan bacaan untuk ini—author-author yang senang menciprati tulisannya dengan humor bergaya tulisan enak dibaca, misal: TutanKhemen, AhmadDanielo, paizinpalmap, firefliesip, DF_Rost

Silakan, jika kalian mau rekomendasikan di kolom komentar untuk saling bantu para pencari '-')/


5. Ngelantur itu lucu; tapi komedi yang ngelantur itu jatohnya garing

Untuk merangkum keempat poin di atas '-')/

Stay di genre (1), cocokkan dengan tipe komedinya (2), bawakan dengan sesuai (3). Ketiganya akan tercapai jika banyak asupan bergizi (4). Dengan empat hal tersebut, lahirlah komedi yang tidak ngelantur (5).

Pernah nggak baca cerita serius, yang saking berusahanya untuk menjadi lucu, jatohnya garing? Misal:

- Genre-nya action, pas si Anu ketembak di tepat di kepala, masih sempat bikin wasiat "Kuwariskan hartaku padamu." Demi komedi, muncul plot hole segede gaban.

- Berusaha membawakan komedi gelap, tapi salah cara penyampaian; lalu ada yang tersinggung. Kena report, ceritanya habis tanpa tamat.

- Ide komedinya bagus, sayangnya penyampaiannya kurang. Dataaaar aja. Isinya dialog semua, enggak ada narasinya. Atau malah narasi semua, karakternya enggak ada kebagian ngomong (mungkin authornya pengen jadi komika, belum kesampaian). Selucu apa pun leluconnya, saat disampaikan dengan kurang baik, enggak kompor gas kan jadinya—setengah rasa senang saat bacanya hilang.

Tips terakhir agar komedi tidak ngelantur adalah referensi.

Kadang kita suka menyempilkan budaya pop ke tulisan, misalnya mengutip "rindu itu berat" ala Dilan, atau meminjam istilah "kotak tertawa"nya Spongebob. Tapi saat seting-nya ada di dunia lain (negeri antah berantah untuk genre fantasi, misal), referensi macam itu bisa bikin komedi gagal. Atau pakai karakter dari luar negeri, tahu-tahu muncul pun (plesetan) dalam Bahasa Indonesia—bukannya humor, jatohnya plot hole, kecuali si karakter memang punya latar belakang yang bersangkut paut dengan Indonesia.


Yak sampai situ saja. Jangan dibawa serius '-')/ Ini hanya tips/saran-saran amatiran, sedikit penuntun, tapi tidak untuk dijadikan acuan mutlak.

Selama kita senang dalam menulis, ya tulis saja.

Sah-sah saja nulis ngegas tanpa rem, melantur ngolor ngidul sampai nyasar-nyasar. Namanya juga belajar '-')/ Boleh kok mengabaikan plot hole atau out of character untuk sesaat, dengan syarat, kalo ada yang datang membantai, jangan nangis '-'

Silakan jika ada yang punya tips-tips lain dalam topik ini, komen saja '-')/

Atau punya rekomendasi cerita-cerita lucu '-')/



E-Jazzy, 25 Juni 2019
Ingin ngerasain yang namanya hiatus, tapi takut dikeroyok
Btw, saya bikin instagram loh :D
Udah, itu aja

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro