[ 🥀 - 17 ]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Diana masih tidak sedarkan diri lagi . Sudah 2 minggu dia berbaring di atas katil , tiada tanda-tanda dia mahu sedarkan diri . Faez setia menunggu di sisi isterinya malah dia sanggup serahkan tugasan dia di klinik itu kepada Aizat untuk lelaki itu uruskan . Dia tidak boleh berjauhan dengan isterinya .

" Maafkan aku sayang ... " airmata dia jatuh saat dia terpandang parut melecur pada perut isterinya .

Malah terdapat juga parut lain di tubuh isterinya . Dia menangis semahu-mahunya . Menyesali perbuatan dia dulu . Betapa kejamnya dia sebagai seorang suami pada waktu itu . Tergamak dia menyakiti tubuh isterinya kerana benci .

Ya Allah , khilafnya hambaMu ini .

Dia menyentuh siap parut itu dengan tangan menggigil . Dia pasti , kulit mulus itu cukup sakit menampung perbuatan dia dulu . Dia juga hampir membuat anak dia- Aidan keguguran dulu .

Jika diingatkan kembali , dia tidak ingin langsung membuatkan tubuh itu sakit . Melihat airmata isterinya sering tumpah . Dia tahu , berdosa kerana telah menjatuhkan airmata seorang wanita . Allah ! Kejamnya .

Tubuh kecil itu ditolak kasar . Dek kerana rasa geram yang amat , dia tanpa rasa bersalah membanting tubuh itu hingga tersungkur jatuh . Esak tangis wanita itu tidak dia pedulikan , dia berasa amat marah tika itu .

" Dasar jalang ! Kau siapa nak sentuh bakal isteri aku huh ! " tengking Faez kuat .

Membuatkan tetamu yang hadir malam itu memandang mereka hairan . Kebetulan pada malam itu , Dato' Razak membuat majlis kesyukuran . Di atas kejayaan anak kedua dia .

Namun suasana kecoh di bawah menimbulkan suasana tidak nyaman . Datin Azlin menjerit kuat melihat anak sulung dia mendorong kuat tubuh seorang wanita , yakni menantunya .

" Ya Allah Faez ! Apa kena dengan kamu hah ?! Dah hilang akal ke ?! " marah Datin Azlin .

Dia membantu Diana berdiri . Berderau darah dia melihat tindakan si anak tadi . Hampir saja dia ingin menampar pipi si anak , namun di sabarkan hati .

" Mummy tanya perempuan ni ! Apa dia dah buat dekat Has ... Faez belum buta lagi lah ! " pekik Faez dengan deruan nafas kasar .

Hasna di sudut pintu , tersenyum sinis . Rancangan dia berhasil . Padan muka perempuan tu . Dipermalukan di khalayak ramai . Dia tidak akan biarkan perempuan itu menganggu hubungan dia dan Faez !

" Kalau ya pun , Orked bersalah kamu tak boleh bincang baik-baik ke hah ! Perlu ke buat menantu mummy macam ni ! " Datin Azlin memandang si anak tajam .

Dia memeluk Diana yang bersimpuh di sebelah dia . Sayu hati dia melihat keadaan menantu dia pada waktu itu . Dengan baju bertukar warna , kotor dan bertompok di bahagian dada . Dengan kesan merah di tangan kiri . Allah ! Apa dah jadi ?

" Mummy jangan nak bela perempuan ni sangat ! Drama ! Berlakon je tu ! " marah Faez lagi . Dia mendengus kasar . " Kalau mummy nak tahu , menantu mummy ni ... " kepala Diana ditunjap kasar .

" Allah Faez ! " pekik Datin Azlin . Terkejut dengan tindakan si anak . Faez senyum sinis . Langsung tak bersalah .

" ... dia ni yang buat Has dulu ! Pergi simpah air kat Has ! Kalau Faez takde tadi , mungkin dah melecur muka Has sebab perempuan tak guna ni ! " kaki dia hampir naik menendang tubuh Diana .

Namun Datin Azlin pantas memeluk erat tubuh Diana . Luqman terlebih dahulu bertindak . Dia menghalang perbuatan Faez tadi .

BUK ! Faez hampir tersungkur , mujur dia sempat mengimbangi badan dia . Mata dia mencerlung tajam memandang Luqman .

" Bodoh ! Kau memang dayus bang ! Kalau kau nak tahu ... perempuan ni ... perempuan yang kau benci sangat-sangat ni langsung tak ada buat salah dekat kau tahu tak ! " jerkah Luqman kuat .

Dato' Razak menyelit di tengah , menenangkan dua anak lelaki dia yang saling berpandangan itu .

" Sudah ! Faez ! Luq ! Sudah ! Malu sikit lah orang tengok ! " marah Dato' Razak . Menarik badan Luqman di belakang dia .

Faez tertawa sinis . " Apa kau cakap ? Takde salah ? " dia menyoal dalam nada mengejek .

" Eh kau , bela sangat perempuan sundal ni kenapa ? Kau jatuh cinta dekat dia ? Senang cerita , kau ambil je lah dia tu ... free je aku bagi ... " .

BUK ! BUK ! Luqman menumbuk dengan penuh perasaan . Sampai hati , sampai hati abang dia membuat begitu . Seumpama maruah seorang isteri begitu rendah .

Faez menelan ludah . Dia bangkit , rahang dia mengeras . Tepi bibir dia pecah .

" Bodoh ! " dia meninggalkan tempat itu , menarik Hasna sekali .

Datin Azlin memeluk erat Diana . Dia pasti , wanita itu banyak memendam rasa sakit berbanding mereka semua . Luqman yang sakit melihat keadaan kakak ipar dia itu menendang kuat kerusi di sebelah dia .

" Sabar Luq " kata Dato' Razak mengosok belakang badan si anak . Luqman menarik nafas panjang sambil mendongak kepala ke atas .

" Aku banyak sakitkan dulu , aku banyak buat salah dengan kau . Aku pukul kau , aku tendang kau ... aku tahu kau sakit tapi kau tak tunjuk ... aku tahu kau buat macam tu sebab kau taknak aku tahu kau sakit sangat-sangat " luluh Faez meluah isi hati dia .

Dia menangis sambil mengenggam kemas tangan kiri isterinya . Airmata dia tumpah lagi . Entah banyak mana dosa dia pada isterinya . Tidak terkira . Dayus . Ya , dia suami yang dayus .

" Maafkan aku sayang ... maafkan aku " .

Dapat dia lihat airmata isterinya mengalir ke pipi . Walaupun isterinya tak sedar , dia tahu wanita itu masih mendengar . Bahkan , dia dapat rasakan kesakitan pada isterinya .

" Aku akan tebus kesalahan aku sayang ... tapi kau kena janji dengan aku dulu " bisik Faez di telinga isterinya .

Airmata di pipi isterinya di sapu lembut .

" Kau kena sedar dulu . Kita bina hidup baru kita ... buang semua kenangan menyakitkan tu " bisiknya lalu satu kucupan di labuh pada kepala Diana yang masih berbalut .

[ 🥀 ]

" Minum bang ... " .

Hariez tersenyum menyambut perlahan huluran si isteri . Tidak sedar bila masa isterinya berada di tepi dia . Asyik sangat mengelamun .

" Abang okay ? " soal wanita itu . Tangan dia jatuh di atas peha suaminya . Dia risau melihat suaminya yang asyik mengelamun sejak pulang dari Amsterdam .

Hariez senyum . " Abang okay , awak jangan risau lah . Abang cuma fikirkan hal kerja je " dalih dia sambil mengenggam tangan kanan isterinya .

Dia tahu wanita itu risaukan dirinya . Hariez mengusap rambut paras bahu isterinya itu . Tetapi hentakkan kuat pintu utama menyentakkan pasangan itu .

" Kau dari mana ? " terus wajah Hariez berubah tegang .

Memandang seorang wanita mengandung yang melintasi mereka . Rahang Hariez mengeras memandang pakaian yang membalut tubuh wanita hamil itu . Seksi .

" Kau dah balik ? " dia berjalan terhuyung hayang mendekati Hariez .

" Awal kau balik ? Kenapa dah tak sabar nak bermesra dengan isteri muda kau ni ? " dia memandang wanita yang berdiri di sebelah Hariez itu .

Rambut paras bahu wanita itu dimainkan olehnya . Membuatkan wanita itu menggigil ketakutan . Hariez mengetap gigi .

" Mesti kau suka kan ... suami kesayangan kau ni balik ... boleh layan kau ... beri kau kasih sayang ... " sinis dia berkata .

Hariez merentap kasar tangan wanita itu . Isterinya ditarik rapat ke badan dia . Sungguh , perubahan wanita hamil itu membuatkan dia rasa khilaf sebagai seorang suami . Tidak mampu mendidik isterinya itu .

" Dasar perampas ! " .

" HASNA ! " suara Hariez melengking kuat .

Hasna tidak takut malah dia ketawa . Pipi Hariez diusap lembut . " Oh ... c'mom baby ... we have fun . Dah lama kita tak make love kan ? Lelaki tadi tak puaskan hati aku . Apa kata kau gantikan dia pula ? " .

Mengucap panjang Hariez mendengar pengakuan Hasna . Allah ! Salah dia kah ?

" Aku nak rasa nikmat dari suami aku pula " tanpa rasa malu dia mengucup rakus bibir suaminya .

Hariez yang meluap rasa marah menolak badan Hasna kuat . Pipi wanita itu ditampar kuat . Wanita di sebelah Hariez menekup mulut .

" Ya Allah abang . Sabar bang ... mengucap bang ... " dada Hariez diurut perlahan . Bibir dia mengalun zikir .

Melihat Hariez semakin tenang dia mengucap syukur di dalam hati . Pertama kali dia melihat Hariez betul-betul naik hantu . Dia memandang Hasna mencerlung tajam ke arah mereka .

" Perempuan munafik ! Kau jangan berlagak alim lah depan aku perempuan . Hati kau pun sama hitam . Dasar janda tak sedar diri ! " cemuh Hasna .

Membuatkan Idayu , isteri kedua Hariez tersentap . Pantas dia menunduk kepala . Diri sedar dirinya . Janda . Beranak satu pula tu . Tidak pantas berdiri di sebelah Hariez .

" Kau diam Hasna ! Kau jangan nak salah kan Ida dalam hal ni !  Kau tu ... dah jadi isteri orang buat cara isteri orang . Bukan pergi menyundal sana sini . Aku tahu anak dalam perut kau tu pun bukan anak aku kan " sinis Hariez .

Hasna tersentap . Tak kan lah ? Tak-tak dia pasti Hariez belum tahu lagi .

Hariez pusing belakang . Sampul surat warna putih diambil , dibaling tepat di wajah Hasna . Terkejut wanita itu .

" Dalam tu bukti kecurangan kau selama kita suami isteri . Aku baru sentuh sekali , tak akan lah anak aku dah nak masuk 8 bulan kot ... masa kau cakap kau mengandung , usia bayi tu baru 3 bulan . Tak logik kalau kau bunting pelamin sedangkan perkahwinan kita baru nak masuk sebulan . Tak terfikir pula aku , tapi bila tengok bukti tu semua tahu lah aku yang selama ni aku percayakan perempuan sundal macam kau ni ! " .

Terketar-ketar Hasna melihat foto dirinya bersama dengan lelaki berbeza . Malah turut ada dirinya bersama dua lelaki dalam keadaan mengaibkan . Hasna tertawa sendiri .

" So ? Kau dah tahu lah ? Hmm ... tak perlu aku tutup lagi " kata dia seolah-olah tiada apa-apa berlaku .

Hasna menonong naik ke tingkat atas . Hariez terduduk lemah di atas sora . Rambutnya diramas kasar . Idayu mengosok belakang suaminya .

" Salah abang ke Ida ? Salah abang ke sebab tak didik kak Hasna ? " airmata Hariez tumpah akhirnya .

Idayu menjadi sayu melihat keadaan Hariez . Tubuh itu langsung di peluknya .

" Tak bukan ... abang tak salah . Mungkin kak Hasna perlukan masa untuk berubah . Abang dah cukup sempurna di mata Ida " . Dengan tenang Idayu menutur katanya .

Bagi dia Hariez suami yang sempurna . Mampu memberi keadilan pada dia dan Hasna . Sama rata . Malah Hariez mampu mengimamkan mereka . Kasih sayang diberikan oleh Hariez pun tiada beza . Hariez tahu tanggungjawab dia .

Di dalam bilik Hasna membaling semua alat solek dia . Kepala dihentak kasar di dinding . Rambut digenggam kuat . Dia tertawa sendiri .

" Semua salah kau ! Aku benci kau ! Kau buat aku jadi macam ni ahaha " dia menangis , kemudian tertawa .

Dia bernyanyi kecil sambil mengusap perut boyot dia . Dia berkata-kata sendiri . Sesekali dia menumbuk perutnya . Menyalahkan bayi dalam kandungan dia . Hasna tersenyum jahat .

" Kita cari papa baru ya sayang ... jangan risau ... anak mama ada papa nanti ya ... " .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro