14. Kencan, Muncul Kenangan yang Tidak Pernah Bosan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SAMBIL menungguku Mika datang menjemput, Kayron duduk di sofa ruang tamu sambil mempersiapkan bahan untuk rapat OSIS. Saking asiknya ia dengan itu bahkan tak menyadari kalau kakak perempuannya duduk disampinnya.

"Jadi teman kamu itu kapan datang," kata Tyas membuat Kayron terjingkat.

"Nanti sore aja Mbak," kata Kayron ketus.

Tyas pun beranjak pergi meninggalkan ruang tamu dengan perasaan kecewa.

Ponsel Kayron bergetar karena pesan masuk dari Mika.

From : Nyet-nyet
[Depan gang.]

Kayron langsung merapikan bahan untuk rapat, memasukkan kedalam tas ranselnya lalu berteriak, "Bunda Kay ke sekolah dulu."

"Iyaa," sahut Etik. "Pukul lima sudah harus di rumah."

"Jangan lupa ajak teman kamu itu!" tambah Tyas.

Suara pintu rumah tertutup dari luar.

Kayron langsung menuju ke depan gang untuk menemui Mika. Awalnya ia tampak asing dari kejauhan terlihat ada yang berbeda dari penampilan Mika yang sudah berdiri di samping mobil hitam.

Mika mengenakan kemeja biru dengan celana berwarna putih. Hadset terpasang di teliga kiri terhubung pada iPod yang dipegangnya bersama ponsel.

"Ehmm," gumam Kayron.

Saat itu Mika sibuk dengan ponselnya. Begitu mendengar suara Kayron, ia langsung mengalihkan menatap Kayron.

"Di mana sepeda motor kamu?" tanya Kayron, walaupun sebenarnya dalam hatinya menebak kalau kali ini Mika mengendarai mobil.

Mika menunjuk ke arah mobil hitam itu dengan matanya. Mengisyaratkan bahwa kali ini ia membawa mobil.

"Tumben?" Kayron mengernyit. "Tapi sebentar... kalau kamu tampil seperti ini nanti malah digoda sama mbak Tyas."

"Memang ada yang salah?"

"Eh, tidak sih. Tapi..."

"Lebih tampan ya aku kali ini?" kata Mika sambil tersenyum percaya diri.

"Kamu itu mau latihan basket atau mau jalan-jalan ke mall, sih?" Kayron mulai salah tingkah memandang senyum Mika. "Sudah ah... yuk pergi."

***

WALAUPUN matahari bersinar terang di langit namun tidak meyurutkan semangat siswa-siswa SMA Kalikuning Selatan untuk datang ke sekolah bukan hanya sekadar kumpul ataupun melakukan kegiatan. Di satu sisi ada latihan gabungan tim basket antara SMA Kalikuning Selatan dan SMA Bhakti Timur. Sekolah tampak cukup ramai di sekitar lapangan untuk menonton.

Mobil Mika terparkir di parkiran mobil guru yang lengang. Kayron mencari kesempatan untuk turun karena ia tak mau kepergok turun dari mobil Mika.

"Tadi kenapa loundry-nya tidak kamu bawa pulang saja jadikan tidak usah bawa mobil begini?"

"Nanti kamu bawel kalau aku telat."

"Hmm." Kayron langsung turun dari mobil tanpa permisi sampai lupa dengan tas ranselnya yang masih di dalam mobil.

Kayron sudah menghilang dari pandangan Mika baru menyadari kalau Kayron melupakan tas ranselnya. Mika langsung menyambar tasnya begitu pula tas Kayron di jok tengah.

Di koridor yang lumayan ramai Mika berjalan di tengahnya membawa dua tas menuju ruang OSIS. Saat tiba di depan pintu ruang OSIS Mika celingukan karena tidak melihat Kayron di dalam. Mita yang saat itu menyadari kehadiran Mika langsung menghampiri.

"Eh, ada cowok ganteng. Maksud gua Mika. Eh... ada apa Mik?" tanya Mita menggusap tengkuknya karena malu.

Mika tersenyum. "Ini tasnya Kayron tadi tertinggal di mobil gua."

"Haduh baik banget, tapi Kayron belum masuk ruang OSIS." Tapi kemudian Mita tahu di ujung koridor melihat Kayron sedang berjalan mendekat dengan tergesah-gesah. "Lah tuh orangnya."

"Nyet, kamu cepet banget sudah di sini," kata Kayron terengah kesal. "Tadi aku ke parkiran tapi mobil kamu kosong, tahunya di sini.

"Nih." Mika mengulurkan tas ransel kepada Kayron. "Lain kali itu diperiksa dulu barang bawaanya baru keluar." Ia mencondongkan tubuhnya lalu mengacak rambut Kayron kemudian berjalan hilir mudik.

Kayron langsung melotot saat menyadari Mita tepat di sampingnya. Keringat dingin langsung bermunculan di kening Kayron. Hatinya bergemetar ketika melihat ekspresi Mita yang mengernyit.

"Mit, lo tidak berpikiran aneh-aneh kan?" tanya Kayron ragu.

"Lo waktu itu tidak mau ketemu Mika ternyata..."

"Kenapa?" Hatinya langsung berdetak kencang. Dalam hatinya muncul ketakutan kalau Mita sudah tahu atas hubungannya dengan Mika.

"Lo sekarang malah nebeng dia." Mita langsung masuk ke dalam ruang OSIS.

Sedangkan Kayron mengusap dadanya dengan penuh kelegaan. Menyeka keringat dingin dikening. Sambil hatinya bergumam, Aman.

***

RAPAT OSIS sudah selesai namun latihan basket masih berlangsung. Kayron menunggu dengan terpaksa harus ikut menonton dengan duduk di kursi taman di pinggir lapangan sambil melihat Mika yang sesekali memasukkan bola ke dalam ring.

Walapun Mika asik bermain basket tapi ia tahu ada Kayron yang menunggunya. Tak jarang ia memperhatikan Kayron sejenak sambil tersenyum untuk menambah semangatnya dalam bermain. Akan tetapi Kayron tak ingin tatapannya bertemu dengan Mika jadi dia melampiaskan dengan bermain permainan di ponselnya.

Saking asiknya dengan ponselnya ia bahakan tak menyadari kalau Mika sudah selesai bermain basket dan berdiri di sampingnya.

"Kay?" kata Mika.

Kayron langsung mengulurkan botol air minum kemasan kepada Mika. Botol itu langsung diraih namun bukan Mika yang mengabilnya.

"Sebentar lagi pukul lima aku mau mandi dulu, tak apa menunggu lagi?"

"Sudah diminum airnya?" tanya Kayron namun tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Namun Mika terdiam. Kayron langsung mendongak dan air tersebut diminum oleh Reno sampai habis yang berdiri di samping Mika.

"Loh, Reno kenapa lo minum? Itukan untuk Mika."

"Nih." Reno mengulurkan botol kosong kepada Kayron dan Kayron meraihnya. "Terimakasih, Mik gua ke Basecamp dulu yah." Dan langsung ngicir pergi.

"RENO!" Kayron langsung meleparkan botol itu ke Reno namun belum sampai kena botol tersebut sudah jatuh ke tanah.

"Sudah tak apa aku sudah minum tadi, terimakasih sudah dibawakan minum."

"Itu sisa acara malam kesenian waktu itu," jawab Kayron menggedong tas ranselnya. "Yasudah aku tunggu di..."

"Jangan di basecamp!" potong Mika.

"Kenapa?"

"Eh... banyak cowok-cowok telanjang dada di sana, nanti kamu malah suka salah satunya lagi."

Kayron terbungkam otaknya berusaha mencerna apa yang dikatakan Mika kepadanya. Walaupun sebenarnya biasa saja.

"Aku mandi yah." Mika langsung pergi.

"Eh, Nyet! Maksud kamu apa bilang begitu tadi?" teriak Kayron saat otaknya berhasil mencerna yang dikatakan Mika tadi.

Mika berjalan menjauh sambil menahan tawa mendengar teriakan protes dari Kayron yang menurutnya lucu.

***

MOBIL berwarna hitam terparkir di halaman rumah dengan tulisan KETUA RT di depan pagarnya. Mika melepas sabuk pengaman namun Kayron masih terdiam di tempat. Hati Kayron merasa was-was untuk kedua kalinya saat tadi di depan ruang OSIS.

"Kenapa?" tanya Mika penasaran karena selama perjalanan Kayron hanya terdiam tidak berbicara sama sekali.

"Apa iya kita bilang sekarang mengenai hubungan kita?" Kayron mulai gemetar.

"Kalau kamu siap ya tak apa," jawab Mika.

"Kamu siap apa tidak?" tanya Kayron kembali. "Aku masih belum yakin. Rasa takut kalau orangtuaku nantinya akan lebih marah jauh dari ekspetasi. Tadi saja saat kamu menggodaku di depan ruang OSIS aku sudah ketakutan banget kalau Mita berpikiran aneh-aneh."

"Hmm, jadi begitu yah." Mika terdiam sejenak memandang ke arah luar mobil. "Jika di sekolah kita tidak usah ketemu bagaimana? Biar aman saja yang lain juga tidak curiga?"

Kayron memanyunkan bibirnya.

"Jangan begitu Kay aku juga bingung kalau kamu seperti ini."

Kayron terdiam sejenak. Menelan ludah berusaha memperkuat tekad dan akhirnya berkata, "Kita berhenti saja lah?"

"Maksud kamu?" Mika sedikit menaikkan nada bicaranya. "Sejak awal aku juga merasa kalau kamu masih ragu dengan semua ini, padahal aku sudah berusaha membuktikan segalanya kalau aku benar-benar suka sama kamu. Tapi..."

"Bingung aku, Mika. Aku tidak punya alasan untuk tidak menyukaimu. Maaf?" kata Kayron menyesal.

"Terus kamu mau bagaimana?" tanya Mika sekarang lebih serius. Sambil menanti kepastian dari Kayron berharap semua masih berjalan.

"Yasudah jangan bilang sekarang, kurasa butuh mental lebih baik lagi." Kayron mengembuskan nafas berat. Walaupun dalam hatinya ada rasa was-was yang terus menghantui.

Mika pun turun dari mobil diikuti Kayron yang buru-buru melepas sabuk pengaman lalu ikut turun. Menuju ke pintu rumah dengan hati berdebar.

***

JAM tangan Kayron menginformasikan pukul 19.05, ia dan Mika duduk di kursi taman kota di sekitar jalan Bandaran. Mika sibuk dengan ponselnya tetapi Kayron hanya memandang ke segala arah taman kota yang lumayan sepi.

Pikirannya masih tertuju pada meja makan tadi. Berkumpul besama keluarga dan Mika ikut serta di sana. Awalnya sempat deg-degan namun melihat sikap Mika yang pembawaannya santai membuatnya sedikit tenang. Apa yang ditakutkannya juga tidak terjadi saat itu, karena orangtuanya suka dengan sikap Mika yang santun dan ramah dalam berkata dan berbuat menjawab seambrek pertanyaan dari Kuncoro.

Suasana taman kota yang sepi membuat Kayron mulai bosan karena tidak banyak orang berlalu lalang, hanya ada beberapa namun sedikit jauh dari posisinya duduk bersama Mika.

"Nyet, mau sampai kapan kita di sini?" tanya Kayron bosan.

"Bentar, lagipula kenapa buru-buru? Acaranya masih lama."

"Inget kata Bunda tadi, sebelum pukul sepuluh aku harus sudah di rumah."

"Iya," jawab Mika singkat.

"Taman kota di jalan Bandaran ini bagus juga ya, aku lebih sering yang di jalan Bandung. Kamu pernah ke sana? Kapan-kapan ke sana yuk! Eh... tapi kapan yah? Sebentar lagi aku sibuk OSIS."

"Kayron maaf. Sebentar saja aku lagi sibuk."

"Iya deh," kata Kayron pasrah. "Ngomong-ngomong ini kencan pertama kita loh."

Mika hanya mengagguk, namun ia masih belum selesai dengan ponselnya. Karena ada sesuatu yang penting mengenai kelas 11-IPS-2.

"Nyet? Sibuk ponsel melulu," protes Kayron.

"Bentar ini urusan kelas, kalau selesai nanti kita langsung ke MMY. Sabar!" Mika memandang Kayron sejenak lalu kembali mengetik sesuatu di ponselnya. "Kalau kamu mau jajan silakan beli saja." Mika mengeluarkan selembar uang kertas berwarna biru dari saku jaketnya. "Di dekat air mancur ada banyak kios makanan dan minuman. Aku tunggu di sini."

Karena terlalu bosan Kayron mengambil uang lertas tersebut dari tangan Mika lalu beranjak pergi. "Aku ke sana dulu."

Mika mengaggukan kepala. "Maaf."

Kencan sama Mika tuh tidak asik, dianggurin mulu, batin Kayron.

***

JALAN raya di sekitar gedung MMY sengaja diblokade karena pengunjung begitu membeludak dan banyak sekali yang antusias mengikuti acara SEPTEMBER MUSIC, pentas produksi MMY Music School. Panggung setinggi satu meter menjadi pusat pandangan seluruh pengunjung. Beberapa tenda-tenda kecil berbaris rapi di trotoar di seberang jalan

Mika memarkirkan mobilnya di dekat SMA Kalikuning Selatan karena tempat parkir yang di sediakan panitia sudah penuh. Sehingga perlu perjalan kaki untuk menuju keramaian. Saat tiba di lokasi ia bersama Kayron langsung menuju ke tempat VIP, di sana disediakan kursi untuk orang yang memiliki kartu undangan. Terkhusus Mika yang sudah bergabung dengan MMY jadi dibebaskan sedangkan Kayron harus menunjukan kartu undangan.

Mereka pun duduk berdampingan, saat itu yang sedang tampil di atas panggung adalah sebagian anggota dari d'UNOs Dinda, Reyhan dan Galeh. Tepuk tangan membahana setelah penampilan itu berakhir mereka turun dan digantikan oleh Farid yang memegang pelantang menyapa para pengunjung.

"Selamat malam semua!" kata Farid. Pengunjung pun banyak yang berantusias membalas sapaan darinya.

"Saya di sini selaku pembawa acara..."

Dinda, Rayhan dan Galeh ikut bergabung dengan Mika dan Kayron. Mereka semua saking asiknya hampir melupakan Farid di atas panggung yang berusaha menghidupkan suasana.

"Saya akan memanggil satu teman kita semua yang menjadi perbincangan di kolom komentar Instagram MMY Music School." Farid terus saja berbicara di depan pelantang. "Banyak yang bertanya apakah teman kita bernama Mika tampil dalam acara ini. Ya, memang dia tidak mendaftar untuk acara ini. Namun secara ekslusif saya akan memanggil saudara Mika untuk berdiri di atas panggung. Dan dia sedang duduk di kursi VIP."

"Loh? Gua kan tidak daftar kenapa harus naik ke atas panggung," protes Mika kepada Farid. Namun Galeh sudah menyeret Mika untuk naik ke atas panggung. Sedangkan Kayron merasa bahagia akhirnya Mika berdiri di atas panggung.

Teriakan penoton pun histeris terutama yang perempuan. Ketika Mika mengijakkan kaki di atas panggung.

"Bagaimana?" tanya Farid kepada pengunjung. "Apakah kalian setuju kalau Mika di sini membawakan satu lagu."

"Setuju!" Penonton kembali hiteris sumringah.

Farid menyerahkan pelantang kepada Mika dan Mika langsung meraihnya. Sedikit ragu mendekatkan ke mulutnya untuk berbicara.

"Saya di sini tidak tahu harus menyayikan lagu apa? Tapi seketika terlintas di benak saya, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang spesial saya. Kami seminggu ini telah resmi jadian..."

Ahhh, penonton lagi-lagi histeris. Kecewa dan pasrah karena Mika telah memilih salah satu dari banyak perempuan yang menghafapkan mendapatkan Mika.

"Dia yang namanya berinisial K. Mungkin berada di sekitar kita karena saya tidak mengajaknya ke acara ini. Dan semoga kalian semua terhibur." Mika berjalan menuju piano memasang pelantang pada stand-mic lalu berkata, "Jaz-Dari Mata." Jarinya pun menari di atas tuts piano.

Matamu melemahkan ku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali kulihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Oh mungkin ini kah cinta pandangan yang pertama?
karna apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta mulai dari mana?
Oh dari mana?

Dari mata mu mata mu ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangnya
Dari mata kau buat ku jatuh
Jatuh terus Jatuh ke hati...

Dari mata mu mata mu ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangnya
Dari mata kau buat ku jatuh
Jatuh terus Jatuh ke hati...

(...)

((BERSAMBUNG))

Lamongan, 4 Oktober 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro