5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pembelajaran sudah selesai beberapa jam yang lalu, empat anak pemilik batu kristal elemen sudah pergi ke asrama mereka dan tidur dengan nyenyak. Berbeda dengan Seika yang  sejak tadi berada di depan Luz dan mereka mulai berbincang.

"Kau bilang tadi anak dia ada disini ? Siapa namanya ?!"Tanya Senka, memegang kerah baju Luz lalu menggoyangkan tubuh anak lelaki surai abu itu dengan kencang.

"Pertama-tama, bisakah kau tak membuat ku pusing karena ini ?! Astaga... Aku seperti melihat banyak domba dan bintang melayang di atas kepalaku."Ujar Luz, merasa pusing karena hey! Seika menggoyangkan tubuhnya dengan tenaga dalam dan cukup kencang.

"Baiklah, jadi siapa dia ?! RUSU SANG PEMILIK SIHIR CAHAYA ?! Jangan bilang Kradness ya ?! Anku ?! Araki ?! Naruse ?! Meychan ?! Piko ?! Gero ?! Atau siapa !?!"Tanya Senka dengan frustasinya.

Menyebut semua nama temannya yang menjuluki mereka dengan nama XYZ dimana Luz ketuanya.

"Bukan dari mereka, Aku yakin anak Xyz yang menjadi pkumpulanku bukan mereka tapi sosok yang kau tak sangkah dan tak kau pungkiri Sei."Ujar Luz.

Mendekati sosok itu lalu sedikit menunduk dan membisikkan sebuah nama yang membuat Seika membulatkan matanya dan menutup mulutnya yang menganga. Benar kata Luz, dia tidak menyangkah dan memungkiri sosok yang dia kenal polos itu adalah anak dari orang yang menyuruh beberapa orang untuk membunuh keluarga kerajaan barat, timur, utara dan selatan.

"Aku tidak ingin percaya dengan apa yang kau katakan Luz... Tapi aku harus percaya karena aku mengenalmu dengan baik, amat sangat baik."Ujar Senka.

Kedua anak berbeda jenis kelamin itu, tampak masih berbincang dan bernostalgia masa kecil mereka dengan di selingi canda tawa karena Luz yang dulunya Seika kenal sangat berbeda dengan Luz sekarang, artinya... Anak itu dulunya sangat pemalu, benar-benar pemalu dan setiap kedua orang tuanya berkunjung ke kerajaan barat, anak itu selalu diam dan bersembunyi di balik pohon saking malunya.

"Benar-benar sangat berbeda ya, Rusu."Ujar Senka, terkekeh.

"Ya, dan apakah Seika-san bakal tetap menutupi jati diri ? Dan mereka juga ?"Tanya Luz.

"Kita tunggu waktu yang tepat, Rusu."Jawab Senka.

Lama mereka berbincang hingga ketika langit berwarna orange membuat mereka harus kembali ke asrama, di asramanya Senka melihat teman satu kamarnya dan benar kata anak yang beranting bulan itu (Read : Amatsuki).

"Ah... Kau Kuroneko ? Sahabat Amatsuki ?"Tanya Senka ketika masuk dalam kamar asrama.

"Ya, salam kenal ya~ dan mohon bantuannya Seika-chan."Jawab Kuroneko.

Mereka berdua mulai berbincang dan Seika boleh jujur bahwa anak gadis ini sangat menarik perhatiannya dan dia sangat baik jika kau mengabaikan soal dirinya yang tomboy. di dalam lubuk hatinya, Senka berharap bahwa semuanya akan berjalan kedepannya dengan baik.

di tempat lain....

"Sampaikan kapan kau bisa bersembunyi, anak manis. Mari kita lihat, sampai dimana kau bisa melindungi adikmu dan tiga anak yang mengalami hal yang sama dengan adikmu. Putri mahkota Senka."

Seseorang terlihat berdiri dari sebuah kursi dan menatap kearah luar dimana hanya ada asap dan tanah yang tak memiliki tanda kehidupan, mata berwarna merahnya terlihat bersinar di dalam kegelapan.

Hanya menunggu tanggal dimana siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal kala.

Dan sampai kapan itu ?

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro