Arswendo Atmowiloto - Mengarang Novel Itu Gampang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selama ini, materi buat belajar nulis itu selalu ujung-ujungnya gini.

"Makanya pake outline biar tulisannya rapi!"

Emang ada buku yang solusi buat nulis novel dan gak dikit-dikit nampol pembacanya pake outline bin kerangka karangan gitu?

Kabar baiknya, harta karun di iPusnas ini menjawab kegelisahan penulis "anti outline outline club" bahkan penulis secara umum.

Baca buku ini kalo gak percaya.

Arswendo emang terkenal sebagai penulis penuh kontroversi semasa hidupnya. Berhubung daku pemegang mahzab pepatah Ali bin Abi Thalib yang omongin soal gini ...

Jangan liat siapapun yang bicara. Dengarkan saja omongannya selama itu mengandung kebaikan.

... yo wis tak baca dulu. Kali aja tipsnya cocok kayak buku On Writing (ulasannya ada di bab sebelumnya).

Lupakan sejenak kontroversi soal Arswendo dan nikmati saja karyanya selama bermanfaat bagi kita.

Masalahnya Bukan di Outline, Melainkan ....

Buku ini sangat gampang pake banget—dan bukan lebai—ditemukan di iPusnas.

Pertama, gak ada antrean.

Kedua, jumlah bukunya lumayan banyak.

Buku ini lebih mirip kayak FAQ di forum ato sesi tanya jawab ala buku-buku self help. Pertanyaannya emang nyentil dan dijawab pula dengan jawaban nyentil khas Arswendo. Meskipun dikemas secara nyentil, buku ini seakan mengajak kita refleksi pada diri sendiri dengan segala masalah yang menghambat proses kreatif.

Jadi, semua masalah yang kita hadapi itu bukan gara-gara nulis gak pake outline, melainkan ... diri kita sendiri yang pada dasarnya bermasalah.

Dilema Pendalaman Narasi dan Karakter

Masalah terbesarku yang kualami selama menulis, dan bahkan disinggung dalam buku ini, yakni persoalan deskripsi.

Buku ini justru menjawab cara mengeksploitasi setiap elemen yang terkandung dalam cerita secara mudah. Penjelasannya pun dijabarkan lewat setiap poin tanya jawab.

Uniknya, Arswendo menjabarkan "show don't tell" sangat mudah tanpa bilang jargon itu sama sekali di bukunya. Eksploitasi elemen cerita untuk bagian show sekalipun gak melulu soal memainkan sensor panca indra. Eksploitasi bisa berarti memperkaya hubungan antarkarakter, memperdalam lore karakter tersebut, memainkan kosa kata yang lebih menunjukkan cerita, bahkan memainkan faktor nostalgia sekaligus perasaan yang dirasakan si karakter dalam adegan tersebut.

Selain itu, Arswendo juga menyertakan contoh yang mudah dipahami dan dianalisis sebagai bahan pembelajaran. Aku seneng sama penjelasannya soal variasi kosa kata dan deskripsi karakter yang efektif.

Awas Ranjau

Namun, perlu diperhatikan. Berhubung Arswendo itu penulis nakal dan kontroversial, jangan kaget kalo tiba-tiba ada contoh adegan dewasa di sini. Ya. Salah satu contoh yang ada dalam buku ini memang adegan dewasa. Apa mataku ternodai? Eits. Jangan mikir yang ngeres dulu. Contoh yang diberikan masih dalam batas kewajaran dengan diksi yang baik. Bukan asal "menyalurkan kecebong ke arena battle royale" dengan bahasa vulgar seperti novel daring kebanyakan. 🤭

Intinya perlu pemahaman dan kematangan pola pikir dalam membaca buku ini. Bisa dibilang, Arswendo itu Gordon Ramsay dalam dunia kepenulisan tanah air. Kata-katanya kadang tidak terkontrol bahkan nyelekit, tapi semua berawal dari passion kuat dari bidangnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro