Chapter 23: Winter

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebelum operasi dimulai, (Name) menulis surat untuk orangtuanya dan Itsuka. Bisa saja nanti operasinya gagal, (Name) mengucapkan rasa terima kasih dan kesannya pada tiga orang yang sangat ia sayangi.

Air matanya menitik, (Name) membenci hatinya yang jatuh pada pemuda yang sulit digapai. Nyawanya bisa hilang karena sebuah perasaan bodoh tak terbalas.

Ia masih ingin membahagiakan orangtuanya. Memberi rumah mewah dan kenyamanan untuk orangtuanya hidup di hari tua mereka.

Ia juga masih ingin menikmati masa mudanya yang panjang bersama Itsuka. Masuk ke perguruan tinggi yang sama dan menggapai cita-cita bersama.

(Name) juga menulis surat untuk Shouto, isinya tentang perasaannya, kutukan hanahaki, dan operasi. Gadis itu juga membuatkan gingerbread khas musim dingin untuk pemuda itu.

Shouto membuat (Name) tak lagi membenci musim dingin. Tetapi, pemuda itu jugalah yang membuatnya membenci perasaan jatuh cinta.

(Name) berjanji takkan jatuh cinta lagi sepanjang hidupnya.

Cukup sekali saja hidupnya dipertaruhkan seperti ini.

Selesai memasak dan memasukkan kue ke plastik, (Name) mengenakan pakaian tebal dan syal. Ia menanyakan lokasi Shouto sekarang dan untung pemuda itu cepat membalas pesannya.

(Surname)
Hai, selamat musim dingin

(Surname)
Kau di mana sekarang?

Todoroki
Taman dekat sekolah

(Surname)
Oke

(Surname)
Semoga harimu menyenangkan

(Name) sengaja tak memberitahu akan pergi ke tempat Shouto berada sekarang. Biar jadi kejutan.

“Mau ke mana, (Name)-chan? Kita sebentar lagi berangkat ke rumah sakit,” tanya ibu.

“(Name) mau memberi sesuatu untuk Todoroki.”

Wanita itu mengizinkan (Name), sebentar lagi (Name) juga takkan lebih menganggap Shouto dari seorang teman. Ibu sedikit ragu melepas (Name). Tapi ya sudahlah, mungkin putrinya ingin mengungkapkan perasaan tak terbalasnya.

Kini adalah hari terakhir (Name) menyimpan perasaan spesial yang menyakitinya ini. Ia harus mengungkapkan perasaan terpendamnya, bukan?

Jantungnya berdebar, apa yang akan Shouto katakan nanti setelah membaca surat pernyataan cintanya?

Marah? Kaget?

(Name) siap setelah ini Shouto memblokirnya dari kehidupan pemuda itu. Toh nanti ia takkan menyimpan rasa apapun untuk pemuda itu.

Setibanya di taman, suasana sangat ramai. Pohon cemara yang tertutup salju ditanam di sekeliling dan lampu warna-warni menerangi lapangan. Orang-orang berbahagia di musim dingin, mereka berkumpul bersama orang terkasih.

Salju terus turun, menimpa kepala (Name). Gadis itu menolehkan kepalanya ke sana ke mari, kakinya membawa dirinya ke penjuru taman. Mencari kehadiran Shouto.

Akhirnya ia mendapati Shouto sedikit jauh dari keramaian, di sebuah bangku yang terletak di bawah sebuah pohon sakura. Ranting pohon itu tak ditumbuhi apapun.

Di detik melihat Shouto, (Name) menjatuhkan plastik kue dan suratnya. Bersamaan batuknya yang menghebat, menyemburkan banyak darah dan puluhan kelopak mawar biru tua.

Ia melihat Shouto dan Momo berciuman tepat di depan matanya.

Sebelum gadis itu menyatakan perasaannya.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro