[1.4] - Dua Nadia

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jantungnya berdegup ketika tatap layar ponsel. Perasaan tak karuan itu muncul kembali hingga hidup monotonnya berhias semburat pancarona.

Jemari panjangnya pun membalas.

Forky12

Paling aku mimpiin dia lagi.

Fuza

Kalo emang suka, bilang aja sama dia.

Rehan tatap robot di dalam sepetak hanggar kostnya.

"Seburuk itukah?" pikirnya seakan robot RG di hadapannya membalas.

Hidupnya tak lain menjadi ajang pencarian jati diri. Itulah yang ia utarakan pada Yurene, sesama anggota grup penulis yang juga mahasiswi Psikologi.

~y

Kenapa, Han? Udah baikan?

Forky12

Belum.

~y

Masih belum ketemu jawabannya?

Forky12

Belum.

Aku masih berdialektika dengan diriku soal ini.

Bahkan hingga mobil keluarganya berhenti tak jauh dari kos hanggarnya, perasaan itu masih ada.

Mereka benar-benar mirip, pikirnya selagi tatap foto gadis mungil di depannya.

Ya, nama dan fisik hampir serupa. Inikah namanya takdir? Pikirannya mengalir mengikuti lekuk demi lekuk perbukitan menghijau di sepanjang jalur selatan Jawa Barat. Menanjak dan menurun seiring pikirannya pun mengikuti setiap kelokan menuju Ciamis.

Ya. Liburan semester sudah dimulai. Ada untungnya menjadi mahasiswa yang libur lebih lama. Nyatanya, liburan pun sia-sia.

"Sial, gak ada sinyal," rutuknya selagi genggam ponsel di tangan.

Ketika ia pulang ke oven raksasa bernama Bekasi sekalipun, tak satupun senyuman tersungging di wajahnya.

Genangan air setinggi 1 meter menyambutnya di hari itu. Ironis. Ketika ia ingin istirahat sejenak, musibah seakan datang seperti domino.

Begitupun ujian yang berkecamuk di dalam dada.

Ketika ia mengungsi bersama keluarga dan para tetangga, pikirannya terbayang masa-masa indah SMA. Benar kata orang, masa SMA memang tak terlupakan. Terlebih dia, sang gadis berseragam putih-abu dari masa lalunya.

"Han! Rehan!"

Suaranya saja menghibur diri sesaat sampai banjir berangsur surut.

Tiba-tiba lamunannya buyar berkat sesosok gadis yang mengunggah foto manisnya di WasApp. Sepasang gadis wong kito galo berfoto manis dengan senyuman magis.

Wajahnya tersipu berkat gadis mungil di sebelah kiri foto.

"Mereka benar-benar ... mirip," ucapnya tatkala angkat ponsel selagi gunakan mode hemat daya super irit mengingat listrik belum berfungsi.

💐💐💐

Banjir pun surut. Ia kembali ke rumah sambil bersih-bersih. Ia nyalakan ponsel yang sudah terisi penuh.

Grup ini masih berisik, gumamnya berkat notifikasi lebih cepat dari kedipan mata.

Ia kembali ke grup menulis daring sesaat setelah banjir di awal tahun. Matanya selalu salah fokus dengan akun WasApp menjadi MomoSSR.

"Sepertinya gacha-nya sudah tidak ampas."

Namun, terbayang sudah foto yang masuk ke akun WasApp-nya kemarin.

Haruskah ia cerita soal pikirannya selama liburan? Ah, lupakan. Pasti para anggota grup kepenulisan lawak Cilegon Club berceloteh ReMil dan ReMil lagi. Pasti curhatnya selalu salah diartikan sebagai kode-kode asmara.

Ia ingin kapal nista itu karam. Nyatanya? Siapa tahu. Tuhan bisa saja membolak-balikkan hatinya dan menyatukan mereka!

Wajahnya tersenyum simpul berkat tingkah polah Nadia nan jauh di Palembang sana. Ia masih gadis berparas bocah, barbar, dan tak jauh beda dari Nadia di masa lalu yang sempat warnai hidup kelabunya.

Haruskah ia kirim pesan pribadi pada Nadia? Toh jika bicara di grup, semua jadi kacau balau.

Semua dari basa-basi status WasApp sewaktu pergi bersama Icha yang masih ada.

Forky12

Fotonya manis ya.

MomoSSR

Foto siapa?

Forky12

Cewek sebelah kanan.

MomoSSR

Itu Kak Icha. Dia onee-san banget 'kan?

Nad tuh pengen jadi onee-san juga 😤

Jemari Rehan berhenti sesaat. Jika ia katakan yang sebenarnya, apakah semua jadi kacau balau?

Tak lama berselang, pesan balasan dari Nadia masuk ke WasApp-nya.

MomoSSR

Kenapa Pedo-nii PC?

Apa yang harus ia balas? Pikirannya berkelana tak karuan. Ia buruk bila harus bicara dengan lawan jenis apalagi bila persis dengan mantan kekasihnya.

MomoSSR

Pedo-nii masih kebanjiran?

Lalu jemari Rehan membalas.

Forky12

Aku suka Marina Ismail.

Seketika suasana pun hening. Pikirannya ingin berkata "aku suka padamu" malah berganti pada tokoh anime yang baru saja ditontonnya sewaktu di Ciamis!

Lalu Nadia pun membalas.

MomoSSR

Pedo-nii suka sama Marina?

Siapa dia?

Kating di kampus?

Cantikan mana sama Nad ato Kak Icha?

Ya, begitulah Rehan. Pemuda kaku, kelabu, dan masih berkelana mencari jati diri itu memang buruk dalam masalah percintaan.

"Ah, sudahlah. Lagipula ini hanya cinta monyet. Lebih baik khilaf atau belajar biar IPK naik semester depan," pungkasnya lalu tinggalkan ponsel di atas meja belajar.

Semoga saja Rehan bisa menemukan jati diri dan cinta sejati sampai di surga-Nya kelak.

💐💐💐

NB:

onee-san: kakak perempuan, teteh, mbak, butet, uni, eonnie, ukhti, dll

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro