KALIS & KARSA; 23

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

jangan lupa sambil dengerin playlistnya ☺️

selamat membaca!
enjoyy

KALIS & KARSA ; 23

"Emang boleh se-ditungguin itu?" celetuk Khai sembari berdeham membuat Kalis melirik malas sahabatnya itu.

Entah sudah yang keberapa kali Kalis mengembuskan napas lelahnya menatap datar pada seseorang di atas panggung yang sedari tadi terus memperhatikannya membuat cewek itu menjadi pusat perhatian dan juga membuat teman-teman panitia lainnya menjadi sedikit sungkan dengan gladi bersih hari ini.

Sedangkan yang ditatap justru membalas dengan menaikan kedua alisnya tak bersalah sembari menggerakan mulutnya tanpa bersuara ia berucap 'Apa?' membuat Kalis semakin berdecak kesal yang sayangnya semakin terlihat menggemaskan di mata Karsa.

Betul sekali, orang itu adalah Arkarsa Jenggala.

Universitas Gamasura menyewa décor dan panggung milik usaha Karsa sehingga cowok itu jadi punya kesempatan bertemu dengan pacar tersayangnya. Padahal mereka bisa bertemu setiap malam tapi Karsa merasa kurang puas rasanya mau karungin Kalis dan bawa ke rumah aja biar bisa ketemu setiap hari.

"Hai, kakak koor acara!" sapa Karsa dengan mengedipkan salah satu matanya membuat panitia cewek spontan tak menahan pekikan mereka.

Kalis menarik ujung rambut Karsa membuat cowok itu mengaduh, "Aduh! Sakit, sayang. Posesif banget," sahut Karsa masih saja menggoda Kalis.

"Hih! Mas, kamu tuh nggak ada kerjaan apa gimana, sih? Ini tempat gladi panitia bukan tongkrongan. Perasaan urusan panggung udah kelar ngapain masih di sini coba?" omel Kalis tiada henti yang disimak Karsa dengan senang hati.

"Kangen," balas Karsa dengan senyum mautnya membuat Kalis mengerutkan keningnya.

"Ini belum ada 24 jam kita ketemu masa udah kangen aja?" sahut Kalis dengan nada mengomel tapi tangannya bergerak merapikan rambut Karsa yang berantakan.

Merasakan usapan lembut dari Kalis di rambutnya membuat Karsa pun akhirnya tak tahan untuk tidak menarik pinggang perempuannya mengikis jarak di antara keduanya. Hal itu sontak mengejutkan Kalis hingga reflek memukul pelan bahu Karsa dengan kedua mata yang melebar kaget.

"Kalau aku bukan pacar yang baik dan nurut sama kamu udah aku tarik kelopak mata mereka yang pada ngelihatin kamu mulu. Mana itu si kriting kacamata segala modus deket-deket kamu lagi," ucap Karsa dengan nada posesif yang seketika membuat Kalis terbahak mendengarnya.

"Jangan ketawa Kalis. Mas lagi cemburu," lanjut Karsa membuat Kalis semakin ingin tertawa tapi cewek itu coba tahan dengan berdeham pelan.

"Jadi, kamu sengaja nungguin aku di sini karena cemburu sama mereka yang lihatin aku?" balas Kalis yang diangguki Karsa seperti anak kecil yang tengah marah mengadu kepada orang tuanya karena ada temannya yang nakal.

Kalis mengukir senyum lembutnya. Cewek itu kemudian melepas kalung yang dipakai Karsa dimana terdapat ukiran bertulis 'Jenggala' di sana sebelum ia pakai di lehernya sendiri dengan senyum manisnya.

"Gini gimana? Biar mereka tahu kalau aku punya kamu," kata Kalis dengan menunjukan kalung Karsa yang dipakainya.

Cowok itu pun meraih bandul kalungnya yang dipakai Kalis sebelum menariknya pelan sehingga membuat jaraknya dengan Kalis semakin dekat sebelum beralih menatap mata perempuannya teduh. "Cantik," ujar Karsa yang entah mengapa memberikan efek kurang baik bagi jantung Kalis yang berdebar lebih cepat dari biasanya serta perutnya yang terasa geli seperti ada kupu-kupu berterbangan di dalam sana.

"You're mine."

"I'm yours."

Setelahnya keduanya melempar senyum satu sama lain sebelum akhirnya mereka memisahkan diri, tapi rupanya keposesifan Karsa tidak sampai di sana. Ketika Kalis berbalik dan akan meninggalkan cowok itu, tiba-tiba saja Karsa menarik kucir rambutnya dan memakai kucir hitam milik Kalis itu di pergelangan tangannya sembari beranjak menuju belakang panggung meninggalkan Kalis yang sudah berdecak kesal.

"ARKARSA JENGGALA AWAS LO YA!" kesal Kalis akhirnya.

Karsa pun hanya melambaikan tangannya dan malah membalas, "I LOVE YOU TOO."

Sahutan Karsa tentunya mengundang siulan godaan dari teman-teman Kalis yang lain membuat cewek itu memutar bola matanya malas meskipun tak dipungkiri bahwa kedua pipinya tengah bersemu merah sekarang begitupun Karsa yang tersenyum lebar dengan perasaan yang membuncah di dada karena dapat menghabiskan waktu dengan Kalis meskipun hanya sebentar.

****

Peluh keringat Kalis membasahi dahi dan lehernya karena entah mengapa hari ini sangat panas. Bahkan kipas portebel yang dibawanya tidak berpengaruh apapun. Ini sudah hari ketiga masa ospek mahasiswa baru dan semua mahasiswa tengah diteduhkan oleh panitia di aula.

Kalis mendapat bagian untuk memantau schedule penutupan nanti dimana ada sumpah mahasiswa dan penampilan dari guest star. Kalis menengok pada jam tangannya yang sudah menunjukan pukul dua siang. Pantas saja matahari sedang terik-teriknya ditambah perut Kalis yang sudah berisik meminta diberi asupan karena ia belum makan siang, tapi untungnya Kalis selalu menyimpan snack di saku almamaternya dan ketika cewek itu akan membuka cookies terakhir yang disimpannya seorang staf yang mengurus panggung tidak sengaja menyenggolnya dengan membawa sound besar membuat cookies malang itu jatuh ke tanah.

Kalis hanya bisa menatap nanar snack kesukaannya itu yang sudah terkena tanah tanpa sadar Karsa yang memperhatikannya sejak tadi dari samping panggung. Cowok itu menghela napas beratnya dan menggelengkan kepala sembari berjalan menghampiri Kalis yang masih meratapi cookies kesukaannya.

Karsa pun menggeggam tangan Kalis dan menariknya untuk menuju backstage yang tentunya mengejutkan pacarnya itu. Melihat Karsa yang seperti tidak ingin dibantah pun akhirnya Kalis hanya menurut terlebih ia harus menghemat tenaga sampai break panitia untuk mendapatkan konsumsi.

Namun, tanpa disangka Karsa mendudukannya pada meja dimana berisi makanan yang disediakan panitia untuk Karsa dan semua crewnya. Tanpa banyak bicara Karsa langsung membuka sekotak nasi lengkap dengan lauk pauknya dan tak lupa membersihkan sendok terlebih dahulu sebelum cowok itu gunakan untuk menyuapi Kalis.

"Mas –"

"Buka mulutnya," sela Karsa dengan menyendokan nasi dan ayam pada mulut Kalis yang perlahan mulai terbuka.

Kalis mengunyah pelan makanan yang disuapi Karsa. Tidak sampai disitu Karsa meraih tisu dan melipatnya sebelum cowok itu gunakan untuk mengelap keringat yang ada di dahi dan leher perempuannya. Dengan telaten Karsa mengurus Kalis bahkan cowok itu meminta salah satu panitia untuk membawakan kipas berukuran besar ke dekat mereka.

Semua perlakuan Karsa hanya Kalis pandangi dalam diam sembari menerima suapan dari cowok itu dan mengunyahnya pelan dengan tatapan yang tak lepas dari paras serius cowok di depannya ini.

Entah mengapa tiba-tiba saja Kalis merasakan matanya memanas dan ujung hidungnya sakit seperti akan menangis. Kalis menarik napasnya untuk menahan air matanya agar tidak luruh di depan Karsa. Kalis takut membuat Karsa semakin khawatir kepadanya.

Namun, siapa sangka Karsa justru berpindah posisi sembari merangkul Kalis. Meskipun wajah Karsa terlihat serius tapi bisa dibilang bahwa cowok itu memiliki kekhawatiran sangat besar bila terjadi sesuatu kepada Kalis terlebih mengingat Kalis yang selalu melupakan kesehatan dirinya sendiri ketika sibuk.

Karsa mengusap bahu Kalis sembari menyuapi pacarnya itu membuat Kalis pun semakin sulit menahan air matanya. "Dah, nangis aja. Mas di sini. Nggak ada yang lihat kamu tapi nangisnya sambil makan, ya, biar nggak sakit," kata Karsa dengan suara lembutnya yang berhasil meluruhkan pertahanan Kalis.

Melihat Kalis yang menangis dalam diam itu membuat hati Karsa sakit. Ia tahu Kalis pasti sangat lelah bahkan Karsa sempat tidak sengaja melihat Kalis selama tiga hari ini sering mendapat amarah dari Ketua Koor Acara dengan alasan yang menurut Karsa tidak masuk akal karena seharusnya seorang ketua sudah hafal dan tahu susunan acara yang sudah ada bukan malah merubah sepihak dan menyalahkan anggotanya.

"Pacarnya Mas Karsa capek, ya." Karsa menepuk kepala Kalis pelan, "Sayangnya Mas hebat banget udah kerja keras tiga hari ini tanpa ngeluh capek sedikit pun. Mas Karsa bangga sama Kalis. Jangan pikirin kata orang lain Kalis udah berhasil dan hebat buat susunan acara sampai hari ini dan sebentar lagi udah ada di puncak acara. Keren banget, pacar gue!" kata Karsa dengan mengacak pelan rambut Kalis dan mengecup kepala Kalis cukup lama.

Rupanya usaha Karsa membuahkan hasil ketika melihat senyum dan tawa kecil Kalis membuat hati Karsa pun kembali menghangat. Demi apa pun Karsa tidak akan membiarkan siapa pun kembali melunturkan senyum cantik yang selalu Karsa jaga kebahagiaannya.

Baginya hidup dan kebahagiaan Kalis adalah segalanya untuk Karsa.

Sampai kapan pun, sampai diujung napasnya sekalipun Karsa akan terus mempertahankan senyum cantik dan tawa bahagia untuk Kalis karena setelah Bunda, Ayah, dan Karna kebahagiaan Kalis juga akan terus Karsa perjuangkan dan pertahankan.

Dan, ospek Universitas Gamasura itu pun kini ada di puncak acara. Semua panitia mundur untuk memastikan keamanan semua mahasiswa baru agar dapat menikmati penampilan band terkenal yang menjadi bintang tamu sekaligus penutup ospek malam ini. Semua berjalan lancar dengan senyum bahagia dan beberapa juga mengabadikan moment dalam kamera agar dapat dikenang suatu saat nanti.

Begitu pun dengan Kalis, cewek itu menerima surat, kado, dan bunga dari banyak mahasiswa baru yang mengagumi serta menghargai kerja kerasnya. Bahkan nama Kalis terus disebut dalam menfess kampus karena keramahannya dan pesonanya selama mengurus acara ospek tiga hari ini.

Setelah eval Kalis dan teman-temannya yang lain pun berfoto bersama dari satu divisi sampai teman-teman baru kenalannya selama menjadi panitia. Tanpa Kalis duga mereka rupanya melihat kerja keras Kalis di sini dan justru mengabaikan Ketua Divisi mereka yang malah membanggakan diri ke orang-orang padahal dirinya hanya terus menyuruh.

Dan, tanpa disadari waktu sudah menunjukan hampir dini hari. Semua panitia dibubarkan dan dipersilahkan untuk pulang ke kediamannya masing-masing. Kalis yang terlihat sibuk memasukan kado-kado ke dalam tas itu pun dikejutkan dengan kehadiran Karsa yang mengambil alih tas milik Kalis untuk cowok itu bawa.

"Banyak banget kadonya. Jadi idaman maba nih sekarang?" kata Karsa dengan melirik Kalis yang terkekeh mendengarnya. "Dikasih kado, dikasih bunga, di confessin juga lagi. Kayaknya aku perlu usaha lebih keras lagi buat jadi romantis supaya pacar ku nggak dicolong maba," ucap Karsa lagi yang kali ini memecahkan tawa Kalis.

"Apa, sih, Mas! Tetap kamu pemenangnya," timpal Kalis dengan senyum manisnya di bawah rembulan malam dan bintang di atas sana.

"Masa?"

Kalis mengangguk mantap, "Serius. Tanya aja mereka yang kasih kado-kado ini," jawab Kalis.

"Emang kamu bilang gimana sama mereka?" tanya Karsa lagi penasaran.

"Aku bilang ke mereka buat makasih juga ke pacar aku soalnya pacar aku yang ajarin aku untuk jadi kakak panitia yang baik, ramah, dan cantik. Gitu," jawab Kalis dengan senyum cantiknya di akhiri kekehan merdunya yang membuat Karsa sempat salah fokus.

Karsa menaruh tangannya di atas kepala Kalis sebelum berucap, "Bagus. Itu baru pacar aku." Dan, setelahnya cowok itu mendaratkan kecupan pada kening Kalis sebelum merangkulnya berjalan menuju mobil hitam yang terparkir rapi di sana.

****

gimana bagian 23 nya?
semoga kalian suka yaa 🫶🏻

jangan lupa bintang sama komennya yaa biar makin seruu!

terima kasih
sekarpipit

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro