8. Lucas yang Sebenarnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Linden?! Aku yang anak sulungmu di sini, Ayah! Bukan Linden!"

"Namun, Linden terbukti lebih cakap dan cerdas dibanding dirimu! Apa kau tahu, kalau dialah yang berhasil menangkap orang yang telah menipumu itu, hah! Penipu itu bekerja sama dengan Viscount Frederik yang tidak pernah menyukai keluarga kita. Dia juga yang memberitakan transaksi ini ke semua warga demi menjatuhkan nama Foxton. Apa kau menelusuri sampai sejauh itu?"

Lucas mengepalkan kedua tangan di atas pangkuannya. Terdengar gemeletuk gigi yang saling menekan kuat-kuat. Lucas tak suka bila nama adiknya mulai dibawa ke permukaan, bila sedang berbincang dengan ayahnya. Karena pasti yang muncul hanyalah perbandingan dan perbandingan saja.

Usia Linden tiga tahun lebih muda dari Lucas, yakni 22 tahun. Namun, kecerdasan dan kekuatannya melebihi Lucas tiga kali lipat. Linden adalah anak yang disebut-sebut sebagai "terlahir jenius".

Sejak Linden mulai menunjukkan kepintarannya berbicara satu kalimat utuh di usianya yang baru setahun, semenjak itulah hidup Lucas menjadi tidak tenang. Ditambah lagi, Linden bertubuh ideal selayaknya seorang ksatria muda dan berwajah tampan. Kepopuleran Linden setelah pesta remajanya diadakan langsung melesat di kalangan para gadis.

Dewi keberuntungan tidak memberikan hal yang sama pada Lucas selaku kakaknya. Apa yang harus dilakukan Lucas tiga kali lebih keras, dapat dikerjakan oleh Linden dalam sekali percobaan. Ayahnya pun sering membandingkan si sulung dan si bungsu, membuat Lucas memandang cemburu pada sang adik.

Lucas tidak pernah membenci Linden, tetapi ia tidak suka dibandingkan. Namun, memang jurang pemisah di antara mereka berdua cukup lebar. Setelah sama-sama dewasa, Lucas pun merasa bahwa Linden ikut membenci dirinya, sama seperti yang para warga lakukan padanya selama ini.

"Tidak hanya itu," Alfred Foxton melanjutkan, setelah ia memperhatikan putranya tidak membalas komentar apa pun lagi. "aku akan memotong jatah finansialmu, sebagai bentuk tanggung jawab atas kecerobohanmu ini. Kau mengerti, Lucas?"

Lucas tetap membisu. Alfred memandangi putranya yang terus menunduk. Beliau mengembuskan napas  perlahan supaya emosinya teredam, lalu berkata, "Kau boleh pergi sekarang."

***

Fiona sedang berusaha bersembunyi di balik guci setinggi ukuran tubuhnya, ketika salah satu daun pintu ruang kerja terbuka. Lucas menghempaskannya, membuat gadis itu terkejut. Ia lupa kalau harus segera bersembunyi agar tidak ketahuan menguping. Namun, terlambat. Lucas terlanjur melihat Fiona yang masih tampak setengah badan.

Meski begitu, Lucas diam saja. Ia memandang ke arah Fiona dengan tatapan nanar, seakan air mata hendak tumpah dari pelupuk mata. Kemudian, pemuda gemuk itu membuang muka ke arah yang berlawanan dan pergi.

Fiona diam-diam mengikuti. Firasatnya tidak begitu baik mengenai majikannya itu. Sepanjang koridor, terdengar suara entakan marah dari sepatu Lucas yang beradu pada lantai marmer. Kemudian, dari ujung koridor, terlihat seseorang yang dikawal oleh dua prajurit di belakangnya.

Sosok yang begitu tampan, seperti pinang dibelah dua dengan Lucas, kalau saja ia tidak gemuk. Sosok itu mengenakan pakaian zirah, sembari menenteng helmnya sebelah tangan. Bila Lucas berambut perak mirip sang ayah, maka adiknya ini memiliki rambut berwarna kuning keemasan, menurun dari ibunya. Tubuhnya tampak begitu gagah.

Fiona cepat-cepat menepi, guna memberi jalan. Lucas pun berhenti, seolah ingin membiarkannya lewat terlebih dahulu. "Linden," sapa Lucas lirih sembari menyunggingkan senyum.

Sang adik menatap kedua mata Lucas sejenak sambil terus berjalan. Namun, saat jarak mereka sudah berdekatan, Linden membuang pandangan. Ia terus berjalan lurus melewati Lucas tanpa menoleh sedikit pun. Linden juga melewati Fiona yang berada tak jauh di belakang Lucas berdiri. Seolah, Linden tidak menganggap kakaknya ada.

Lucas menatap punggung Linden yang makin menjauh. Senyum itu memudar dari wajahnya. Pemuda itu pun berbalik, pergi ke arah yang berlawanan dari adiknya. Kali ini dengan air mata yang mulai menetes satu dua, yang langsung diseka oleh punggung tangannya yang gemuk. Namun, Fiona terlanjur melihatnya.

Lucas berjalan cepat, turun ke lantai satu. Lalu, ia menyusuri koridor sayap timur. Fiona tahu, ini ke arah dapur. Tapi, untuk apa Lucas ke sana? tanya gadis itu dalam hati.

Sesampainya di tujuan, Lucas merambah ke seluruh penjuru, hingga pelayan-pelayan yang tengah menyiapkan makan siang merasa terusik. Namun, Lucas tampak tak peduli. Ia memeriksa isi lemari makanan di sudut ruangan, lalu mengeluarkan banyak sekali lembaran roti dan potongan daging yang telah dikeringkan.

"Tuan Muda, apa yang Anda lakukan! Ini persediaan makan sampai malam nanti! Jangan!" Koki utama langsung mencegah tindakan Lucas. Namun, Lucas menepis tangan sang koki tanpa melihat. Ia terus mengeluarkan persediaan makanan yang ada dan membawanya ke meja panjang di tengah ruangan. Lucas duduk di bangku dan ... melahap semuanya.

Seolah tak pernah makan berhari-hari, mulut Lucas selalu menyambut apa yang ada dalam suapan tangannya. Satu roti, dua, tiga ... semuanya langsung lenyap begitu saja tanpa sisa. Mulutnya terus berbunyi krauk-krauk nyam-nyam, tanpa merasa malu kalau para pelayan di sekitar memperhatikannya. Ada yang memandang geli, ada juga yang iba. Fiona tak ikut masuk ke dapur. Ia hanya mengintip dari balik pilar. Fiona tak mengerti sama sekali. Adegan ini tidak ada dalam cerita yang asli.

"Fiona, sedang apa kau?" 

Fiona terlonjak dan langsung menoleh ke belakang. Tampak Brie si kepala pelayan menepuk pundaknya. Wanita tua itu ikut mengintip apa yang sedang dilihat oleh bawahannya. Tak lama, beliau geleng-geleng sambil mengembus napas panjang. 

"Kasihan sekali, Tuan Muda. Pasti tadi Tuan Besar mengomel padanya lagi," ujar Brie. Wanita itu memperbaiki letak kaca mata yang bertengger di hidungnya sejenak, sebelum masuk ke dapur. Ia berdiri di belakang majikannya, dan menghentikan tangan yang sedang menyuap.

"Tuan ... ayo, ke kamar. Sudah cukup ... ," interupsi Brie. Lucas menoleh ke arah sang pelayan.. Tatapannya memelas seraya berkata, "Aku lapar ... ."

"Nanti akan kubuatkan makanan yang lezat. Sekarang, Tuan ke kamar dulu, ya." Brie terus membujuk, hingga akhirnya Lucas menurut. Mereka berdua pun pergi naik ke lantai tiga, lokasi di mana kamar Lucas berada. Para pelayan dapur pun membereskan sisa-sisa makanan Lucas tanpa berkomentar apa-apa, seolah tadi itu adalah hal yang biasa terjadi. Kenyataan yang tak pernah Fiona sangka memukul hatinya.

Inikah Lucas yang sebenarnya? Yang selalu punya pikiran jahat pada hubungan Renata dan Collin, yang dibenci oleh warga karena gemuk dan dianggap tak berguna ... ternyata adalah seseorang yang mudah rapuh kalau sedang tertekan?

Fiona pikir, ketika ia telah berhasil menamatkan bacaan "Lady Renata", ia dapat mengetahui semua jalan cerita di dalamnya. Fiona merasa telah mengenal seluruh karakter dalam webtoon favoritnya itu. Fiona mendukung hubungan Renata dan Collin, lalu membenci keberadaan Lucas, seperti para pembaca lainnya. Kini, ia telah masuk ke dalam dunia komik daring yang disukainya dan dihadapkan oleh fakta yang tak terungkap.

Mungkinkah, yang kuketahui hanya permukaannya saja? Bisa jadi, semua yang ada di sini terinspirasi dari "Lady Renata", tetapi sebenarnya merupakan satu dunia yang sama sekali berbeda?

Kalau begitu ... kenapa aku bisa terlempar ke dunia ini?

"Fiona!" Brie kembali hadir ke hadapan Fiona yang masih berada di koridor lantai satu. "Tuan Muda memintamu untuk datang ke kamar. Katanya, kau belum membersihkan ruangannya. Apa benar?"

"Eh? Tadi sudah kubersihkan ... ," sahut Fiona heran. Brie mengibaskan tangan. "Mungkin ada yang terlewat. Ya sudah, kau ke sana lagi saja."

Perasaan Fiona mendadak jadi tidak enak. Kalau tadi Lucas bisa lari ke makanan karena stres, sekarang untuk apa dia memanggil Fiona, kalau bukan untuk pelampiasan lagi?

Tak lama, Fiona tiba di kamar majikannya. Tangannya langsung ditarik paksa oleh Lucas saat gadis itu baru saja selesai menutup pintu. 

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby dengan harga hanya Rp. 1000/bab! Di sana sudah TAMAT + 1 Extra ch yang tidak ada di Wattpad! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro