[ 🥀 - 08 ]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aroma masakan yang begitu menyelerakan , menusuk masuk ke rongga hidung membuatkan dia perlahan-lahan membuka mata . Sinar matahari terus memancar masuk ke dalam retina mata , mata disepetkan . Sebaik saja penglihatan dia jelas , satu sosok kecil menjadi santapan mata dia di pagi itu .

Dia mengengsot tubuh , bersandar di kepala katil sambil mengosok mata .

" Morning pa " sapa Aidan ceria . Dia menopang kedua tangan di bawah dagu .

Dia telah terjaga setengah jam awal , nak tatap puas-puas wajah kacak Faez yang memang sebijik dengannya . Faez ukir senyuman nipis- kepala Aidan digosok lembut .

" Awal Aidan bangun " tegurnya . Comforter ditolak ke bawah kaki , dia bersidai di birai katil .

Aidan tarik sengih . " Hehe , Aidan dah biasa bangun awal . Papa lapar ke ? " soalnya dengan polos .

Faez tahan senyum . Alahai , anak . Kenapa awal comel sangat ni . Nak saja dia gomol wajah comel anaknya itu .

Faez mendukung tubuh kecil Aidan . Mereka sama-sama melangkah ke ruang dapur . Makin kuat aroma masakan menusuk ke hidung . Buatkan perut mereka berkeroncang meminta isi . Sampai di dapur , kelihatan Diana sibuk ke sana ke sini menyediakan sarapan untuk mereka .

Cekap sekali wanita itu menguruskan dapur . Sesekali wanita itu memotong bawang , kemudian membalikkan pancake yang masih di dalam kuali . Aidan didudukkan di kerusi khas untuknya .

Kerusi yang telah dilapik dengan bantal kecil , untuk keselesaan budak itu . Faez pula menghampiri Diana yang masih belum sedar kehadiran mereka . Dia tarik senyuman , tanpa bunyi dia mendekati wanita itu .

Pinggang ramping Diana dipeluk dari belakang . Terhinjut bahu Diana kerana terkejut . Terus tubuh dia jadi kaku dan keras . Tangan berhenti dari memotong lobak merah .

" Aw-awak buat apa ni ? " soalnya dalam nada perlahan .

Faez senyum . Wajah dijatuhkan ke bahu wanita itu . Walaupun Diana berpeluh , bau badan wanita itu masih wangi . Cukup menyenangkan hati Faez .

" Just for a minutes , pleaseee ... " rayu Faez . Sekejap je , jadilah .

Diana angkat bahu . Malas mahu melayan- tangan kanan kembali bergerak memotong lobak merah mentah untuk Aidan kunyah nanti .

" Thanks , sayang " pipi Diana dikucup selamba . Perlahan-lahan pelukan pada pinggang wanita itu dilonggarkan .

Diana tersentak- pipi kanannya disentuh . Tajam mata dia menjeling Faez yang jelas tersenyum nakal padanya . Pisau ditangan diangkat tinggi .

" Jangan nak ambil kesempatan ! Saya bunuh awak nanti ! " ugut Diana keras .

Dia tak main-main . Dah bagi betis , nak peha pula . Jangan ingat mereka berbaik , lelaki itu boleh buat sesuka hati padanya . Parut lama masih kekal lagi . Sakit itu- dia yang tanggung selama ini . Bukan lelaki itu ! Bukan sesiapa !

" Mama mana oleh ! " sampuk Aidan tiba-tiba membuatkan suasana jadi hening seketika .

Tidak lama itu , Faez sendiri hamburkan tawa . Dia tertunduk dek kerana terlampau banyak ketawa . Ketara sangat wajah terkejut isterinya apabila anaknya berkata seakan budak pelat itu . Lepas tu , boleh pula Aidan kembali mengodek telefonnya tanpa rasa bersalah .

" Apa tak bolehnya ?! Ish ! Awak diam , sebelum awak saya masak dalam ni kan ! " .

Faez mengalah . Kedua tangan diangkat paras bahu , dia menyerah . Lihat raut Diana yang seakan serius , membuatkan dia seriau . Ada nanti kena kerat 14 .

Diana menutup api dapur . Nasi goreng cina dikaup ke dalam satu bekas besar , pancake pula disusun di atas pinggan kaca . Di atas pancake , dicurahkan madu dan diletakkan buat strawberry dan blueberry sebagai hiasan .

Diana meletakkan nasi goreng cina di atas meja . Pancake di letakkan ditengah dan air kopi dan teh menjadi menu sarapan mereka pada pagi itu .

Faez mengambil tempat di kepala meja , Diana pula menyendukkan nasi buat Faez dan Aidan . Riak wajah dia biasa saja , membuatkan Faez sukar mahu meneka emosi si isteri .

" Makan " kata Diana setelah dia mengambil tempat di sebelah kanan , bersebelahan dengan Aidan .

Faez membaca doa makan . Setelah itu mereka menjamu sarapan pagi tanpa suara . Sunyi sepi , hanya bunyi dentingan sudu dan garfu sahaja . Sesekali Aidan mencelah itu ini dan dilayan mesra oleh Diana .

Faez senyum kelat . Alangkah indahnya jika dahulu mereka sebegini .

▪︎🥀▪︎

Luqman tersenyum riang seraya tangan dia terangkat tinggi melambai-lambai pada seseorang . Seketika , wajah dia berkerut melihat satu sosok tubuh tinggi lampai yang berdiri bersebelahan dengan wanita itu . Dengan wajah dingin , dia tetap mendekati pasangan itu .

Kot ditubuh diperkemaskan . Dia berdiri berhadapan dengan pasangan itu . " Kenapa kau ada kat sini ? " soal dia terus tanpa basa-basi .

Terkebil-kebil Faez apabila disergah oleh adiknya . Diana pula tersenyum nipis . Dia beralih , berdiri di sebelah Luqman . Lengan kekar lelaki itu dirangkul erat .

" Jangan mulakan- " bisik Diana .

Kedudukan mereka yang rapat , menimbulkan rasa cemburu dalam diri Faez . Tanpa sedar , dia menarik lengan Diana kasar . Tubuh itu melanggar kuat dada Faez .

" Auch ! " dia mengaduh sakit . Lengan yang dicengkam kuat oleh Faez cuba dirungkai . Namun makin erat pegangan lelaki itu .

Luqman yang melihat Diana dikasari hampir saja ingin melayankan penumbuk dia . Namun satu suara kecil menghalang perbuatan dia .

" Uncle Luq ! " jerit Aidan dari jauh berlari-lari anak dengan baskin robbins di tangan . Diiring oleh dua pengawal peribadi .

" Hei , Aidan " tubuh kecil Aidan didakap erat oleh Luqman .

Aidan tergelak suka . Dengan wajah ceria , Aidan menghulur tangan meminta dukung . Luqman tanpa berbunyi mendukung tubuh kecil Aidan . Pipi budak lelaki itu dikucup mesra . Comel sangat . Dia geram .

Faez membuat wajah . Tidak puas hati apabila Luqman dan Aidan nampak lebih rapat berbanding dia . Malah Diana sudah memandang tajam pada Faez yang masih mencengkam tangan dia . Dengan kudrat yang dia ada , cengkaman Faez dapat dilepaskan . Hampir saja dia hilang imbangi jika Luqman tidak menyambut tubuh kecilnya .

" Thanks , Luq " .

Senyuman manis diberikan kepada Luqman .

Faez terpanar . Namun melihat aksi mesra antara isteri dan adiknya membuatkan marah dia kembali mengelegak . Terasa letusan gunung berapi di atas kepala dia .

" You are welcome , preety " dia kenyit mata membuatkan Diana tertunduk malu .

Faez rasa seperti tidak wujud disitu . Kedua tangan digenggam erat di sisi . Rasa terbakar melihat aksi berani mati itu .

" LET HER GO ! " kata Faez dalam nada serius .

Wajah dia merah menahan amarah . Dia tidak mahu menimbulkan kekecohan di tengah-tengah mall ini . Mahu viral nanti .

Luqman senyum sinis . " Kau dengan dia ? " . Lambat-lambat Diana angguk . " Hmm " gumam dia dengan wajah tidak berperasaan .

Faez pandang adik dia . " Well , kau buat apa kat sini ? Nak tagih cinta ? Nak mengemis cinta pertama balik ? Mana perempuan kau sanjung tu ? Dah pupus ? " .

Faez ketap gigi . " Mulut kau jaga sikit ! " pesan dia dalam nada bergetar .

Luqman tertawa sinis .

" Kenapa ? Tercabar ? " dia makin mendekat . Tidak hirau pandangan orang sekeliling mereka . Faez menentang berani pandangan mata Luqman .

" Aku agak kau lupa sesuatu Shah " jari telunjuk menunjuk pada dada si abang .

Kening dijungkit . " Stay.away.from.her " tutur dia satu persatu .

Faez tertawa kecil . Kepala digeleng . " Why ? She still my wife " balas Faez berani .

Dia kisah apa , memang betul . Kenapa perlu dia berjauh sedangkan dia masih terikat dengan seorang Orked Diana . Luqman geleng kepala .

" Lupa ? Nak aku ingatkan balik ? " .

Luqman sengaja memprovok si abang . Rahang Faez automatik mengeras . Rasa tercabar habis .

" Kau tak layak untuk kawan aku . Ada yang lagi layak dari orang macam kau . Sampah ! Cukup sekali kau sakiti dia- kalini aku tak beri peluang lagi pada kau " pipi Faez ditepuk perlahan .

" Hadam betul-betul abang Shah " .

Lalu tangan Diana ditarik dengan Aidan didukungan . Mereka meninggalkan Faez sendirian disitu . Luqman tidak peduli jika tindakan dia agak melampau , namun dia tidak ingin hati Diana sakit buat kali kedua . Tidak sesekali !

Faez ketap gigi . Seketika , bibir dia menguntum senyuman sinis .

" Kalau aku tak dapat ? Tak akan ada sesiapun boleh dapat dia ? Let's play ! " .



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro