satu ekskul

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ocha melangkahkah kaki nya menuju lapangan basket. Hari ini jadwal dia ekskul basket.

Dari kejauhan Ocha menangkap sosok yang tak asing baginya. Seorang lelaki tengah bermain basket di lapangan. Dan... Baju yang ia kenakan sama persis dengan yang di gunakan Ocha.

Ocha berlari menghampiri lekaki itu. Dan dia tersenyum senang saat manik matanya bertemu manik lelaki itu.

"Hai..," sapa Luck.

"Hai! Lo kenapa pake baju basket? Lo kan bukan anak basket," tanya Ocha sembari merebut bola dari Luck.

"Kata siapa gue bukan anak basket? Gue ekskul basket sekarang," jawab Luck mencoba merebut kembali bola basket itu.

"Wah... Berarti kita satu ekskul sekarang ya," ujar Ocha sambil melempar bola basket ke dalam ring dan. HAP. bola itu masuk dengan sempurna.

"Yes!" Ucap Ocha.

"Duel lagi ayo sama gue Luck," ajak Ocha.

"Pemanasan dulu sana baru main," perintah Luck.

"Ga usah ah. Gue biasanya juga langsung main ga pake pemanasan dulu," jawab Ocha sambil melempar bola ke arah Luck.

"Biasa apanya coba. Kemaren ke tabrak badan gue aja langsung cedera. Udah sana deh pemanasan," perintah Luck lagi sambil menjauhkan diri dari Ocha agar Ocha tak bisa merebut bola basket darinya.

"Hih nyuruh-nyuruh. Ga mau Luck," jawab Ocha sambil berusaha mengejar Luck. Tiba-tiba Luck berhenti berlari dan Ocha kembali menabrak punggung Luck.

"Aduh! Luck kalo mau berenti tuh bilang dong!" Ucap Ocha sambil berusaha berdiri.

"Pemanasan ga? Ato gue cium?" Ancam Luck. Dan sejurus kemudian Ocha berlari menuju pinggir lapangan dan mulai pemanasan.

***

"Pemanasan ga? Ato gue cium?" Ancam Luck. Dan sejurus kemudian Ocha berlari menuju pinggir lapangan dan mulai pemanasan.

Si Luck seneng ya bikin gue spot jantung. Batin Ocha.

15 menit kemudian Ocha kembali menghampiri Luck yang sedang bermain basket.

"Udah kan. Udah pemanasan tuh tadi. Dasar rese!" Ucap Ocha saat sudah berada di depan Luck. Luck hanya bisa terkekeh mendengarnya.

Dan setelah itu satu persatu siswa yang mengikuti ekskul basket mulai berdatangan.

---

"Cape banget ih," keluh Ocha.

"Ya iyalah cape. Namanya juga ekskul Ca," ujar Luck sambil mengacak rambut Ocha.

"Ih! Berantakan nanti Luck!" Protes Ocha.

Ocha pergi menuju toilet. Dia berniat mengganti kaos basketnya dengan kaos biasa.

30 menit kemudian dia kembali menuju lapangan basket. Berniat ingin mengambil tasnya dan pulang.

"Cewek tuh emang kalo ganti baju suka lama gini ya Ca?" Tanya Luck yang masih terduduk di pinggir lapangan.

"Eh? Lo belom balik?" Tanya Ocha kaget melihat Luck masih terduduk santai di sini.

"Belum. Nungguin lo," jawab Luck.

"Ngapain deh nungguin gue. Gue tau ko gue ngangenin Luck," ucap Ocha yang langsung dibalas jitakan oleh Luck.

"Pede banget ya temen gue yang satu ini," ucap Luck.

"Sakit ih!" Teriak Ocha.

"Dah yuk. Balik! Gue anterin," ajak Luck yang tanpa sadar menggandeng tangan Ocha. Dan Ocha pun tidak melepaskannya.
(Ps. Ocha menang banyak!)

---

Sesampainya di rumah Ocha langsung turun daru motor sport Luck.

"Makasih ya Luck udah nganterin gue," ucap Ocha.

"Iya sama-sama. Gue balik ya?" Luck berpamitan dan langsung melesat pergi.

Mereka tak menyadari. Seseorang dari atas sebuah rumah sedari tadi memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

-Cinta ini. Berawal dari keinginanku untuk bersahabat denganmu-



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro