Pengen Liburan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sore ini Kia sedikit manja ia bergelayut manja di pelukan sang suami sembari merajuk menginginkan di ajak liburan.

"Mas liburan yuk... besok kan weekend" rengek Kia manja.

"Kemana sayang... kita kan belum konsultasi dokter" jawab Ken sembari mengusap lembut pipi Kia.

"Kemana aja mas yang penting judulnya liburan" rajuk Kia.

"Ya sudah nanti kita konsultasi dokter dulu ya..."

"Hemmm sekarang aja mas"

"Ya sudah kalau gitu ayo siap siap dulu" Ken terpaksa menuruti kemauan sang istri karena tak tega melihat Kia yang terus merajuk.

Kia segera bangkit dan berjalan menuju ruang ganti dengan antusias, sementara Ken berjalan mengikutinya dari belakang. Hanya sepersekian menit saja Kia dan Ken sudah rapi dan selesai bersiap. Ken memeluk pinggang ramping sang istri keluar apartemen berjalan masuk ke dalam lift yang membawa mereka ke lantai basment.

Ken memukakan pintu untuk sang istri lalu berlari masuk dan duduk di kursi kemudi, ia menginjak pedal gas secara perlahan melajukan mobil keluar dari lantai basment apartemen menuju ke sebuah klinik bersalin yang tak jauh dari apartemennya.

"Jalanannya tumben sepi ya mas" ucap Kia yang membuat Ken menoleh dan mengangguk pelan.

"Belum pulang kerja sayang jadi agak sepi.."

"Hemm kamu bener mas..." jawab Kia menyetujui ucapan sang suami.

Ken membelokkan mobilnya disebuah Klinik lantas memarkirnya di area parkir klinik tersebut. Dengan sedikit berlari Ken keluar membukakan pintu untuk sang istri lalu menggandengnya masuk ke dalam klinik. Ia menuju tempat registrasi untuk mengambil nomor pendaftaran lantas mengajak sang istri untuk duduk menunggu nomor antreannya tiba.

"Lama gak mas?" tanya Kia kepada sang suami.

Ken menoleh kanan kiri lantas memberikan jawaban kepada sang istri. "Kemungkinan tiga antrean lagi sayang kenapa?" tanya Ken penasaran.

"Ah tidak... aku ingin ke toilet sebentar mas.."

"Perlu ku antar sayang?" ucap Ken menawarkan diri.

"Gak perlu mas... aku cuma sebentar kok, cuma mau pipis saja..." tolak Kia halus.

"Baiklah jangan lama lama ya sayang..."

"Iya mas..."

Kia beranjak dari duduknya menuju ke toilet yang lumayan jauh dari tempat duduknya saat ini, Ia berjalan sedikit tergesa karena takut jika nomor antreannya segera di panggil. Ia masuk ke dalam toilet begitu saja dan tanpa sengaja menyenggol seseorang yang sedang berjalan keluar dari toilet.

"Aww sshh...." desis seseorang yang Kia tubruk.

"Maaf mbak...maaf ya saya gak sengaja" ucap Kia merasa bersalah.

Mereka mendongakkan kepala tatapan mereka saling bertemu betapa terkejutnya Kia jika yang ia tabrak adalah Mayrra mantan kekasih sang suami. Kia mencoba tersenyum ramah lantas menyapa Mayrra. Pun dengan Mayrra yang nampak sedikit terkejut, ia melempar senyuman kemudian mebalas sapaan Kia.

"Loh kak Mayrra... apa kabar? sapa Kia ramah.

"Baik Ki... kamu sendiri apa kabar?" tanya Mayrra kemudian.

"Baik kak Alhamdulillah... bentar ya kak aku ke toilet dulu nanti kita ngobrol  lagi" ucap Kia berjalan tergesa menuju bilik toilet.

Mayrra masih berdiri menunggu Kia karena memang ia ingin mengobrol dengan istri sang mantan bukan tanpa sebab sebenarnya ia hanya ingin tau kabar sang mantan saja. Selang beberapa waktu Kia muncul dari balik bilik toilet menuju wastafel untuk mencuci tangan kemudian berjalan menghampiri Mayrra.

"Maaf ya kak nunggu lama... " ucap Kia sembari terkekeh.

"Ah engga apa kok... by the way kamu ke sini sama siapa? sendirian?" tanya Mayrra penaasaran.

Kia kemudian menepuk jidatnya karena sempat melupakan ssuatu hal. "Kak... ayo kita bicara sembari jalan. Aku lagi di tunggu mas Ken soalnya kak hehehe"

'Seharusnya aku yang ada di posisimu Ki' batin Mayrra.

"Jadi kakak periksa si dedek di sini juga?"

"Hemm iya Ki... umm kamu juga periksa kandungan?"

"Iya kak... sebenernya aku uda ada dokter langganan sih tapi karena hari ini mendadak pengen konsul karena mau babymoon jadi yake klinik terdekat saja hehehe" jelas Kia.

"Oh gitu... enak ya jadi kamu, aku ditinggal dinas terus malah" sahut Mayrra membuat Kia sedikit tak enak hati.

"Nah itu dia mas Ken kak.. ayo ke sana" ajak Kia sembari menghampiri sang suami.

Ken tampak biasa saja melihat kedatangan Mayrra ia jauh lebih santai karena memang sudah tak memiliki perasaan apa pun kepada sang mantan. Namun berbeda dengan Mayrra yang agaknya masih menyimpan rasa kepada Kenan.

"Sayang.... kenapa kamu lama sekali" protes Ken manja.

"Maaf mas tadi Kia gak sengaja ketemu sama kak Mayrra..." jawab Kia jujur.

Ken melempar senyum ke arah Mayrra lalu menyapa Mayrra dengan ramah dengan tangannya yang setia memeluk pinggang sang istri. Mayrra yang melihatnya pun merasa kesal. Mayrra terus menggerutu di dalam hati dan menyesali perbuatannya karena telah mencampakkan Kenan dulu.

"Hai May apa kabar? periksa kandungan di sini juga ya?"

"Kabar baik Ken... iya nih, tapi aku sudah selesai kok periksanya"

"Oh gitu ya... ya sudah kami duluan ya, soalnya nomor Kia sudah dipanggil"

"Ah iya silahkan"

Ayo sayang kita masuk ke dalam" ucap Ken lembut sembari menuntun Kia menuju ruang periksa meninggalkan Mayrra yang masih terdiam terpaku di tempat menyaksikan kemesraan sang mantan bersama istrinya.

"Sial harusnya aku yang ada posisi bocah itu" gerutu Mayrra kesal.

Hati Mayrra melencos melihat kemesraan Sang mantan bersama dengan istrinya, ia sangat menyesal pernah mencampakkan Ken dan lebih memilih Adnan yang gila kerja. Bisa di bilang saat ini Mayrra sedang merasakan kejenuhan dalam huungan pernikahannya bersama sang suami yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun apa daya nasi sudah menjadi bubur. Ia sudah tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula meskipun dirinya sangat ingin.

Sementara di dalam ruangan periksa Kia dan Ken tampak bahagia mendengar penjelasan dari dokter yang mengatakan bahwa bayi yang berada di dalam perut Kia dalam keadaan sehat.

"Jadi sebenarnya kami ke sini untuk mengecek keadaan calon anak kami serta ingin berkonsultasi dok, istri saya ingin sekali babymoon apakah dengan keadaan calon anak saya sekarang aman jika diajak bepergian?" tanya Ken menjelaskan maksud dan tujuannya kepada sang dokter.

"Kondisinya baik pak, sehat dan kuat jika bapak dan istri ingin melakukan perjalanan boleh saja asalkan tidak memakan waktu terlalu lama dalam perjalanan serta tidak melewati jalur yang bergelombang karena bahaya bagi bayi jika terkena banyak goncangan yang kencang dan untuk berhubungan suami istri pun sudah diperbolehkan ya pak... asal dilakukan dengan perlahan tidak dengan intensitas yang sering..." ucap sang dokter menjelaskan, seolah mengerti apa yang ada dalam fikiran Ken dokter tersebut menjelaskan secara gamblang.

Mereka berdua keluar dari ruangan periksa dengan senyuman yang terpatri di wajah. Yup mereka sangat puas dan bahagia mendengar penjelasan dari dokter tadi.




















































































Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro