Day 2 : water problem [1]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perlahan matahari mulai menaiki singgah sananya, pagi ini terasa dingin akibat selesai di hujani oleh air yang turun dari langit dan menyisakan tetes-tetes embun pada dedaunan.

Salah satu penghuni rumah keluarga gaje turun dari kasur nya dengan mata yang belum terbuka. Ia merentangkan tubuhnya seperti yang biasa di lakukan saat bangun tidur, orang itu lalu beranjak pergi dari kamarnya menuju kamar mandi. Di depan kamar mandi, terlihat seorang anggota keluarga gaje lain yang sedari tadi menghidupkan lalu mematikan keran kamar mandi yang tidak mengeluarkan air.

"Kenapa kak?" Tanya Myong sambil menenteng handuknya.

"Airnya gak mau keluar nih." Kak Celia berulang kali menghidupkan keran air tetapi hasilnya tetap sama, air tidak mau keluar dari keran.

Satu mahluk gaje muncul di belakang Celia dan myong seperti hantu, "airnya gak mau jalan ya?" Tanya mahluk gaje yang tidak lain adalah Rui itu. Kak Celia mengangguk memberi Jawaban ya, Rui kemudian memanggil anggota keluarga gaje yang lain. Suruh ngumpul depan kamar mandi hanya untuk memberi tahukan bahwa pagi ini mereka tidak bisa mandi di akibatkan keran air yang rusak.

Sebagai satu-satunya anak laki yang paling tua di keluarga gaje, kak Drake pun langsung turun tangan untuk memperbaiki masalah keran air ini.

"Gimana bang?" Tanya mami Tiara.

"Sepertinya keran air ini lagi 'dapet', makanya dia ngambek jadi nggak mau ngeluarin air," kata kak Drake mengaitkan permasalahan yang terjadi dengan cewek pms.

"Jangan becanda bang," tegur azy ketus. Maklum, pagi-pagi gini waktunya azy buat macan mode on.

"Hehe sorry-sorry, keran nya baik-baik aja kok, paling-paling saluran air nya yang rusak."

"Terus..." Keisha menjeda kalimatnya, "...kita nggak bisa mandi dong." Susana menjadi hening seketika.

PRANG

GUBYAR

BRUK

BEDEBUM

kaget, mereka sontak berbondong-bondong keluar dari kamar mandi untuk melihat hal yang mengakibatkan suara berisik tadi. Rupanya suara itu berasal dari dapur, tepatnya berasal dari Najmi yang ngambil panci buat rebus saudaranya sendiri yaitu mie goreng rasa kulit sapi. Saat ngambil panci di rak piring, najmi tanpa sengaja kepeleset sehingga membuat panci yang ia ambil mendarat mulus di dahinya sendiri.

Para anggota keluarga gaje memilih mengabaikan peristiwa tersebut dan kembali ke kamar mandi, masalah air ini jelas lebih penting di banding masalah yang mengakibatkan dahi Najmi benjol.

Back to masak mie.

Najmi yang dahinya udah di pasangin hansaplas berbentuk silang itu melanjutkan kegiatannya merebus Indomie. Keran di wastafel di hidupkan, sama seperti keran di kamar mandi, keran di wastafel dapur juga tidak mau mengeluarkan air barang setetes pun.

"Air nggak mau jalan naj, siang ini katanya tukang ledeng bakal datang buat baikin, untuk sementara kita nggak bisa ngejalanin kegiatan yang berhubungan dengan air."

Entah sejak kapan Nabil sudah berada di belakang Najmi, membuka kulkas dan mengambil sekotak susu coklat kemudian beranjak pergi dari ruang dapur. Mendengar itu, Najmi jadi Pundung di pojokan gara-gara Gagal masak Mie. Tidak ada pilihan lain, Najmi pun memilih memakan mie nya secara langsung tanpa di rebus terlebih dahulu. Nggak ada air buat masak mie, mie kering pun jadi.
.

.

.
Seluruh anggota keluarga gaje menggunakan parfum mereka masing-masing, hal ini di lakukan untuk membuat tubuh mereka harum akibat tidak dapat mandi. Karena parfum yang di gunakan berbeda-beda, jadilah ruangan tempat mereka berada sekarang yaitu ruang nonton menjadi harum dengan wangi yang berbeda-beda.

Masalah air ini tentu memberi dampak negatif bagi mereka. selain tidak bisa mandi, mereka juga tidak bisa memasak serta mencuci baju yang sudah bertumpuk layaknya gunung Everest. Setidaknya dari masalah air ini juga terdapat sisi positif nya, yaitu azy jadi nggak bisa ngepel lantai sehingga anggota keluarga gaje lain terbebas dari tragedi terpeleset dan saling menimpa seperti hari-hari biasanya.

Orang yang biasanya membuat lantai menjadi sangat licin itu kini memandang akuarium berisi ikan hias yang tengah berenang-renang. Azy lalu berhenti menatap akuarium yang ukurannya lumayan besar itu dan naik ke atas tempat akuarium tersebut di letakkan.

"Weh jangan nyebur nyai, ntar ikan nya pada mati!" Falisha berusaha mengehentikan azy yang sudah hampir memasukkan kakinya ke dalam akuarium.

"Lepasin woy, w gerah nih pengen berenang!"

"Ya nggak di akuarium juga kali!" Falisha masih berusaha menahan azy meski mukanya udah kena pukul beberapa kali oleh ekor berbulu milik nyai. Akibat kehilangan keseimbangan dari tempat nya berdiri, azy malah jatuh dan menimpa tubuh Falisha yang ada di belakangnya.

"Dari pada gabut gajelas gini, mending kita berenang," ide kak Celia.

"Boleh, mau berenang di mana? Water park? Kolam renang umum? Pantai?" Ucap kak Drake.

"Ada deh, yang penting kalian siap-siap aja dulu." Kak Celia bangun dan beranjak dari sofa ke kamar nya. Yang lain juga pergi ke kamar masing-masing di ikuti azy yang sudah bangkit dan pergi ke kamarnya sambil menyeret Falisha yang masih tak sadarkan diri.

Setelah selesai, mereka semua langsung otw masuk mobil dengan Celia sebagai pengemudinya dan mami tiara duduk di sebelah bangku pengemudi, Kini mereka dalam perjalanan ke suatu tempat untuk berenang. Ya kali buat nyari kitab suci.

Selama 20 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang di maksud Celia yang tidak lain adalah sungai. Sungai yang jelas-jelas dalam ini lumayan luas dengan sisi seberang sungai di penuhi oleh rumah kayu milik warga yang di buat sejajar, Terdapat tempat Titian dari setiap rumah menuju ke arah sungai serta tidak lupa juga terdapat jamban yang pastinya kalian udah tau fungsi nya buat apa.

"Kita berenang di sini," ujar kak Celia yang sudah berdiri di atas papan Titian. Yang lain minus kak Celia malah diam mematung, awalnya mereka berpikir Celia akan mengajak mereka berenang di air terjun, Eh taunya malah di sungai. Gagal sudah rencana Najmi, Nabil, dan kak Drake buat melihat bidadari asli.

"di sini ramai juga," celetuk Rui yang melihat beberapa mobil serta motor yang di parkirkan agak jauh dari sungai. Benar saja, sungai itu banyak di datangi oleh keluarga gaje lain yang tujuannya sama seperti mereka yaitu berenang.

Skip waktu berenang.

Keluarga gaje sudah sampai di rumah saat jam tangan yang di pakai Keisha sudah menunjukkan pukul 11:47 siang. Sebentar lagi tukang ledeng yang di panggil mami Tiara akan datang dan memperbaiki masalah saluran air mereka. Selagi menunggu, mereka melihat-lihat foto yang diambil sewaktu berenang di sungai tadi. Tampak foto-foto pada kamera digital yang di bawa oleh Nabil menunjukkan gambar-gambar seperti Keisha yang berenang gaya lumba-lumba di temani kak Drake, Najmi yang mau nyebur dari atas dahan pohon, myong yang menaiki perahu karet dengan kepala unicorn bersama Rui, Falisha yang berenang dengan pelampung bermotif kulit sapi, mami Tiara dan kak Celia yang duduk di tepi Titian sungai, azy yang lagi gendong anak buaya, serta Masih banyak lagi foto-foto yang di ambil oleh Nabil sampai-sampai memori kameranya penuh cuman buat gambar mereka di sungai.

Sudah dua jam berlalu tetapi tukang ledeng yang di panggil belum juga datang. Mami Tiara sampai bolak-balik telpon si tukang ledeng sampai Mami Tiara mendapat jawaban tak terduga.

'Pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan, segera isi pulsa anda di...'

Mami Tiara hampir melempar handphone nya sendiri tetapi tidak jadi karena sayang.

"Kenapa gak pake telpon rumah aja," kata Myong yang lagi tiduran di sofa sambil nonton berita di tv.

'terjadi masalah di kantor PDAM,' Tampak berita menampilkan keadaan kantor PDAM yang di penuhi oleh wartawan. Myong mengeraskan volume suara agar yang lain dapat mendengar berita penting tersebut, 'di karenakan masalah yang terjadi, rumah-rumah yang menggunakan air yang bersumber dari air PDAM tidak akan di aliri oleh air hingga masalah ini dapat di tangani oleh pihak yang bersangkutan'

Myong langsung mematikan televisinya. Seluruh anggota keluarga gaje tampak tidak percaya pada apa yang baru saja mereka dengar, gagang telpon yang di pegang mami Tiara terlepas dari genggaman tangannya, suara 'defeat' terdengar dari handphone Keisha, Falisha memanfaatkan keadaan untuk mengambil nuget pisang dari tangan azy, kak Celia menghentikan permainan FNAF nya, Najmi menutup mulut Nabil yang menganga lebar, juga mesin penyedot debu yang di pegang Rui masih menyala dan menghisap debu-debu serta kertas tugas milik kak Drake.

Suasana benar-benar hening hingga teriakan menggelegar terdengar seantero komplek, "HUAPA!?! JADI TIDAK AKAN ADA AIR DARI PDAM!!!!" Teriak seluruh penghuni rumah keluarga gaje yang berhasil menerbangkan puluhan burung yang bertengger di atap rumah.





























---------------o0o---------------

Belum sampai di pertengahan chapter, udah muncul aja masalah nya :v

Dapatkah orang-orang gaje ini bertahan dari situasi absurd ini?

Dan apakah yang akan mereka lakukan untuk menangani masalah ini?

Baca kelanjutannya di chapter depan😉

Jangan lupa untuk menekan tombol bintang ⭐ serta memberikan komentar 💬

See you on the next chap💕

Ini pisang untuk kalian
🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌

-azy the cat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro