Pria Menyebalkan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kia menggeliat kemudian merenggangkan otot ototnya sebelum pergi kekamar mandi. Ia melihat jam didinding masih menunjukkan pukul lima lewat sepuluh  menit.

"Masih  pagi rupanya..." ucap Kia sembari menyibak selimutnya.

Kia berjalan kearah jendela kamarnya menyibak tirai betapa senangnya ia melihat rintik hujan yang turun.

"Ahhh hujan ternyata... asikk... semoga sampai nanti hujannya awet biar kulitku gak kepanasan karena upacara" ucapnya sembari terkikik.

Kia berjalan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri,tak butuh waktu yang lama hanya sepuluh menit saja ia sudah keluar mengenakan seragam.

"sebaiknya aku berangkat agak pagi... biar aku bisa menikmati segelas coklat panas buatan mang maman" ucapnya sembari terkekeh.

Kia berjalan keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan disana nampak sang mama sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi sayang... tumben kamu pagi sekali sudah siap" ucap sang mama lembut.

" lagi pengen aja ma... mana sini Kia bantuin..." ucap Kia mengambil alih lembaran roti tawar yang akan diisi dengan berbagai selai.

"ma... Kia berangkatnya agak pagian aja deh... pingin ke kantin dulu sebelum masuk kelas... "

"tapi paling tidak kamu minum susunya dulu sayang... mama sudah buatkan kalau tidak diminum kan mubadzir nak" pinta sang mama.

"ya ya ya baiklah... " ucap Kia pasrah.

usai membuat roti isi Kia langsung menegak habis susu coklat buatan sang mama untuknya dan mempersiapkan bekal roti isi untuk menemaninya meminum coklat panas buatan mang Maman nanti.

"Ma Kia berangkat dulu.... dah" pamit Kia sembari mencium pipi sang mama.

"hati hati nak" teriak Ratih sembari melambaikan tangan.

Rintik hujan tak menghalangi semangat Kia untuk pergi ke sekolah gadis imut berhodie merah ini mengenakan payung berjalan dari depan pintu gerbang menuju ke dalam kelasnya.

"Terimakasih pak... Kia berangkat dulu ya... dahhh " ucap Kia ramah kepada sopir pribadinya.

"hati hati non... kalau pulang langsung kabari pak imam aja yah... " ucap Sang sopir membalas lambaian tangan nonanya.

"ahh ya ampun ini dingin sekali" ucap Kia sembari melangkah cepat menghindari kerumunan siswa yang baru datang dan berlalu lalang didepan gerbang.

Kia berjalan melewati lapangan kemudian menuju kantin untuk memesan segelas coklat panas dan memakan bekal roti isi yang ia siapkan dari rumah. Kia menutup payungnya menyimpannya didekat bangku bersama dengan tasnya kemudian memesan segelas coklat panas.

"non Kia... mau pesan apa?" tanya mang Maman ramah.

"coklat panas ya mang... Kia tunggu disana" ucap Kia ramah sembari berlalu kebangkunya.

Diliriknya jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul setengah tuju lewat sepuluh menit itu artinya ia hanya memiliki waktu dua puluh lima menit untuk menikmati coklat panas dan roti isinya.

"Masih dua puluh lima menit... cukuplah... dari pada kedinginan" gumamnya sembari menyeruput coklat panas yang baru saja diantar mang Maman.

Hanya butuh waktu sepuluh menit saja segelas coklat panas dan roti isi bekalnya sudah habis tak bersisa. Kia segera bergegas menuju kelasnya menenteng payung basahnya menyusuri lorong lorong menuju ke kelasnya.

drrrtdrttt

Terasa sebuah getar pendek ponsel di dalam saku kemeja seragam Kia buru buru ia mengambilnya untuk mengecek siapa gerangan yang mengirim pesan.

**0857xxxxxxxxxx

Pulang sekolah bilang

Ken**

Kia menghembuskan nafas kasar setelah membaca isi pesan tersebut yang ternyata dari Ken.

"ya ampun... mau apa dia... " umpat Kia sembari membalas pesan Ken

To **Kak Ken

ya**

Sesampainya kelas Kia disambut oleh teriakan kedua sahabatnya yang ternyata sedang mengkhawatirkannya.

"Kia...." teriak Intan dan Nia bersamaan.

"aishh... apa apaan kalian berteriak tak jelas begitu" ucap Kia memutar bola matanya malas melihat tingkah aneh sang sahabat.

"sorry sorry gue kira lo gak masuk sekolah" ucap Nia sembari menyengir.

"yee... mana pernah gue bolos sekolah... bisa digorok sama nyokap bokap gue kalau sampek gue bolos... "

"Ki entar pulang sekolah jalan yok... " ajak Intan yang dibalas anggukan oleh Nia.

"haduh... maaf... maaf  banget deh tan gue gak bisa... mungkin minggu minggu ini  sampai selesai ujian gue gak akan bisa diajak jalan kemana mana... " ucap Kia tak enak.

"pasti gak diijinin nyokap bokap lo ya... " tebak Nia yang diangguki oleh Kia.

Sebenar bukan karena larangan kedua orang tuanya tapi karena Ken mungkin akan sering menjemputnya.

Sesuai intrupsi Ken Kia kini sedang mengirim pesan kepada Ken memberitahu jika hari ini ia pulang sore karena harus mengikuti bimbel dari sekolah.

"ahhh semoga aja dia gak jemput aku karena aku pulangnya sore" ucap Kia dalam hati.

Kia memperhatikan penjelasan materi dari pak Iwan dengan seksama kemudian segera menyelesaikan soal soal yang diberikan kepadanya. Sudah jam empat batin Kia, ia merogoh saku roknya untuk mengambil ponselnya lalu kemudian mengeceknya tak ada balasan dari Ken yang membuatnya bernafas lega karena itu tandanya Ken tak akan menjemputnya.

waktu terasa begitu cepat tak terasa jam bimbel telah selesai, para siswa bersorak dan berlari keluar ruangan. Sedangkan Kia, Nia dan Intan masih didalam kelas mengobrol sembari bergurau kecil.

"ehh pulang yokk... udah sore banget nih" ajak Nia yang disetujui kedua sahabatnya.

"lo gak di jemput sopir Ki... ? " tanya Intan yang tak melihat sopir Kia di depan gerbang.

"gue sengaja gak kasih kabar pak Imam lagi pengen naik angkot hehehe" ucap Kia sembari terkekeh.

"oh gitu ya sudah kita duluan ya... jemputan kita udah pada nunggu" ucap Nia sembari melambaikan tangan.

Kia berjalan pelan ke arah halte guna menunggu angkutan umum yang akan lewat selanjutnya. Ia berjalan pelan sembari menggosok gosok kedua tangannya yang dingin karena sedari pagi rintik hujan masih turun yang menyebabkan hawa dingin.

Tintintin

Sebuah klason mobil berbunyi disusul bunyi suara mesin mobil berhenti tepat disamping Kia. Ia menoleh kearah samping betapa terkejutnya ia melihat sebuah mobil sport mewah dengan kaca mobil sedikit terbuka menampilkan wajah sang calon suami.

"cepat masuk... keburu hujan deras" teriak Ken dari dalam mobil.

Kia mengumpat kesal dalam hatinya sembari berjalan masuk mobil Ken.

"Sial... kenapa harus dijemput dia sih" umpat Kia didalam hati kesal.

Seperti biasa tak ada obrolan sama sekali diantara mereka, mereka sama sama saling mendiamkan dan enggan untuk memulai bicara. Kia mengambil ponsel dari dalam saku roknya kemudian menancapkan earphone lalu menyelipkan kekedua telinganya dan memutar lagu favoritnya untuk mengusir rasa bosannya. Sesekali Kia membuang wajahnya kearah samping melihat jalanan dari kaca mobil sembari bersenandung kecil. Sementara Ken masih tetap diam dan fokus dengan kegiata  menyetirnya membuat Kia semakin kesal.

"hufft... pria menyebalkan" teriaknya dalam hati kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro