Curse 18 ~ Fall in Love? ~

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ahaha... Maaf ya kalian sampai mau repot-repot menyembuhkan punggung aku yang masih kumat. Aku lupa kalau aku masih ada cedera."

Kau kini ada di asrama ditemani oleh Yuuji, Nobara, Fushiguro, Gojou, dan tiga senior yang tadi.

"Bilang dong kau masih ada cedera di punggung! Kalau gak bungkuk pasti punggung kamu gak kumat lagi kan?!" Nobara memarahi kamu dengan raut wajahnya yang super panik. Bagaimana tidak? Melihat kamu yang cederanya ada di punggung membuat mereka cukup ngeri membayangkan kekuatan Yaga yang sudah kuat.

"Mattaku... Kita sampai terkejut kau jatuh tersungkur di tanah. Jadi kau bertarung sama salah satu Mayat Kutukan milik Yaga-sensei?" Tanya wanita berkacamata tersebut.

"Hehe, iya. Karena terlalu kuat, aku jadi sampai cedera gini." Kamu memasang senyuman canggung kepada wanita berkacamata itu.

"Sawi?" Pemuda yang ada disebelah wanita tersebut akhirnya berbicara.

"He? Sawi?" Kau kebingungan dengan gaya bicara sang pemuda yang memasang wajah datar.

"Ahhh, dia ini bisanya ngomong masalah Onigiri. Kalo dia ngomong yang lain nanti kerongkongan dia bisa mengering dan dia bisa mati." Sang wanita menjelaskan kenapa pemuda itu hanya berkata singkat.

"Eehh... Begitu ya. Pantes kenapa dia bilang sawi." Kau sweatdrop dengan penjelasan dari wanita berkacamata itu.

Gojou lalu menepuk pundak sang pemuda dan membisikkan sesuatu kepada dia.

"Dia bisa membaca pikiran lho, coba kau katakan sesuatu di dalam pikiran kamu. Nanti dia akan mengetahuinya kok." Bisik Gojou.

"Tuna Mayo?" Pemuda itu memandang Gojou dengan tatapan kaget.

"Tentu saja!" Meskipun Gojou tidak mengerti apa yang dikatakan oleh dia, tetapi dari raut wajah ia bisa tahu kalau pemuda itu sebetulnya terkejut.

"Eeeh?! Beneran, sensei? (Surname) bisa baca pikiran?!" Yuuji yang tak sengaja mendengar bisikan Gojou kepada pemuda itu sontak heboh.

"Tentu saja, dia punya sebagian kekuatan setelah dia dirasuki oleh Roh Kutukan Special Grade terkuat seperti Sukuna." Jawab Gojou.

"Apa? Jadi... Maksud sensei selain Sukuna, ada Roh Kutukan Special Grade terkuat lain yang bisa menandingi dia?" Fushiguro yang tadinya kalem, turut terkejut mendengar penjelasan dari Gojou.

"Hahaha, aku kira kau sudah tahu, Megumi.~ Sepertinya kau perlu berlatih lagi untuk bisa merasakan Roh Kutukan dalam jarak yang sangat jauh." Gojou tersenyum kepada Fushiguro.

Pemuda itu yang begitu penasaran sama kekuatan kamu yang bisa membaca pikiran orang lain lantas mencobanya sambil memandang kamu.

'Halo... Kamu bisa membaca pikiranku?'

Kau tersadar saat mendengar suara pikiran dari pemuda itu. Sambil tersenyum kau langsung membalas pikirannya.

"Iya, aku bisa membaca pikiran kamu kok, senpai!"

Sontak saja, dia terkejut. Ternyata apa yang dikatakan oleh Gojou tidak bohong, kamu bisa membaca pikirannya.

"He? Apa? Emang kau bilang apa ke (Surname), Inumaki?!" Wanita berkacamata itu begitu penasaran dan memandang pemuda yang dipanggil Inumaki tersebut.

"Wasabi."

"BUKAN JAWABAN YANG ITU!"

Kau tertawa kecil melihat bagaimana lucunya para senior kamu yang tak kalah asyiknya seperti teman-teman kamu. Kau merasa kau akan betah tinggal disini.

-----------------------------------------

Guci abu jasad orang tua kamu letakkan di meja yang sudah disediakan khusus untuk kamu oleh staff SMK Jujutsu. Tidak lupa, kau menaruh foto kedua orang tua kamu dengan rapi. Karangan bunga kau letakkan di meja itu, lalu kau menangkup tangan kamu dan mulai berdoa.

"Tou-san, Kaa-san... Disini orang-orangnya sangat baik. Aku bersyukur mendapatkan tempat tinggal dengan orang-orang baik ini... Semoga aku bisa berhubungan baik dengan mereka sampai aku lulus."

Selesai berdoa, kau memandang foto kedua orang tuamu untuk sejenak. Lalu pada saat itu juga....

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu dan kau langsung menoleh ke sumber suaranya.

"Tunggu sebentar!"

Kau bergegas berdiri dan berjalan ke arah pintu tersebut. Saat dibuka, betapa terkejutnya kamu bahwa yang muncul ternyata adalah senior kamu sendiri, Inumaki Toge.

"S-senpai? Kenapa senpai datang kesini? Bukankah kita pisah asrama?"

"Salmon."

Inumaki lalu menunjuk arah kanan dan otomatis kau menoleh ke arah sana.

"Kau mau ajak aku kemana, Inumaki-senpai?" Tanya kamu.

Inumaki lantas menjawabnya lewat pikiran, 'Aku mau ngajak kamu ke lapangan olahraga. Sekalian makan Onigiri, kamu mau?'

Mendengar pikiran Inumaki, kamu mengangguk mengerti dan tersenyum ramah kepadanya.

"Baiklah! Aku akan merapikan kamar dulu. Sebentar ya!"

"Salmon."

Kau merapikan kamar kamu sejenak sebelum berangkat bersama Inumaki. Sesudah merapikan kamar, kau mengunci pintu dan menaruhnya di kantong.

"Ayo kita pergi!"

"Salmon!" Inumaki terlihat bersemangat juga meski ia tak bisa berteriak 'ooooh!'.

Kalian berdua lalu pergi ke lapangan olahraga yang dimaksud. Rupanya lapangan olahraga itu tidak ada bedanya dengan lapangan sekolah kamu yang lama, tapi lingkungannya sangat bersih sehingga mengundang siapapun untuk beristirahat disitu.

Inumaki dan kamu lalu duduk di anak tangga berwarna putih dan Inumaki memberikan kamu Onigiri rasa Telur Salmon alias Ikura.

"Uwaa! Onigiri Ikura! Ini makanan kesukaan aku!" Kau begitu senang menerima Onigiri tersebut.

"Tuna tuna." Inumaki kelihatan senang saat kamu juga senang, ia lalu mengambil Onigiri miliknya yang rasa Okaka alias Ikan Bonito yang dipanggang.

"Ini kamu buat sendiri, senpai?" Tanya kamu memakan Onigiri tersebut.

"Okaka." Inumaki menggelengkan kepalanya. Tanpa diberitahu pun, kamu lama-lama mengerti bahasa Onigiri milik Inumaki.

Kalian berdua memakan Onigiri itu sampai habis, kau begitu senang karena Onigiri itu begitu lezat.

"Fuwaah,~ aku kenyang.~"

Kau tersenyum sambil meminum air putih yang sudah disediakan sama Inumaki. Saat kau melihat wajah Inumaki, kau tersadar bahwa disekitar mulut dan lidahnya ada sebuah tanda aneh seperti tato.

"Senpai... Itu tanda apa di wajahmu?"

Inumaki yang selesai minum air putih memandang kamu dalam diam, ia menaruh botol minumannya disamping dan segera memandang langit. Lalu tak lama setelah itu, kau mendengar suara pikirannya.

'Aku adalah pengguna Energi Kutukan berupa ucapan. Keluargaku, Inumaki, sudah lama memiliki tradisi ini. Tanda ini berfungsi sebagai segel untuk mengontrol kekuatan Energi Kutukan ucapan keluarga Inumaki. Karena itulah... Alasan kenapa aku selalu mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan Onigiri guna untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.'

Mendengar penjelasan dari pikiran Inumaki, kau mulai mengerti bahwa kenapa Inumaki tak pernah bicara banyak.

"Sou ka... Jadi itu sebabnya kau selalu mengatakan Salmon, Okaka, Sawi, Tuna Mayo, dan lain-lain. Haha, sepertinya aku akan mengingat istilah itu di otakku." Kau tertawa kecil dan tersenyum kepada Inumaki.

Inumaki lalu menutup kembali mulutnya dengan seragam miliknya. Lalu pemuda itu menatap kamu yang sedang melihat lapangan olahraga.

'Inilah kenapa aku tak bisa berinteraksi dengan banyak orang. Apalagi dengan teman-temanku sendiri... Kadang mereka juga sama tidak ngertinya. Aku rasa... Kau adalah orang pertama yang aku ajak bicara panjang lebar gini, meski hanya lewat pikiran aku.'

Kau terkekeh dan mengelus kepala Inumaki dengan lembut, melupakan fakta bahwa ia adalah senpai kamu.

"Hahaha, kau ngomong apaan sih, senpai? Justru karena tidak mengerti itu, mereka akan lebih mengerti sama keadaan kamu. Senpai seenggaknya gak sendirian, Maki-senpai dan Panda-senpai kan teman berharga buat Inumaki-senpai!"

Inumaki terpana mendengar ucapan kamu yang apa adanya. Melihat senyuman kamu yang begitu manis dan tersirat kebahagiaan, Inumaki tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Pemuda itu terhipnotis dengan kecantikan alami milik kamu....

Akhirnya, Inumaki menyetujui ucapan kamu barusan. Ia bahkan juga mengatakan "Salmon" dengan wajah yang begitu antusias.

Kalian begitu senang-senangnya di lapangan olahraga itu sampai....

"WOOOOOOIII! INI TUH LAPANGAN OLAHRAGA! BUKAN TEMPAT AJANG PEDEKATE!"

Wanita berkacamata tadi, Zen'in Maki, berteriak kepada kalian dan otomatis kau pun kabur bersama Inumaki.

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro