24 *Prom Night*

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seminggu telah terlewati, malam ini acara Prom night akan diadakan. Semua siswa kelas XII telah menerima undangan mereka masing-masing. Indri telah mempersiapkan gaun indah yang ia buat sendiri setahun yang lalu. Sementara Audri tak berniat untuk mengikuti pesta itu meski telah berulang kali dibujuk oleh Indri, tetap saja gadis itu tak terlalu suka keramaian.

"Orang nggak mau nggak usa dipaksa!" ucap Hendra memutus perjuangan Indri membujuk Audri.

"Lo diem aja ya pangeran es," tukas Indri,"ayo dong nggak asik deh Audri." pinta Indri kembali.


***

Andre tengah fokus bermain game di hpnya. Berbeda dengan teman sekelasnya laki-laki itu tak terlalu memikirkan acara nanti malam. Lagipula mungkin ia tak akan datang mengingat Audri juga menolak ajakannya untuk datang bersama. Oh iya, Andre dan Audri semakin dekat beberapa hari ini. Sebenarnya Andre yang dengan giat dan gencar mendekati gadis itu. Ada saja alasannya untuk mendekati Audri. Mulai dari kangen bertemu anak-anak di panti yang mengharuskannya mengantar Audri pulang. Lalu meminjam buku perpustakaan untuk bisa melihat gadis itu membaca dan masih banyak lagi. Buaya sumur selalu memiliki cara menggaet perempuan.

"Ndre, gue nanti berangkat bareng lo ya?"

"Gue nggak ikutan cuy, "

" Tumben? Kenapa? "

" Audri nggak ikut. "

" Huh-"

"Eh maksud gue, gue lagi males aja. "

Edon diam tak lagi menanggapi temannya. Dia tahu beberapa hari ini Andre selalu dekat dengan Audri. Ternyata Audri tetap tak menpedulikan ancamannya. Sepertinya dia harus memberi gadis itu sedikit pelajaran.

" Njirr gue kebelet lagi, gue nitip hp bentar ya!" Andre meletakkan hpnya asal lalu segera berlari ke kamar mandi.

Edon yang melihat hp Andre awalnya hanya berdecak, kemudian ia mengambil hp itu. Ternyata benar, temannya sedang gencar mendekati Audri terlihat dari berapa banyak pesan yang Andre kirim pada gadis itu. Niat jahat muncul, Edon mengirimkan sebuah pesan mengatasnamakan dirinya sebagai Andre pada Audri.


Saat sedang fokus belajar, hp Audri tiba-tiba saja berbunyi. Untung, saat itu guru sedang keluar kelas dan hanya memberi tugas untuk mencatat tulisan di papan tulis. Audri mengecek hpnya dan mendapatkan sebuah pesan dari Andre.

Audri nanti malam mau bantu gue nggak? Temen gue lagi adain acara amal buat anak-anak jalanan, nah gue disuruh hibur anak-anak pakai kostum badut. Lo mau nggak temenin gue nanti lo pakai kostum badut terus datang kesana alamatnya Jalan Surya cempaka no 39 Gue harap lo dateng ini buat amal
~Andre

Melihat pesan itu Audri terkejut. Andre benar-benar sudah berubah bahkan ia mau dandan sebagai badut untuk menghibur anak-anak.

Iya aku mau kok

Balas Audri kemudian. Lagipula daripada acara nanti malam lebih baik Audri datang pada acara amal itu, meskipun harus berdandan menjadi badut-pikir gadis itu.

***

Malam indah dihiasi rembulan dan bintang yang terang. Hendra telah bersiap di depan cermin besar di kamarnya. Cermin itu memantulkan sosok laki-laki tampan dengan jas bewarna silver dipadu kaos polo putih dan celana bewarna senada.

Laki-laki itu nampak bak pangeran entah dari kerajaan mana. Setelah dirasa rapi Hendra segera turun dan mengendarai motornya. Hari ini ia sengaja tidak berangkat bersama Indri karena ingin memberi gadis itu sebuah kejutan.

Gedung acara prom night ditata apik sedemikian rupa. Cahaya lampu kerlap-kerlip menerangi ruangan yang ditata dengan dekorasi serba putih, beberapa bunga tertata di vas, dan minuman serta makanan ringan yang tersaji di meja prasmanan. Beberapa siswa sudah berkumpul di lantai dansa sambil melenggak-lenggokkan badan mereka.

Hendra mengedarkan matanya mencari sosok yang ingin ia temui. Lama matanya mencari, akhirnya nampak seorang gadis cantik bergaun mekar bewarna pink, rambut gadis itu dikepang sederhana tak lupa hiasan kepala bak peri makin menambah kesan manis pada dirinya, wajahnya yang imut dipoles make up tipis, dan bibir mungilnya terlihat pink alami. Hati Hendra berdebar, jatuh untuk kesekian kalinya dengan gadis itu. Pada kecantikannya, ketulusannya, kebaikannya, kekanakannya, dan pada tawanya.

Hendra berjalan mendekati gadis itu. Mensejajarkan dirinya di belakang tubuh si gadis. Beberapa perempuan yang melihat mereka hampir membulatkan mulut. Indri dan Hendra bak pangeran dan putri si tuan rumah pesta ini. Mungkin mereka berdua yang akan jadi King and quin prom night malam ini.

"Indri. "

Indri membalikkan tubuhnya. Mulutnya hampir menganga melihat laki-laki bertubuh jakun di depannya. Benarkah yang dia lihat ini. Ini bukan sebuah mimpi pangeran lagi kan.

Hendra tersenyum." Gue tahu gue ganteng tapi nggak usa pakek nafsu lihatnya. "

Indri segera menutup mulutnya."Kepedan lo!" cibir gadis itu.

"Lo cantik Ndri, " suara lembut Hendra membelai telinga Indri.

"Apa? "

"Iya tumben lo cantik, " ucap laki-laki itu kemudian membuat Indri memonyongkan bibirnya.

Tak disangka Andre akhirnya datang ke pesta itu. Meski hanya berpakaian kemeja kotak-kotak dan celana jeans tetap saja ia terlihat tampan nan gagah.

Suasana pesta mulai ramai, alunan musik pun terus berganti mulai dari yang beritme cepat hingga lambat.

Suatu ketika tiba-tiba lampu dimatikan. Gedung itu terlihat gelap, hanya satu lampu yang terang. Yaitu lampu yang menyorot Edon sebagai mc dari acara malam itu.

"Selamat malam teman-teman, saya mewakili osis SMA pelita bangsa berterima kasih kepada kalian yang mau menghadiri acara pada malam hari ini. Sebentar lagi kita semua akan menghadapi ujian kehidupan eh ujian nasional-" canda Edon membuat semua orang di pesta tertawa.

Tak berapa lama Edon kembali melanjutkan bicaranya namun bukan tentang ujian melainkan karena seseorang baru saja tiba.

"Nah tunggu teman-teman sepertinya ada kejutan untuk kita semua, apa osis mengundang seorang badut kemari?"

Para anggota osis dan semua siswa terlihat kebingungan satu sama lain. Mengingat mereka memang tak mengundang badut apapun.

Tiba-tiba saja semua lampu di gedung itu menyala. Terlihat seseorang berkostum badut berdiri bingung diantara mereka. Beberapa siswa langsung tertawa dan yang lainnya masih bingung dengan kehadiran badut itu.

"Loh bukannya itu Audri? " celetuk salah satu siswa yang kebetulan sekelas dengan Audri dan ada di samping badut itu.

Audri menahan air mata yang hampir saja terjatuh dari matanya. Ia tak menyangka Andre akan mengerjainya seperti ini. Sejak awal ia masuk gedung, Audri sudah merasa aneh dan ketika ia masuk hanya gelap yang bisa ia lihat. Sekarang semua orang menatap geli ke arahnya. Suara tawa menggema dari seisi gedung.

"Audri? Sejak kapan profesi lo berubah jadi badut? " ucap Edon dengan mikrofon yang membuat semua orang semakin mentertawai gadis itu.

Audri merasa amat malu. Ia tak menyangka Andre akan dengan tega mengerjainya. Ternyata laki-laki itu tak akan pernah bisa berubah. Audri tak menyangka dirinya akan jadi korban selanjutnya dari Andre. Audri berlari dari gedung itu namun naas kostumnya yang berat membuatnya jatuh beberapa kali. Suara tawa itu terdengar begitu keras di telinganya. Audri tak menyangka dirinya akan dipermalukan seperti ini.

Andre terkejut, ia tak mengerti mengapa Audri mengenakan kostum itu pada pesta seperti ini. Lagipula bukankah Audri berniat tidak datang? Ia tak tega dan tak tahan melihat gadis itu dipermalukan. Sesaat setelah gadis itu keluar dari gedung, Andre langsung menghampiri beberapa siswa yang dengan sengaja mengambil gambar gadis itu ketika terjatuh. Andre ngambil hp mereka dengan paksa dan menghapuskan gambar itu.

"Apaan sih lo?! Balikin hp gue. "

" Lo gila mau ambil gambar cewek itu!"

"Masalah lo apa bro hp gue juga, urusan gue mau ambil gambar dia apa nggak! "bantah laki-laki pemilik hp itu.

Merasa tak terima dengan ucapan laki-laki itu Andre menghunuskan pukulan telak." Bangsat lo!! "

Keributan pun langsung terjadi. Andre mengamuk tak terkendali, ia bahkan memukuli beberapa siswa lain yang memiliki gambar Audri. Acara malam itu menjadi kacau. Indri dan Hendra yang berada di sudut ruangan hanya diam. Mereka tak mengerti dengan kejadian yang baru saja terjadi. Mereka juga merasa iba pada Audri namun kemarahan Andre? Mengapa Andre begitu marah.

Hendra ingin mendekati Andre yang sudah babak belur karena dikeroyok oleh sisiwa yang tak terima ia pukul. Tangan Indri sempat menahan tubuh Hendra namun laki-laki itu melepaskannya. Sementara itu Indri langsung berlari keluar gedung mencoba untuk mengejar Audri yang mungkin belum pergi jauh dari sana.

Hendra mendekati Andre dan menbopong tubuh laki-laki itu. "Lo ngapain? Lo mau pukul gue juga?!" bentak Andre.

"Gue nggak mau pukul lo. Gue temen Audri, gue cuma mau kasih tahu ke lo kalo gue tahu siapa orang yang ngelakuin ini sama Audri."

"Siapa? "

***

Indri mencoba menenangkan Audri. Ia menghapus make up badut di wajah Audri dengan tisu yang ada di dalam tasnya.

"Siapa yang kerjain lo sampek gini?"

Audri masih terisak. "Andre, dia bilang aku harus datang kesini untuk acara amal."

"Andre? Acara amal? Lo nggak tahu alamat pesta prom night kita? "

Audri menggeleng. Ia tak melihat undangan yang osis berikan untuknya.

"Semua akan baik-baik aja tenang aja ya." Indri memeluk gadis itu.

Saat acara akan berakhir Indri dan Hendra mengajak Andre berbicara di dekat gedung. Audri telah pulang setelah dipesankan taksi online oleh Indri.

"Edon? Lo pasti bohongin gue! " ucap Andre tak percaya.

" Buat apa? Gue uda denger semuanya dari Indri. Audri bilang lo uda kirim pesan ke dia buat datang ke acara ini dengan kostum badut, dan lo bilang acara ini acara amal. "

" Apa? acara amal? Gue nggak pernah kirim pesan apapun sama dia. " Andre membantah.

" Tapi Audri sendiri yang terima pesan itu dari lo! " potong Indri.

" Ini semua karena Edon," ucap Hendra kemudian. Indri dan Andre masih tak paham dengan tuduhan Hendra yang terus mengarah ke Edon.

"Tempo hari Audri cerita ke gue kalo Edon benci sama dia, Edon itu dulu kakak angkat Audri tapi Edon nggak pernah mau terima Audri, karena itu Audri milih pergi dan ninggalin keluarga Edon. Dan lo tahu selama ini yang ngerjain Audri adalah Edon, mulai dari peristiwa terkunci di dalam kelas. Audri emang nggak cerita apapun tapi gue yakin pasti Edon pelakunya. "

Andre dan Indri sama-sama menganga tak percaya dengan kebenaran yang baru saja Hendra katakan. Namun jika dipikir lagi maka semua itu ada benarnya. Indri ingat bagaimana ekspresi ketakutan Audri saat pertama kali bertemu dengan Edon.

"Bangsat!!" Andre mengumpat lalu pergi menuju kedalam gedung kembali.

Laki-laki itu tak menyangka sahabatnya sendiri yang menjadikannya umpan untuk membalas dendam.

Andre mendekati Edon dan menonjok wajah laki-laki itu hingga jatuh tersungkur. Tak berhenti sampai disitu Andre terus menyerang Edon dengan membabi buta. Beberapa orang yang ada disana mencoba melerai mereka.

"Lo kenapa? Lo uda gila! " bentak Edon.

" Lo yang gila! Tega banget lo jadiin gue umpan buat lo balas dendam sama Audri!! "

" Maksud lo apa? "

" Jangan munafik lo! " Andre menendang perut Edon hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.

" Mulai detik ini lo bukan temen gue lagi anjing!! " ucap Andre sebelum pergi meninggalkan Edon yang tersungkur di lantai.


***

Part 24 done
Kejar part 25


Duh mami takut kalo Andre marah 🙈

Tanda 😘
Sandramilenia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro