Kibo Si Konyol dan Pamela Si Receh

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pamela selalu salut kepada orang yang bisa tetap segar dan ceria setelah menghabiskan 45 menit berjemur di lapangan upacara. Mereka yang bahkan masih bisa bercanda berlarian memutar antero kelas, sedang Pamela hanya bersandar lesu dengan sebuah buku tipis sebagai kipas. Tidak ada yang salah, semua orang punya caranya sendiri untuk me-recharge energi mereka. Lalu, menghabiskan waktu seorang diri tanpa keterlibatan dan gangguan dari luar menjadi satu cara mujarab untuk Pamela.

Setidaknya sebelum senin paginya selalu diusik oleh cowok gembul yang kini berdiri di hadapan dengan wajah polosnya.

"Ngapain?" Pamela bertanya waspada.

Tiga detik pertama, Kibo membiarkan pertanyaan menggantung di udara. Hingga cowok itu tiba-tiba menggetarkan anggota tubuh seraya berdendang, "Seperti mati lampu ... ya, Sayang. Seperti mati lam ... pwuhuhu."

Seharusnya, Pamela mode normal akan melirik sinis dengan wajah datar. Namun entah kenapa, belakangan Kibo tidak pernah gagal untuk membangkitkan mood-nya. Teman sekelas justru heran, trik apa yang Kibo gunakan hingga cewek dengan julukan si-paling-judes di kelasnya ini mampu dibuat tertawa terbahak. 

Kibo layak diberi penghargaan karena selain susu pisang, dia mampu menjadi salah satu mood booster untuk Pamela.

Sebenarnya, Pamela bukan tipikal orang yang seperti itu. Ia bisa ramah, ia bisa menjadi sangat asik. Tetapi, satu yang tidak bisa Pamela sembunyikan; cewek itu tak ragu untuk menunjukan jika energinya sedang habis. Hal itu membuat teman sekelas menjadi segan untuk mendekati bahkan sekadar bertanya.

Pamela mode low energy akan bertolak belakang seperti biasanya. Berada di dekatnya akan merasakan aura mencekam. Untuk bertanya saja, harus mengumpulkan mental serta keberanian karena yang akan dihadapi merupakan manusia serupa macan yang tengah menanti mangsa. 

Pamela yang menjabat sebagai bendahara kelas merupakan satu hal buruk bagi sebagian orang yang selalu meluncurkan seribu alasan untuk membayar uang kas. Karena saat Pamela menagih hanya dengan tatapan mata, tak ada sedikit pun bantahan atau alibi uang yang ketinggalan. Wali kelas selalu memuji karena uang kas selalu lancar tanpa ada tunggakan.

"Sana, anjir! Perut gue sakit!" teriak Pamela di sela gelak tawa. Semu merah di pipi, serta mata menyipit dengan air mata yang nyaris tumpah menjadi bukti bahwa Pamela lelah dengan lelucon yang Kibo tunjukkan. 

Tiwi menggeleng kecil dengan sedikit kikikan. Ia heran, di balik kejutekan teman sebangkunya ... cewek itu memiliki selera humor di bawah rata-rata. Meski begitu, pemandangan saat ini jauh lebih baik daripada ia harus merasakan aura mencekam bahkan hanya dengan duduk di sebelah Pamela.

Kibo yakin, ia bisa melihat Pamela lebih tersiksa daripada sekarang. Alih-alih berhenti, tariannya semakin menjadi. Kepalanya bergerak maju mundur dengan kedua tangan yang diletakan di atas bokong. Pamela mengira Kibo sedang cosplay sebagai ayam.

"Apa, sih, gue capek!"

Benar saja, Pamela semakin terpingkal dengan air mata yang berjatuhan. Mulutnya mengeluarkan sumpah serapah tanpa suara.

Kibo tidak peduli walau Pamela kini berjongkok memegangi perut. Melihat Pamela terbahak membuat Kibo sedikit merasa bahagia. Jika Pamela menganggap ia sebagai pembangkit mood, Kibo pun sama. Ia merasa ada yang kurang jika sehari saja ia tak menganggu hidup tenangnya Pamela.

Kibo terpaksa menghentikan aksinya kala ketua kelas berteriak di ambang pintu saat melihat bu Neli di ujung lorong. Pelajaran pertama akan segera dimulai. Kibo melipir ke bangku dengan kekehan samar. Sedang Pamela mulai mengatur napas berharap tawanya segera reda.

Sepertinya, hari-hari Pamela tidak akan sedamai sebelumnya.

***

Bestieeeee.

Sebenernya ini tyduck terkonsep, ygy, wkwk. Mengalir sampai jaoh~

Belum tau juga mau kubawa ke mana. Niat awal pengin nulis yang ringan-ringan aja, nguehe. Update sebulan sekali di akhir bulan. Pasti update karena kalo enggak, ada yang dipotong tapi bukan bebek angsa /apasi.

Segitu aja, makasih buat yang udah mampir walau isinya ga jelas T-T

Salam,
Rismacakap

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro