13. Where Are You?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nandara hanya mengaduk-aduk lamonade-nya. Ia bahkan melupakan es yang mulai mencair. Tak ada niat untuk mencicipinya barang sedikit pun. Entahlah, mood-nya memburuk.

Tidak ada yang aneh jika seorang Nandara terlihat berwajah tidak senang, karena bagi sebagian besar Nandara memang terlihat cuek. Namun, tidak bagi si kembar Val dan Cal. Kedua gadis itu merasa penasaran dengan apa yang menimpa Nandara. Bukan rahasia umum jika Nandara lebih suka menyimpan masalahnya sendiri ketimbang untuk membaginya dengan orang lain. Mereka tahu, Nandara bukannya tidak mempercayai mereka tetapi gadis itu butuh waktu. Karena ada saatnya Nandara menceritakan masalahnya.

"Nda, kita denger-denger kalau lo mau nikah. Itu bener?" tanya Valeria dengan hati-hati. Ia takut menyinggung Nandara. Tepat, gadis yang ditanya itu langsung menatapnya tajam.

"Denger-denger, ya? Bukannya lo berdua datengi Emak gue di butiknya?" sindir Nandara yang membuat kedua gadis berwajah bak pinang dibelah dua itu hanya menyengir.

Lantas kedua gadis itu duduk di sisi kanan-kiri Nandara. Agak aneh jika Nandara tidak bersemangat seperti ini. Nandara yang biasanya hiperaktif sehingga mudah untuk diajak untuk menggosip. Percayalah, hanya di depan si kembar Nandara bisa menjadi anak yang hiperaktif. Yang kata orang lain, Nandara itu kalem dan pendiam tetapi tidak bagi mereka. Semakin mengenal Nandara, maka predikat 'pemalu' itu berubah menjadi 'malu-maluin'. Jadi, sudah pasti sikap Nandara ini bermakna sesuatu yang buruk telah terjadi.

"Lo bisa cerita. Kita cuma nanya kenapa lo jarang ke butik, di luar dugaan Emak lo malah bilang kalau lo lagi sibuk ngurus pernikahan. Itu bener?" tanya Camellia tidak bisa menahan lagi rasa penasarannya.

Nandara mendesah pelan. Haruskah ia menceritakan mengenai pernikahan itu? Lalu mengenai kehilangan jejak Xilon, haruskah ia menceritakannya juga?

Nandara jadi ingat malam terakhir pertemuan mereka. Dia dan Xilon. Tepatnya di rooftop Aihara Restaurant. Setelah mengatakan mengenai penundaan pernikahan, keduanya tidak lagi terlibat pembicaraan apa pun.

Nandara hanya tenggelam dengan sajian makanan di depannya. Ia membiarkan sang ayah dan ibunya membicarakan mengenai pernikahan mereka dengan keluarga Azadirachta. Lebih tepatnya perwakilan keluarga Azadirachta.

Nandara baru menyadari satu hal, Xilon tidak datang bersama kedua orang tuanya malam itu. Dia hanya membawa seorang wali yang katanya adik dari ayah Xilon, Om Ryan. Nandara tidak tahu ke mana kedua orang tua lelaki itu. Bukankah seharusnya mereka datang? Makan malam yang istimewa seperti itu tidak mungkin dilewatkan begitu saja, kan?

Aneh. Nandara tidak tahu harus berapa banyak lagi kata 'aneh' tersemat dalam nama Xilon. Seperti ucapannya, Xilon benar-benar memberikan Nandara waktu atau lebih tepatnya ia sedang memberi dirinya sendiri waktu untuk berpikir. Pernikahan seperti apa ini?

Lalu lelaki itu menghilang. Menghilang tanpa jejak seperti debu yang berlalu. Lewat hanya untuk menyakiti mata. Membuatnya perih dan memerah.

"Nda!"

"Eh?" Nandara kembali ke alam sadarnya. Bukannya menyahut pertanyaan si kembar, Nandara malah melamun.

"Lo baik-baik aja? Bisa cerita kalau emang lo mau," ucap Valeria bijak. Sementara wajah Camellia menekuk sempurna. Gadis itu berharap Nandara akan bercerita. Sungguh, ia penasaran.

Mencairkan suasana, Valeria kembali ke kursinya. Ia menyendokkan menu pastry ke dalam mulutnya. Sementara Nandara kembali melamun, Camellia memilih berselancar di IG.

"Aneh," gumam Camellia pelan tetapi bisa didengar oleh kembarannya dan Nandara. Kedua orang itu menatap Camellia dengan raut bingung.

"Aneh kenapa?" tanya Valeria mewakili.

"Lihat deh," Camellia menunjukkan sebuah postingan Instagram seseorang dengan akun @Xyzon. Baik Nandara dan Valeria tahu pemilik akun tersebut.

Nandara terlihat tertarik dengan postingan itu. Sebuah foto sepasang tangan berbeda ukuran yang saling mengenggam. Dengan caption yang aneh, "I found you, but i lost myself."

Nandara mendecih. Ia menerka-nerka tangan siapa yang ada di dalam foto itu. Tidak mungkin dirinya. Sudah dipastikan bahwa Xilon sedang bersama wanita lain.

Nandara merasa kesal. Emosinya mendidih tinggi. Jadi ini alasan Xilon membiarkan pernikahan mereka tertunda? Tunggu, kenapa Nandara harus marah? Apakah kali ini ia terlihat seperti mengharapkan pernikahan ini?

"Lo ... keliatan marah." Suara itu membuat Nandara buru-buru merubah raut wajahnya.

"Gue? Marah? Kenapa?" tanya Nandara diiringi suara tawa yang terdengar sumbang. Baik Camellia maupun Valeria bergidik ngeri. Nandara terlihat seperti nenek sihir sekarang.

"Gue gak nyangka Bang Xilon beneran mau nikah," ucap Camellia kembali membuka suara. Sontak saja Nandara memandang sahabatnya yang satu itu.

"Nikah? Serius?" tanya Valeria tidak percaya. Camellia mengangguk penuh keyakinan. Nandara tidak kaget dengan berita itu, toh memang benar adanya. Xilon akan menikah. Dan orang yang dinikahinya adalah Nandara sendiri.

"Lo tau dari mana?" tanya Valeria dengan mata memincing.

"Tadi, pas keluar dari toilet gue denger gosipan geng Ratu, katanya sih gitu," sahut Camellia. Di luar dugaan, Valeria tiba-tiba menepuk bahu kembarannya dengan kuat. Mau tak mau, Camellia harus meringis kesakitan.

"Apaan sih?!!" tanya Camellia kesal.

"Lo gosip gak ajak-ajak gue, ya? Dasar saudara durhaka!" semprot Valeria juga terlihat kesal.

Nandara sudah menduga hal ini akan terjadi. Kedua kembar identik itu pasti akan beradu mulut tak lama dari ini. Nandara melempar pandangan ke sekeliling cafe. Mungkin ada lelaki berwajah sempurna yang bisa menjadi bahan gosipannya nanti. Namun, ia memincingkan matanya tatkala menangkap sosok lelaki yang terlihat familiar.

Ia yakin matanya tidak salah. Di sana, di pojokan yang berada tak jauh dari meja mereka, Nandara bisa melihat sosok lelaki yang menghilang beberapa hari ini. Lelaki yang baru saja menjadi bahan gosip si kembar.

Yap, Xilon di sana. Bersama seorang wanita dengan membelakangi hingga Nandara tidak bisa melihat wajahnya. Tidak dengan wajah Xilon yang terlihat jelas. Namun, sepertinya lelaki itu tidak menyadari kehadirannya.

Jadi apa yang dilakukan seorang Xilon dengan wanita lain? Apa Xilon meragukan pernikahan mereka karena adanya wanita lain? Dasar playboy, baru mau menikah saja sudah main serong!

Otak Nandara kembali mendidih. Ia tidak suka pemandangan itu. Rasanya seperti baru saja dicampakkan secara tidak langsung. Xilon tampak bahagia dengan wanita itu, sementara Nandara kebingungan mencari jawaban akan hal-hal yang belakangan ini menjadi teka-teki.

Tanpa sadar, kedua tangan Nandara mengepal kuat. Entah atas dorongan apa yang membuatnya beranjak dari kursi dan berjalan menuju ke arah Xilon.

Camellia dan Valeria menjadi kaget. Apalagi begitu Nandara berhadapan dengan Xilon yang sama terkejutnya dengan si kembar.

Nandara memandang wanita yang duduk di depan Xilon dengan tatapan tajam nan sadis. Ia tidak suka dengan kehadiran wanita itu. Awas saja jika wanita itu benar-benar selingkuhan Xilon.

Nandara menulikan pendengarannya ketika Camelllia dan Valeria memanggil namanya. Ia terfokus pada Xilon yang tampak kaget dengan kehadiran Nandara secara tiba-tiba. 

Bisa Xilon lihat mata penuh kemarahan yang ditujukan Nandara pada wanita di depannya itu. Sementara wanita yang merasa diintimidasi itu merasa sedikit aneh. Ia pun mengulas senyum, tetapi Nandara malah berdecih. Lagi, Xilon merasa ada yang aneh dengan Nandara.

Lantas, Nandara langsung melingkarkan tangannya pada lengan Xilon yang menandakan kepemilikan. Nandara tidak peduli dengan ekspresi kaget Xilon. Biarlah ia terlihat rendah kali ini di depan Xilon.

"Kak Xilon itu calon suamiku. Aku rasa kamu harus sadar diri," ucap Nandara menekankan setiap kalimatnya. Bukan hanya Xilon dan wanita asing itu yang kaget, tetapi juga si kembar yang berada tidak jauh dari mereka.

"Jadi ...." Ucapan Camellia menguar di udara. Ia tidak bisa lagi berkata-kata saking kagetnya.

"Oh ya? Kamu tau kan pelakor sekarang ada di mana-mana? Kamu baru calon istri belum tentu jadi istri," ucap wanita asing itu seolah menantang Nandara.

Nandara benar-benar emosi mendengarnya. Ia tidak suka dengan orang yang merusak hubungannya. Ia akui, kali ini ia tidak akan membohongi perasaannya lagi. Cemburu itu sangat tidak mengenakkan. Nandara akui dirinya sedang merasakan hal itu.

Di balik keterdiaman Xilon, Nandara berharap Xilon akan mengatakan sesuatu. Namun, lelaki itu hanya diam saja. Sekilas Nandara menangkap wajah datar Xilon. Sial, kenapa jadi ia yang merasa terpojok?

"Kalian dijodohin? Pernikahan yang akan berakhir perceraian," kekeh wanita itu setengah meledek. Nandara benar-benar tidak tahan lagi. Sudah cukup. Biarlah ia sendiri yang berjuang untuk pernikahannya. Mulai detik ini, Nandara yang akan memastikan Xilon menjadi suaminya.

Nandara tidak lupa dengan aroma jasmine dari tubuh Xilon yang semakin membuatnya percaya diri. Xilon adalah miliknya. Sampai kapan pun itu. Katakanlah Nandara sedang dilanda kegilaan saat ini.

Nandara tersenyum sinis. Lalu kemudian merubah raut wajahnya dengan dingin.

"Tidak ada perjodohan. Kami menikah karena cinta," tegas Nandara yang meragukan ucapannya sendiri. Astaga, apa yang ia katakan?

"Cinta? Kalau cinta seharusnya kamu gak perlu ragu kalau Xilon selingkuh," sahut wanita itu lagi.

Selingkuh? Jadi, drama seperti apa ini? Nandara bungkam. Ia bingung harus mengatakan apa. Diam adalah jalan terbaik. Namun, rasanya tidak ada guna. Nandara terlihat menyedihkan. Ia seperti seseorang yang haus akan cinta.

Xilon diam. Itu artinya Xilon sendiri mungkin sudah memastikan bahwa pernikahan mereka tidak ada gunanya. Mereka memang terlihat seperti orang asing satu sama lain. Bukankah sedikit aneh dengan saling mengikat dalam pernikahan?

Nandara mengendorkan rangkulan pada lengan Xilon. Memangnya apa yang dia harapkan. Sangat memalukan rasanya.

Tanpa menatap Xilon lagi, Nandara melangkah pergi. Ia kehilangan muka di depan wanita itu. Namun, baru beberapa langkah, tiba-tiba sebuah tangan merangkul bahunya dari belakang. Tangan kokoh itu ...

"Kasih gue waktu. Kakak gue mungkin keterlaluan. Tapi, percaya sama gue. Gue sayang lo, Nandara."

###
Tbc.

Note:
Absurd terosss.... wkwk
Hayo siapa yang degdegan?



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro