[ 🥀 - 05 ]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Faez meregangkan tubuh badan , dia membuat senaman ringan di tepi tasik itu . Pandangan orang , dibuat tidak endah . Dia membetulkan jersi bola yang dipakai olehnya . Peluh melekit membuatkan badan kekar dia terbentuk jelas . Anak dara disitu pasti enak cuci mata melihat bentuk badan dia .

Dia segera mengapai barangan miliknya yang sengaja diletak di atas rumput yang sedikit basah itu . Hoodie hitam disarung ke tubuh , cap putih dipakai di kepala . Membiarkan saja juntaian rambut jatuh ke dahi .

Dia menimbang-nimbang kunci kereta BMW miliknya . Bibir dia bersiul-siul kecil mengikut rentak lagu yang dipasang melalui iPhone 8 terus earpod di telinga . Asyik dia melayan perasaan , terasa sesuatu keras menghentam kuat pada bahagian obdomen dia . Membuatkan lelaki itu meringis kesakitan .

" Ma-maaf pakcik " ujar seorang kanak-kanak lelaki dalam nada serba salah .

Silap dia juga berlari tanpa menoleh ke hadapan . Bahananya , dia terlanggar seorang lelaki . Kepala diketuk perlahan . " Aduh , habis lah kalau ibu tahu ni ... " dia mengumam kecil .

Lelaki itu sedikit berkerut .

" Pakcik- " .

Mata dia terbeliak luas sebaik sahaja terpandang raut wajah itu . Budak itu terundur ke belakang dengan tiba-tiba . Faez pula hairan melihat budak itu sehingga suara seorang wanita mematikan lamunan dia .

" Aidan ! Thanks god ! Awak pergi mana ha ? Kan ibu dah pesan , nak main jangan jauh-jauh . Awak buat ibu risau lah " kepala Aidan diusap lembut .

Bagai cacing kepanasan melihat Aidan hilang tiba-tiba . Jantung dia berdegup kencang . Padahal dia hanya berpaling tidak sampai 5 minit kerana menjawab panggilan dari PAnya mengenai temujanji mereka bersama klien pada esok pagi .

Faez yang melihat wajah perempuan dihadapan dia terkedu . Mata dia membulat , seakan tidak percaya wanita itu muncul jua di hadapan dia .

" Or-Orked ! " .

ZUP ! Pandangan mereka beradu . Diana terkedu sebaik saja melihat raut wajah kacak itu . Kenangan silam kembali menerpa dalam ingatan dia . Lalu tubuh Aidan dipeluk erat .

" Orked , ni awak kan ? Isteri saya ? " soal Faez dalam nada bergetar .

Diana laju mengeleng . Tidak ! Dia tidak sudi mendengar nama hadapan dia disebut oleh lelaki itu . Parut yang lama terasa kembali berdarah lagi .

" Ta-tak . Saya bu-bukan isteri encik . Maafkan saya " terus dia mendukung Aidan .

Berlari dengan perasaan bercampur baur . Tetapi langkah pendek Diana tiada tanding dengan langkah panjang Faez . Sekelip mata sahaja lelaki itu ada di depan mata dia . Mata dia membulat luas .

" Abang kenal sayang . Please , jangan lari lagi . Abang tahu abang banyak salah dengan sayang but abang nak kita mulakan hidup baru . Lupakan semua kenangan lama " rayu Faez tanpa mempedulikan mata-mata memandang mereka .

Diana laju mengeleng . " Tak ! Aku tak gila lagi nak kembali pada jantan dayus macam kau ni ! Kau bukan suami aku ! " suara dia melengking tinggi .

Faez mengendur wajah mendengar suara tinggi milik isterinya . Dia tidak marah , tetapi dia terkilan . Kerana dia , wanita itu berubah .

" Tepi ! Jangan halang aku ! " tubuh sasa Faez dirempuh selamba .

Aidan pula terpinga-pinga . Tetapi dia tidak bersuara . Dia erat memeluk leher si ibu . Faez tidak duduk diam , laju dia mengekori langkah Diana yang semakin jauh .

Kebetulan pula , kenderaan mereka diletakkan bersebelahan . Faez senyum , ini adalah peluang dia . Tidak peduli lagi , dia masuk ke tempat sebelah pemandu . Diana tersentak .

" Keluar ! " tegas Diana .

Jari telunjuk menunjuk ke pintu . Tidak hingin dia menumpangkan lelaki itu . Aidan pula terkebil-kebil menyaksikan drama antara dua pasangan itu

" No ! Abang tak akan keluar sekali sayang belum maafkan abang " dia membuat wajah biasa .

Diana mendengus . " Lantak kau lah " dia mengalah . Kereta diundurkan ke belakang .

Faez senyum dalam diam . Kereta dia ?  Biarlah nanti dia suruh pengawal peribadi dia ambilkan . Bawa pulang ke rumah dia . Yang penting , dia mahu berdua-duaan dengan si isteri .

Seketika mata dia bertembung dengan budak yang melanggar dia tadi . Dia tersedar akan sesuatu . Wajah budak itu hampir 100 % menyerupai wajahnya . Hanya warna anak mata mengikuti warna mata Diana .

" A-anak kita ke ? " soal dia gugup .

Diana senyum sinis . " Dia bukan anak kau . Anak kau " balas dia tenang . Brek tangan ditarik apabila mereka tiba di destinasi mereka .

" Kejap ! Ja-jadi dia memang anak aku lah " tanpa sedar , dia memegang erat lengan Diana .

Membuatkan amarah wanita itu semakin membuak-buak . Pantas , lengan direntap kasar . Tidak sudi dipegang oleh lelaki yang banyak menaruh luka di hati dia itu .

" Dia tak akan jadi anak kau lah ! " tubuh kecil Aidan pantas didukung oleh Diana .

Faez tidak duduk diam , dia turun dari kereta dab menyamai langkah Diana . Terus tubuh kecil Aidan ditarik laju ke dalam dakapan dia . Aidan yang terkejut hanya terkebil saja .

Diana mengetap gigi kuat .

" Bagi Aidan pada aku ! " jerit dia di tengah lobi kondominium mewah itu .

Faez senyum sinis .

" Wow , nama budak ni Aidan . Jadi memang betul lah dia anak aku kan " .

Diana ingin saja mengetuk mulutnya . Kenapa lah dia pergi sebut nama Aidan . Dia pandangan dengan penuh geram sengihan sinis lelaki di hadapan dia .

" Aidan Amsyar " .

Aidan yang seakan tahu nama dia terus mendongak dengan mata bulat dia itu . Allah , Faez hampir ingin menitiskan airmata melihat raut polos anak dia itu . Anak yang tidak diinginkan dia selama ini . Anak yang ingin dia hapuskan dari dunia ini .

" Aidan sini " .

Kini tubuh kecil Aidan berpindah ke dukungan Diana . Aidan terpinga-pinga . " Ibu , siapa pakcik tu " jari menunding pada Faez .

Diana senyum sinis .

" Entah orang gila mana , tetiba meroyan kat sini " ujar dia selamba dan melangkah masuk ke dalam lif .

Faez ketap gigi . Dia tidak mengejar pun langkah isterinya itu. Tetapi bibir dia mengorak senyuman penuh makna . Tangan dikepal erat .

" Kau tak akan boleh lari dari aku Orked Diana " .

▪︎🥀▪︎

Tubuh kecil Aidan direbahkan di atas sofa . Kedua tangan mencengkam erat rambutnya . Airmata jatuh ke pipi tanpa dipinta . Teresak-esak dia menangis tanpa mempedulikan Aidan yang memandang dia hairan . Tangan kecil itu menyentuh peha si ibu .

" Ibu kenapa nangis ? " soal dia dengan wajah disedihkan .

Diana senyum nipis .

" Ibu takut , takut kalau dia ambil Aidan dari ibu . Ibu ada Aidan sorang je . Aidan satu-satunya harta yang ibu ada " katanya dalam esakan .

Aidan senyum .

" Aidan janji , Aidan tak akan tinggalkan ibu . Ibu kan nyawa Aidan " kedua pipi Diana dikucup oleh budak kecil itu .

Akhirnya , bibir Diana mengukir senyuman . Aidan- anak kecil itu pandai memujuk hatinya saat dia galau . Malah Aidan pandai membeli jiwa keibuan dia itu .

" Terima kasih Aidan " .

Aidan senyum saja . " Ibu- lapar " perutnya diusap laju .

Diana menghamburkan tawa . Aidan- pandai menceriakan suasana dengan teletah dia sendiri . Ada saja gelagat si kecil itu yang mencuit hati . Diana tidak jadi mahu menangis , sebaliknya tubuh kecil itu digeletek hingga membuatkan Aidan terkekeh kegelian .

" ahahahaha ibu ! Jangan lah ! " dengan kudrat kecil yang dia ada , dia berjaya jua melepasi tangan si ibu .

Mengah nafas Aidan dek kerana banyak gelak . Diana tersengih kecil . " Jom kita makan " tangan kecil Aidan ditarik ke meja makan .

Tubuh kecil Aidan diangkat , diletakkan di atas mini bar yang berada disitu . Dia mencapai apron , disarung ke tubuh rampingnya . Aidan mengerakkan kaki ke depan ke belakang . Itu lah Aidan , menemani Diana memasak hingga makanan mereka terhidang di atas meja makan .

" Ibu nak buah epal " pinta dia dengan wajah sengaja dicomelkan .

Diana angguk . Stok epal memang akan selalu dibeli olehnya pada tiap minggu . Maklum lah , Aidan hantu epal . Segala jenis epal dia makan . Kudapan untuk dia . Dua biji epal diambil . Epal hijau dan merah . Dipotong kecil-kecil dan diletakkan ke dalam pinggan ironman milik Aidan .

" Terima kasih ibu " ucap dia lalu satu potongan epal dimasukkan ke dalam mulut .

Diana mengusap kepala Aidan . " Makan elok-elok " . Dia juga menyediakan air masak di dalam gelas , diletakkan di hadapan Aidan .

Diana kembali ke ruangan basah . Sepotong ayam dan ikan dibawa keluar dari peti ais . Direndam ayam terlebih dahulu . Dia mahu membuat ayam goreng dan ikan masak asam pedas . Ditambah pula sambal belacan dan ulam-ulaman .

Aidan membuat hal dia sendiri . Telefon Diana menjadi mangsa dia , pelbagai animasi ditonton dia di atas mini bar itu .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro