03 ; Bro-Sis Moment

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Langit cerah, matahari berwarna jingga, angin berhembus kecil. Pemandangan ala-ala drama korea saat dua pemeran utamanya sedang bersama dengan suasana romantis abis. Kalau keadaan alam seperti ini, ini waktu yang tepat bagi Jevian untuk ... minum es boba.

Jevian, si maniak boba nomor satu ini memang tidak bisa melepaskan kecintaannya terhadap boba setelah ia tinggal di Indonesia. Manusia setengah bule ini bahkan sering dimarahi oleh sang mama karena takut dia terkena diabetes tipe 2 kalau keseringan minum boba.

Sampai pernah disuruh exorcism gegara dikira kesurupan setan boba.

Jevian sudah berpakaian rapi sekali, turun dari kamarnya yang berada di lantai 2, dan bersiul ke arah Callina—adik bungsu sekaligus adik satu-satunya, yang sedang makan cookie coklat sambil rebahan di sofa dan membaca novel cinta monyet baru yang ia beli minggu lalu.

"Dek, yok ikut abang ke luar. Mau gak?" tawar Jevian menopang tubuhnya di sofa.

Callina melirik ke arah kakak beda 3 tahunnya itu dari atas ke bawah. Ia langsung bangkit dan menelan seluruh cookies di mulutnya lalu menggangguk dengan semangat 45. "Mau lah!"

"Sana siap-siap, abang tungguin di luar. Kita naik motor ye soalnya mobilnya mau dibawa mama nanti malam," kata Jevian.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Callina berlari ke arah kamar dengan sangat kencang. Sampai mau ke pleset dan diketawain sama Jevian. Emang abang laknat.

Tak sampai 5 menit, Callina sudah berpenampilan lebih rapi daripada sebelumnya yang cuman pakai kolor pinky-pinky motif hello kitty aja. Rambutnya dikuncir satu rapi dan membawa tas kesayangannya.

Jevian yang sudah menunggu di depan rumah dengan motor gede-nya pun langsung menyuruh Callina duduk di belakang dan melemparkan helm seukuran kepala Callina. "Pakai helm-nya, ntar ketilang polisi jadi berabe kita."

"Iya bawel."

Meskipun sambil mengomel, Callina akhirnya berhasil duduk dengan tenang. Jevian dan Callina segera berangkat menuju ke tempat 'tujuan'.

Sebetulnya, Callina cuman ikut-ikutan daripada bosan di rumah terus soalnya empat hari ini Callina izin sekolah karena sakit dan hari ini sudah lebih baik. Ada baiknya dia menyegarkan pikiran daripada tambah stress di rumah soalnya gadis itu dichat sama teman sekelas kalau PR dari guru udah banyak yang numpuk.

Plus, dia juga ingin sesekal8 ditraktir sama abangnya yang ganteng nan agak pelit ini sih. Hehehehe.

Eh, beneran tebakan Callina kalau dia bakal diajak ke mall sama Jevian. Tapi, senyum yang ia tampilkan hanya bertahan selama 5 menit karena setelahnya ia langsung menekuk senyumnya usai tau kalau mereka mau ke gerai boba. Lagi.

"Ihhh, Abang! Kok malah ke sini lagi sih?!" geram Callina memukul lengan kakaknya yang cuman menyengir saja, "aku maunya tuh ke restoran lain! Bukan boba lagi, boba lagi! Aku aduin ke mama nih nanti!"

Ancaman itu tidak lagi mempan bagi Jevian. Jurus andalannya adalah ia langsung menyogok Callina supaya tutup mulut ke tempat lain. Tapi, Jevian tetap membeli bobanya dulu. Boba is number one, Callina is number two.

"Pesen sup krim aja lo. Jangan makan es, nanti sakitnya kambuh lagi," kata Jevian usai menyeret Callina ke salah satu restoran terkenal terdekat dari tempat ia membeli boba.

"Nambah wafle sama pancake-nya juga ya, Abang," pinta Callina memasang wajah memelas dan agak merengek.

Mau menolak tapi kasihan, kalau dikasih takut ngelunjak. Jadi, opsi satu aja deh yang paling aman dipilih Jevian demi nyawa dan telinganya supaya tidak lagi jadi korban jeweran mama mereka.

Mereka makan ditempat. Jevian memperhatikan sekali hal-hal kecil yang dilakukan adik kecil nan manisnya ini. Meskipun di mata Arin memang Jevian adalah lelaki menyebalkan yang terlihat obses pada cewek itu, namun di mata Callina, Jevian adalah kakak idaman.

Hal-hal jahil yang dilontarkan padanya memang sudah biasa, Callina paham itu. Namun, Jevian tidak seburuk itu meski mereka adalah kakak adik beda ibu. Justru, Callina berterima kasih karena Jevian sudah menjadi sosok kakak yang baik sekaligus orang tua juga bagi Callina setelah ibunya meninggal karena kecelakaan. Sedangkan, Jevian masih mendapatkan kasih sayang dari ibunya karena orang tuanya kembali rujuk.

Tidak, Callina bukan anak hasil perselingkuhan. Ayah Jevian menikah kembali setelah bercerai dari ibu Jevian, dan rujuk kembali karena ibu Jevian merasa kasihan pada Callina yang kehilangan sosok ibu di usianya yang masih sangat muda.

Kakak beradik itu menikmati dunia mereka dengan tawa bahagia di tempat umum tanpa memikirkan dulu hari esok yang akan mereka hadapi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro