Keluhan Saya Terhadap Cicilan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini saya dikabarkan oleh HRD kalau BLT untuk pekerja sudah cair. Saya disuruh untuk cek saldo di ATM dan dianjurkan menginfokan kalau uang itu selamat sampai tujuan. Setelah buru-buru ke ATM ternyata saldo masih kosong. Saya berniat bertanya apa mungkin uang BLT bisa tidak sampai karena kecelakaan di jalan tidak memakai helm? Akan tetapi saya urungkan niat itu sebab takut diberi SP3 oleh beliau dengan alasan tidak sopan bertanya dengan candaan receh.

SP3 berarti PHK, dan saya tidak mau dalam keadaan new normal ini saya menjadi kaum new miskin. Rupa-rupanya istilah orang kaya baru sudah usang, jadi sekarang diganti orang miskin baru. Tapi kalau dipikir-pikir aneh. Sebelum Covid 19 muncul pun saya sudah miskin, lantas kenapa saya takut miskin padahal belum kaya? Bagi saya keadaan ini nggak jauh beda. Hanya masalah waktu saja saya akan mendapat giliran dikeluarkan dari pekerjaan kalau keadaannya terus begini.

Ini pun saya sedang bingung mau menghabiskan uang BLT ke mana. Bukan bingung mau belanja, tapi bingung hutang dan cicilan mana yang harus didahulukan karena semuanya sudah pada jatuh tempo. Gini emang kehidupan pemuda yang kurang edukasi tentang investasi. Gaji cuma numpang lewat buat bayar ke sana kemari.

Sudah seperti ini saya baru menyesal. Kenapa saya nggak beli emas saja dari pada buat DP cicilan motor. Dulu harga emas masih enam ratus ribu per gram sekarang sudah sekitar sejuta. Cicilan motor per bulan tujuh ratus ribu (Honda Beat, hehe), sekarang sudah dua tahun jalan. Kalau saja cicilan motor itu saya belikan emas tiap bulan, mungkin sekarang saya sudah nyayur mendapat untung tujuh juta! alih-alih sekarang rutin harus mengeluarkan biaya perawatan motor, belum lagi kalau ban bocor!

Tujuan membeli motor pun tidak berguna. Niatnya punya motor buat bonceng cewek. Dua tahun saya bayar cicilan, jok belakang motor masih perawan belum pernah sekalipun tersentuh oleh pantat cewek. Yang ada sekarang jok motor saya sobek karena tergores tembok rengginang waktu masuk gang sempit. Terpaksa saya tutupi dengan kantong keresek karena kalau kena hujan suka lama keringnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro