Aku Menginginkanmu!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hemm... ayo kita kembali ke kamar kita saja sayang. Moodku sudah hancur di sini" ajak Ken dengan wajah kesalnya.

"Iya mas" jawab Kia menurut.

Mereka keluar dari kamar Bella dan berjalan menuju milik mereka. Ken memeluk pinggang sang istri posesif berjalan menuju kamar mereka. Tampak jelas raut wajah masam Ken di sepanjang perjalanan. Kia memilih diam dan menurut saja, ia tahu jika sang suami saat ini sedang berada dalam mood yang kurang baik.

Begitu sampai di dalam ruangan hotel Kia berjjalan menuju kamar mereka namun segera di tahan oleh Ken.

"Biar aku saja sayang" ucap Ken yang diangguki oleh Kia.

Kia berjalan membuntuti Ken mengikuti langkah sang suami bergerak masuk ke dalam kamar. Dengan kasar Ken membuka gorden jendela yang membuat cahaya masuk dan menyinari tubuh Bella.
"Kenapa gordennya dibuka sih" seru Bella dengan mata terpejam.
Ken bergerak mendekati arah ranjang menarik selimut yang digunakan untuk menutupi kepala Bella dengan kasar. "Bangun" seru Ken dengan nada tinggi.

"Bangun.... dan pergi dari kamar kami" ulang Ken kesal.

Bella terkejut mendengar suara Ken, Ia menggosok gosok matanya lantas melihat ke arah depan. Ia terkejut melihat sosok Ken berkacak pinggang di depannya. Bella merubah posisinya menjadi duduk. Masih dengan posisi yang sama Bella terdiam sembari memegangi kepalanya. Bella mencoba mengingat ingat apa yang terjadi.

"Ken... ke-kenapa lo di sini?" tanya Bella heran.

"Di sini? lo kira ini kamar siapa hah?" sungut Ken kesal. "Bangun dan pergi dari sini"

Bella mengedarkan pandangannya ke sekeliling ia membelalakkan mata tak percaya jika ia berada di dalam kamar Ken saat ini. Ia pun segera bangkit dari ranjang membawa hand bag miliknya lantas meraih kunci kamarnya dan segera pergi dari kamar Ken.

'Hah bukan kamar gue' batin Bella.

"Ma-maaf Ken, a- aku..." ucap Bella gugup.

"Pergilah sebelum kesabaranku habis" tutur Ken dengan sorot mata yang membunuh.
"Ba-baik" jawab Bella menunduk.

Bella yang melihat jika wajah Ken sedang marah pun langsung berlalu dari kamar Ken. "Baikah terimakasih atas tumpangannya, permisi" ucap Bella sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

Bella berjalan menuju kamar hotelnya ia menghempaskan tubuhnya di ranjang lantas mengingat ingat apa yang ia lakukan semalam. Untung sja ingatannya tidak payah sehingga ia bisa mengingat dengan baik setiap kejadian sebelum ia tak sadarkan diri. Ia memukul mukul kepalanya menyesai kebodohan yang ia lakukan semalam.

“Astaga… bodoh sekali gue huhh”

“Mengapa gue sampai bisa salah kamar sih“ monolog Bella pada dirinya sendiri.

Bella meraih hand bag-nya lantas mengambil miliknya yang sengaja ia matikan sejak kemaren sore. Ia membelalakkan mata tak percaya. Banyak sekali panggilan dan pesan masuk dari mantan suaminya, namun ada satu nama yang membuat Bella penasaran.

"Satya... tumben dia menelponku" tanya Bella.

Tangan Bella bergerak mengecek pesan masuk, ada banyak pesan masuk. Namun jari jemari Bella tergerak membuka pesan dari Satya.

From : Satya

Lo dimana?
Lo baik baik saja kan?

Kira kira begitu isi pesan yang Satya kirim berulang kali. Bella tersenyum membaca pesan dari Satya. Sejenak perasaan Bella menghangat. Entah mengapa akhir akhir ini ia justru bahagia dan cenderung penasaran dengan Satya meski pada kenyataannya mereka berdua tidak pernah akur ketika sedang bersama.

Kenapa?
Gue baik baik saja kok

Kirim!

Bella akhirnya memutuskan membalas pesan Satya. Baru beberapa detik saja centang dua abu itu sudah menjadi biru dan terlihat Satya sedang mengetik sesuatu balasan untuknya. Bella memilih menunggu balasan pesan dari Satya karena ia sangat penasaran.

From Satya :

Sekarang dimana?
Gue kemarin lihat laki-laki mabuk memanggil manggil nama lo.

Bella membekap mulutnya. Pikirannya tertuju pada sang mantan suami. Ia menghela nafas dalam lantas memijit keplanya yang mendadak terasa pening.

"Astaga jadi dia kemarin ke sini nyariin gue" desis Bella.

"Dia benar benar nekat, gue harus lebih hati hati dengan dia" lanjutnya.

Bella meletakkan ponselnya lantas berlalu meuju kamar mandi untuk membersihkan diri, akibat mabuk semalam membuat tubuhnya lengket karena ia tidak sempat mandi karena tak sadarkan diri.

Di ruangan lain Kia dan Ken terlihat sedang menikmati sarapan mereka sembari melihat pemandangan sekitar yang indah dari teras kamar mereka. Kia sengaja bersifat lebih manja dan lebih lembut kepada Ken agar mood sang suami membaik.

“Mas pengen peluk” rengek Kia manja.

Ken terkekeh lantas memeluk sang istri dengan mesra sembari memberikan kecupan pada dahi sang istri.

“Kamu paling pintar membuatku happy sayang” ucap Ken menoel gemas hidung mungil Kia.

“Hehe iya dong…. Harus itu kan aku pengen suami aku bahagia terus” sahut Kia jumawa.

“Mandi yuk mas” ajak Kia yang masih bergelayut manja.

“Hemm…  ayo sayang” jawab Ken sembari berdiri mengikuti gerak sang istri menuju kamar mandi.

Mereka menceburkan diri di dalam bak mandi yang telah mereka isi dengan air hangat kemudian melakukan rutinitas yang biasa mereka lakukan bersama yakni mandi bersama. Hanya mandi, tidak lebih. Usai mandi Kia dan Ken segera berganti pakaian dan bersiap bertemu dengan Klien.

“Mas… aku harus ikut ya?” tanya Kia dengan wajah memelas berharap sang suami memperbolehkan dirinya untuk tidak ikut.

“Hemm… harus sayang, kenapa kamu gak mau menemani suami hemm?”

“Bu-bukan bukan gitu maksud aku mas, aku mau kok. Hanya saja aku takut bosan kamu tinggalin sendirian nanti”

“Astaga, apa aku pernah melakukan itu sebelumnya?”

Kia menggeleng gelengkan kepala lemah. “Nah tidak kan? Berarti kamu gak usah khawatir akan hal itu sayang” ucap Ken mencoba menenangkan sang istri.

“Iya mas…”

“Ya sudah ayo kita berangkat, Satya sudah menunggu kita di loby” ajak Ken

Ken memeluk pinggang ramping sang istri berjaan menyusuri lorong menuju lobi hotel. Mereka lantas masuk ke dalam mobil yang membawa ke tiganya menuju sebuah gedung perusahaan anak cabang perusahaan Ken.

"Sudah sampai... ayo sayang kita masuk" ajak Ken.

Ken membawa Kia menuju ruangan pribadinya. Sembari menunggu kliennya datang Ken duduk memeluk sang istri sembari mengendus endus rambut sang istri.

"Mas geli ishh" desis Kia kesal.

Ken mengabaikan ucapan Kia, tangan ken menyibak rambut sang istri lantas dengan cepat Ken mendaratkan kecupan demi kecupan di sana yang membuat Kia meremang. Kecupan itu menjalar turun ke pundak.  Ken memutar tubuh sang istri menghadapnya lantas mencium bibir sang istri dengan lembut.

"Aku menginginkanmu sayang" bisik Ken.

Detik selanjut tanpa sadar Kia sudah terbaring di atas sofa dengan sang suami yang berada di atasnya. Ken yang tersulut api gairah mencumbu dengan ganas sang istri hingga Kia terhanyut dalam kenikmatan. Tak mau membuang waktu Ken menuntun sang istri bergerak di atasnya.

"Bergeraklah sayang... aku menginginkanmu" bisik Ken lirih.

Kia pun bergerak memberikan kenikmatan yang Ken inginkan. Sesekali Ken merancau memanggil nama Kia yang membuat Kia semakin terbakar api gairah. Kia semakin gencar meliuk liukkan tubuhnya hingga sang suami mencapai kenikmatan.

Tak puas dengan itu Ken yang sangat menginginkannya hendak memulai ronde keduanya namun sebuah ketukan pintu membuatnya kembali menahan hasratnya.

Hayooooo? Kira kira siapa yang gangguin Ken dan Kia? yuk simak di cerita Ken dan Kia selanjutnya..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro