Film

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ya, aku menyukai seni. Seperti menari di atas penderitaan orang lain. Itu sangat mendebarkan!"
-------

Film.

"Tolong, jangan sakiti aku lagi, kumohon, jangan bunuh aku!"

Aku tersenyum entah ke berapa kali begitu mendengar jeritan kesakitan yang diteriakan tokoh utama dalam film yang aku tonton saat ini. Begitu sang antagonis menusuk kembali tubuh si tokoh utama, aku tertawa. Lemah sekali. Apa susahnya melawan pembunuh. Oh, iya lupa. Ini hanya film. Tokoh utama selalu dijadikan sasaran penderitaan. Kau pikir penonton sepertiku akan ikut ketakutan? Tidak, bodoh! Aku justru menikmati sesekali menyesali si tokoh utama yang bodoh dan lemah.

"Goblok. Pembunuh goblok. Udah tau sekarat bukannya dibunuh! Bikin kesal saja."

Aku terkekeh, meraup beberapa keripik ke dalam mulut. Berusaha menetralisir kegemasanku pada kedua tokoh tolol itu. Tidak lama, si tokoh utama bangkit dan berbalik menyerang. Namun aku lebih menyukai jika dia saja yang terbunuh. Bukan si antagonis goblok yang bisa saja membunuh hanya dalam sekali gorok. Ah, namanya juga film. Selalu disuguhi twist yang tidak diinginkan.

Suara ketukan pintu kamar membuatku mencebik kesal, siapa lagi kalau bukan wanita tua itu. Ibu.

"Jangan berisik! Kamu gak sadar ini jam berapa, hah! Tidur! Besok sekolah!"

Aku memutar mata, mematikan layar laptopku di pangkuan. Pukul setengah dua belas malam. Ya, padahal sedang seru-serunya aku menonton film. Main ganggu saja.

"Hei! Kamu dengerin Ibu, gak! Tidur!"

Aku menggumam pelan, beranjak tidur. Sekali lagi, aku mendengar suara deritan engsel pintu kamar terbuka. Aku yakin, Ibu sedang mengintipku tidur. Dan setelah memastikan aku tidur, Ia kembali menutup pintu sangat pelan. Ya, padahal aku tidak tidur sama sekali. Aku masih membayangkan kelanjutan nasib si tokoh utama. Ingin sekali aku melihatnya menderita. Ya, menderita seperti anjingku yang dulu pernah sengaja aku bunuh.

Aku mendesah pelan. Lupa. Besok hari pertama sekolah. Aku barusaja masuk kelas sepuluh. Tidak ada masa orientasi saat ini karena adanya pandemi Covid-19 setengah tahun lalu. Kau tahu, itu sampai memakan waktu lama untukku belajar darring dan terus saja melihat layar laptop sampai aku muak sendiri. Padahal aku ingin sekali merasakan kegembiraan bersama teman-teman sebelum dimulainya belajar. Secara real. Bertemu. Kau tahu, aku sudah tidak sabar melihat teman dibully dan disiksa orang lain. Itu sungguh menyenangkan! Kau akan berpura-pura tidak tahu, takut melawan senior, bersimpati, dan tidak menolong sama sekali.

Mendebarkan, bukan?

Sayangnya, belum ada kepastian perihal masa orientasi yang akan datang. Sudah bosan aku mengasah cutter yang selalu digunakan untuk membunuh beberapa hewan. Dan kepala mereka selalu kuabadikan lewat kamera ponsel. Sungguh menggemaskan. Rasanya aku sudah tak sabar ingin merasakan sensasi yang lain.

Membunuh manusia, misalnya?

----------

Gimana? Aku selingkuh naskah lagi 😂✌

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro